Part# 23

1K 142 15
                                    

Tidak ku baca ulang, mohon maaf jika ada typo atau kata yang aneh 🙏🙏 batreku keburu low, ntar malah gak jadi up hehe

Happy Reading

.
.
.






__

Karina yang hari itu membantu sang Ibu merawat bunga-bunganya disamping rumah, sesekali melirik pada rumah disampingnya. Sebenarnya sudah hal biasa sejak hari itu dia tidak melihat Winter dirumahnya. Namun sudah satu minggu dia tidak melihat mobil Winter, atau kegaduhan Winter dikamarnya.

Bahkan pembantu dirumah itu yang biasa datang dua hari sekali untuk membersihkan rumah keluarga Hassan itu tidak lagi ia temui. Ada perasaan ingin tahu dalam diri Karina, namun ia terlalu gengsi untuk bertanya pada sang Ibu.

"Karina, itu nyiramnya jangan disitu terus, bisa mati tanaman Bunda". Seru Tiffany sedikit keras karena sang anak yang sejak tadi tidak menghiraukan ucapannya.

Dengan salah tingkah, Karina menarik selang air dan mengarahkan pada tanaman lain, Tiffany menggeleng heran pada kelakuan anak keduanya itu.

"Hari ini kamu temenin Bunda belanja bulanan, gak ada penolakan". Karina berdecak kecil akan perkataan Tiffany, dia memang tidak ada rencana keluar setelah kemarin sang Ayah marah-marah karena dirinya yang terpergok hampir ciuman dengan Jungwoo saat mengantarnya pulang.

Karina membuang selang air dan mematikannya. Dia berjalan dengan menghentakkan kakinya, karena memang masih kesal pada Ayah dan Bundanya.


..

Tiffany mendorong troli kebagian daging, sementara Karina berjalan kearah snack.

Karina menarik banyak kaleng pringles berwarna pink, hingga memenuhi kedua tangannya, matanya menyorot tumpukan jelly, tetapi tangannya sulit untuk meraihnya.

Dia berdecak kesal, seharusnya tadi dia membawa keranjang agar mudah dibawa.

"Ehh kak, kak tolong ambilin itu dong dua". Karina menghentikan orang lewat tanpa tahu itu siapa.

Orang itu sempat kaget saat mendengar suara Karina, dan sebelum dia membantu Karina, dia membenarkan letak topinya, agar tidak dikenali.

"Makasih Kak". Karina berucap dengan senyum tidak repot-repot menelisik wajah pria yang menolongnya. Pria itu segera pergi.

"Bunda mana sih".








Winter keluar setelah membayar sebungkus rokok dan beer kalengan. Baiklah, tanpa siapapun tahu bahkan sahabat-sahabatnya jika Winter sebenarnya merokok, bukan perokok aktif hanya saja Winter selalu merokok saat pikirannya kacau.

Winter yang sudah berada didalam mobilnya segera melajukannya sebelum Karina mengetahui keberadaannya.

Winter pergi kesuatu tempat untuk menemui seseorang.

"Lo ngerokok?". Seseorang bertanya sedikit terkejut. Winter mengangkat bahunya acuh, lanjut menghisap gulungan tembakau itu.

"Okey gue minta ketemu bukan buat tanya itu, pertama gue mau minta maaf, gue kebawa emosi pas itu". Winter menoleh sesaat sebelum terkekeh, dia lanjut menghisap rokoknya.

"Gue bahkan gak pernah marah, kenapa kudu minta maaf sih. Santai aja, gue juga kalo diposisi lo bakal lakuin hal yang sama". Seru Winter ringan, seseorang orang itu merebut rokok milik Winter dan coba menghisapnya namun justru dia malah terbatuk.

Pacar (Sahabat) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang