Part# 14

914 126 9
                                    

Happy Reading

.
.
.









__


Karina baru saja turun dari mobil Winter dan langsung mendapat sambutan hangat dari sang kekasih. Winter tentu saja dapat melihat Karina yang langsung memeluk Jungwoo mesra, jemari Jungwoo yang membenarkan anak rambut Karina.

Pemandangan itu terlalu mencubit hatinya, dia pikir setelah pergi ke pasar malam hari itu, Karina bisa sedikit jauh dari sang kekasih namun nyatanya Karina masih tetap menempel pada Jungwoo.

"Nanti pulangnya bareng aku ya, aku mau ajak kamu makan di cafe temen aku". Karina mengangguk dengan senyuman, gadis cantik itu melirik pada Winter yang baru saja menutup pintu mobilnya.

"Makasih Winterku, kamu emang sahabat terbaik deh". Jungwoo melihat pada Winter yang hanya mengangguk tanpa semangat justru terkesan tidak suka.

"Bodoh. Karina udah cinta mati sama gue, gak akan gue biarin lo ngerusak rencana gue". Batin Jungwoo menyeringai, yang tanpa dua anak manusia itu ketahui.

"Yaudah Rin, aku duluan". Karina mengangguk sebagai balasannya. Dan setelah kepergian Winter, Karina kembali berfokus pada kekasihnya dan mengajaknya segera memasuki gedung sekolah.









..

Winter menguap untuk kesekian kalinya, mendengar penuturan sejarah dari pak Kyungsoo justru malah membuatnya mengantuk. Dia terus melirik rolexnya, berharap jam istirahat segera berbunyi, namun entahlah, kenapa hari selasa selalu terasa lebih panjang.

Hoamm..

Karena matanya yang terlalu lelah, dan rasa bosan yang memenuhi dirinya, Winter beranjak dari bangkunya, dia membuka suara untuk ijin ke Toilet dan mendapat persetujuan dari sang Guru.


Winter membasuh wajahnya dan rasa segar memenuhi wajahnya, dia menarik tisu didekat wastafel dan mengusap sisa air mengalir diwajahnya.


Berfikir jika kembali ke kelas akan kembali mengundang rasa bosannya, akhirnya Winter memilih duduk-duduk saja di bangku panjang koridor, dia memejamkan matanya menikmati kesunyiannya sampai sebuah suara membuatnya terpaksa membuka mata.

"Minju? Ada apa..". Tanya Winter menenggakkan tubuhnya.

Dapat Winter lihat, ada gurat cemas dari wajah cantik didepannya, namun entahlah winter tidak bisa menebaknya.

Sementara Minju yang bingung namun juga terlalu enggan, hanya dapat menatap Winter dengan kebimbangan, memikirkan berbagai kemungkinan jika dia mengatakan masalahnya.

"Kenapa, lo sakit?". Minju menggeleng.

"Laper?". Minju masih menggeleng dan Winter sudah tidak bisa menebak, karena moodnya juga sedang buruk akibat kemesraan Karina dan Jungwoo tadi pagi.

"Aku melupakan jadwal merahku, dan aku tidak membawa pembalut, bisa kasih tau dimana aku bisa membelinya". Penjelasan Minju sangat terdengar penuh keraguan dan ketakutan, tapi Winter malah terkekeh dan membawa Minju menuju toko didekat Sekolahnya.

"Harus keluar sekolah sih, tapi deket kok, ntar lo tunggu depan pos satpam aja, biar gue yang beli. Lo biasa pake yang apa?". Minju hanya mendengarkan, sedikit malu akan perkataan Winter.

Tapi apakah Winter tidak malu membeli barang perempuan seorang diri, karena kebanyakan pria akan merasa malu.

"Karina sering lupa bawa begituan, dan gue yang sering beliin jadi udah biasa sih". Winter seakan tahu akan gelagat tak yakin dari Minju.

Pacar (Sahabat) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang