Happy Reading
.
.
.__
Winter segera pergi ke Sekolah setelah mengantarkan sang Ibu ke Bandara untuk kembali ke California. Jessica awalnya ingin meminta izin pada Guru Winter agar anaknya itu bisa beberapa hari ikut dengannya ke California.
Tetapi Winter menolaknya, dia tidak ingin ketinggalan pelajaran, meski dalam hati dia membutuhkan pelampiasan agar tidak terus memikirkan perasaannya pada Karina.
"Hey". Minju datang, berseru dengan wajah cerah, membuat Winter tersenyum tipis.
Wajah Minju yang terlihat seperti bayi selalu bisa membuatnya sesaat melupakan kesedihannya. Minju orang yang positif, meski pendiam namun tidak sulit juga untuk berteman dengannya.
"Kok ada diluar, kan ini masih jam pelajaran?". Tanya Winter heran.
"Iya ini tadi diminta ambil buku ke perpus, ketua kelasnya sakit gak masuk". Winter hanya ber oh ria, keduanya terdiam sesaat sebelum Winter menawarkan bantuan.
"Gue temenin, kebetulan gue tadi izin sampe jam pertama selesai". Minju mengangguk. Dia tidak akan menolak jika itu tentang Winter. Pria yang sejak kemunculannya di hari pertama ia masuk sudah membuatnya tertarik.
Langkah keduanya beriringan dengan obrolan kecil seputar kegiatan mereka masing-masing, sampai Minju membahas Karina yang kemarin ditemuinya namun tiba-tiba pergi begitu saja.
Winter diam untuk mengira-ira jawaban kenapa Karina pergi terburu-buru dan membuat Minju khawatir. Tetapi itu harus menjadi hal yang tidak perlu ia pedulikan, maka Winter mencoba acuh.
Meski dia telah berjanji untuk tidak menampakkan dirinya didepan Karina lagi, namun dia baru benar-benar yakin kali ini setelah mendengar ceramahan sang Ibu semalam. Dia akan benar-benar melupakan perasaannya dan hal pertama, dia harus acuh apapun yang Karina lakukan.
Kecuali saat dia dalam bahaya dan tidak ada yang membantunya, Winter akan menolong sebagai sesama manusia.
"Mungkin dia baru inget hal penting kali jadi buru-buru. Lo kok tumben pulangnya jam segitu?". Winter tidak nyaman membahas tentang Karina, dan dia coba mengalihkan topik.
"Jadwal piket, aku malah gak sengaja numpahin air sabun jadi harus dipel. Yang lain udah pulang duluan".
"Lain kali biarin aja, gak usah dipel besok paginya juga bakal kering. Kan lo jadi pulang telat, tau gitu kan kemarin bisa gue anterin". Minju tersenyum mendengar jawaban Winter, perasaannya menghangat. Rasa senang akan perhatian Winter memenuhi hatinya.
Keduanya memasuki perpustakaan, namun menjadi kesialan bagi Winter saat kelas Karina ternyata belajar disana. Dia tidak sengaja menangkap sosok Karina yang sedang berdiskusi dengan tiga temannya.
"Ayo gue bantu nyari, buku apa yang lo harus bawa". Winter segera memutus tatapannya dan menarik lembut pergelangan tangan Minju, menelusuri tiap rak-rak buku yang tinggi.
Dan bahkan tanpa Winter sadar, Karina juga menyadari kehadirannya. Meskipun tidak melihat langsung, tapi Karina bisa melihat lewat ekor matanya. Namun gadis itu mencoba cuek dan kembali pada tugas kelompoknya.
..
Winter berjabat tangan dengan seorang pria paruh baya, setelah menekan persetujuan jual beli unit Apartemen. Dengan ditemani Jeno, mereka berdua langsung pamit menuju tempat tinggal Jeno, yang hanya berjarak satu lantai dengan milik Winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar (Sahabat) √
FanfictionKisah sepasang sahabat yang salah satunya jatuh cinta, akankah dia mampu mengubah tali yang mengikat persahabatan itu menjadi pasangan yang berbagi cinta ⚠️ GenderSwitch ⚠️ Semi baku ⚠️ 17+ Winter ⬆️ Karina ⬇️