Part# 11

902 122 7
                                    

Happy Reading

.
.
.











__

Karina yang sudah duduk sejak lima belas menit yang lalu, menunggu sosok disampingnya untuk membuka suara, tapi Winter hanya diam memejamkan matanya bersandar pada kursi disekitar danau.

Udaranya memang menyenangkan, sejuk dan damai. Tidak banyak orang juga berada disana, mungkin bisa dihitung jari, itu juga jaraknya cukup jauh membuat suasana hening begitu mendominasi.

"Rin?". Lirihan Winter dengan masih memejamkan matanya membuat Karina berdehem menoleh pada sang sahabat.

Karina mengamati paras rupawan sang sahabat, dia tidak akan menampik untuk mengatakan jika Winter orang yang sangat tampan, didukung oleh kepribadiannya yang baik, membuat sosoknya mendekati sempurna.

Bahkan jika dibandingkan dengan sang kekasih, Winter masih unggul. Namun tetap saja hubungan mereka hanya sahabat, dan Karina sudah terlalu nyaman dengan itu.

"Apaan, udah maksa aku, sekarang cuma mau nyambut angin gitu aja? Tau gitu aku pulang bareng Jungwoo aja. Biarpun diem-dieman tetep aku suka". Karina bisa mendengar suara Winter yang terkekeh kecil, membuatnya mengernyit tak mengerti.

"Sekarang kamu udah sama Jungwoo terus, akunya dilupain. Udah gak suka ya keluar bareng aku". Winter masih mengutarakannya dengan mata terpejam dan nada suara yang tenang.

"Ya gak gitu Win, kan aku pacar Jungwoo masa aku apa-apanya sama kamu, ntar Jungwoo malah salah paham". Winter membuka matanya, dan menatap Karina penuh.

Winter memandangi wajah yang sudah dilihatnya sejak usianya baru satu angka, bahkan saat kecil mereka pernah mandi bersama setelah bermain hujan.

Seolah semua kenangan itu kembali menyapa, Winter dapat mendengar suara ceria mereka yang saling bersahutan. Sungguh indah masa itu, dimana mereka tidak perlu memikirkan hal ini itu yang membuat kepala pusing.

"Ihh malah ngelamun". Sungut Karina mulai kesal.

"Aku mau ngomong tapi aku gak yakin kamu mau denger".

"Ya udah mau ngomong apaan sih, kok kayaknya berat banget gitu?".

Winter menolehkan pandangannya lurus pada air danau yang beberapa puluh meter didepannya, dia menghela nafas dalam, tangannya meremas lembut, meyakinkan diri untuk mengatakannya apapun balasan yang akan Karina berikan.

"Tuhkan diem lagi".

"Aku pulang aja lah". Karina yang terlanjur malas hendak berdiri sebelum tangan Winter menahannya.

"Plis ini juga sulit buat aku bilang, tapi kamu harus dengerin aku". Keduanya saling menatap, menyelami iris masing-masing.

"Soal Jungwoo,". Winter menjeda sejenak ucapannya.. "Dia gak sebaik yang kita kira". Karina mengernyit tidak mengerti.

"Maksudnya gimana aku gak ngerti". Winter mendesah dan membuang muka. Sebelum berucap dia manarik nafasnya dalam.

"Putusin Jungwoo ya, jauhin juga. Dia gak pantes dapetin cewek sebaik kamu, dia--".

"Dia mucikari Rin". Winter menyelesaikan perkataannya setelah diserang gugup namun suara tawa Karina membuatnya terburu menoleh.

"Ya ampun Win, kamu abis nonton drakor pasti. Mana ada anak SMA jadi mucikari. Udah ah ayo balik udah mau malem nih". Karina berdiri dan berjalan lebih dulu Winter segera mengejarnya.

Pacar (Sahabat) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang