Part# 15

1K 121 27
                                    

Siapain hati soalnya part ini bikin emosi, gedek, dll 😁

Just story, inget !

Happy Reading

.
.
.











__




Winter mendobrak pintu yang menurut Minah disini Jungwoo membawa Karina.

Beberapa kali dobrakan terasa sulit, bahkan tubuhnya mulai terasa sakit, tapi demi menyelamatkan sang gadis tercinta Winter tetap berusaha mendobrak pintu.

Brakk! Pintu terbuka dan betapa amarah langsung memuncaki Winter, pria itu dengan gusar menarik dan menyerang Jungwoo yang tengah menciumi leher Karina, bahkan Winter semakin dibuat kalap melihat bagian atas Karina sudah tidak mengenakan apapun, banyak bercak merah sikekitar leher dan dadanya.

"Bangsat! Anjing lo, gue bunuh lo!". Winter terus menghajar Jungwoo tanpa ampun, bahkan sampai pria itu tidak berdaya.

"Bajingan, Argggh!!". Satu pukulan telak menghantam wajah Jungwoo yang sudah terkapar tak berdaya, nafas Winter tersenggal sanking emosinya dia menghajar Jungwoo.

Diam-diam Jungwoo dengan sisa tenanganya menarik sesuatu dari balik saku celananya, sebuah seringai muncul dan..

"Lets play the game stupid". Ucapnya ditengah sisa tenaganya, Jungwoo menyuntikan sebuah cairan dileher Winter yang tengah lengah.

Kepala Winter memberat dan ambruk menimpa tubuh Jungwoo. Pria yang wajahnya dipenuhi lebam itu menyingkirkan kasar tubuh Winter dari atasnya lantas bangkit dengan susah payah. Dia meludahkan darah dari mulutnya pada lantai tepat dimana Winter tak sadarkan diri.

"Lo gak akan bisa ngerusak recana gue bodoh". Serunya dengan sedikit rintihan.

Jungwoo berjalan kearah pintu dan menutupnya sebelum ada yang melihat, kemudian dia kembali menghampiri Winter dan menyeret pria itu ke atas ranjang dan menidurkannya disisi Karina.

Jungwoo dengan semua ringisannya tetap berusaha melepaskan semua pakaian milik Winter, dan setelah Winter benar-benar naked kemudian pria itu merangkak pada sisi Karina, dia juga melepaskan sisa pakaian yang berada di tubuh Karina.

Setelahnya Jungwoo menatap Karina dengan tatapan yang dibuat sedih, diusapnya sisi kepala milik sang kekasih "Maaf ya sayang, temen bodohmu ini yang buat aku begini". Jungwoo mengusap leher Karina dan tersenyum setelahnya.

"Bagus banget tato bikinan aku, lain kali kita bikin lagi ya".

"Tubuh kamu juga bagus, kamu bakal jadi sumber uangku, tapi nanti setelah aku cicipin kamu ya, sekarang ikutin aja dulu permainannya, aku sayang kamu baby". Jungwoo menarik diri dan menyelimuti keduanya, dia sekali lagi tersenyum layaknya psycho, memotret keduanya penuh kepuasan bahkan luka-luka diwajahnya tidak dia hiraukan.

"I love you". Dan setelahnya Jungwoo keluar dari kamar itu untuk menunggu ledakan sesuai rencananya.






"Babe wajahmu?". Jungwoo menepis tangan Minah yang mencoba meraih wajahnya.

Ternyata Minah sejak tadi menunggu dibalik pintu setelah sebelumnya juga ikut andil membius Jeno dan menyeretnya ke gudang.

Jungwoo pergi dari sana dengan ringisan sakit, dia akan bersiap untuk kejutan esok pagi.

Pacar (Sahabat) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang