Part# 4

884 125 10
                                    

Happy Reading

.
.
.











__

Kenyamanan yang Karina berikan harus berakhir saat seseorang datang dan menyerukan nama Karina.

Winter mendongak, ada Jungwoo yang sudah berdiri dihadapan Karina yang juga entah sejak kapan sudah beranjak dari duduknya.

Winter mengamati itu dengan perasaan tidak rela. Karina yang tampak malu-malu dihadapan Jungwoo bahkan sesekali pipinya bersemu merah, hanya karena sebuah pujian yang harusnya sudah biasa didengarnya "Kamu cantik".

"Yaudah nanti aku tunggu didepan ya". Karina mengangguk dan Jungwoo pergi dengan Karina yang masih memperhatikannya dengan senyuman bahagia.

"Kok di iyain sih, kan tadi katanya mau belajar bareng di perpustakaan kota". Winter berdiri dan protes, tapi Karina malah menyuruhnya diam.

"Gimana sih Win, ini tuh kesempatan aku biar bisa makin deket sama Kak Jungwoo. Belajarnya besok-besok aja ya atau gak nanti dirumah kamu aja". Winter menghela nafas, dia memandang Karina yang masih melihat kepergian Jungwoo.

"Terserah kamu deh. Aku duluan ada kuis". Dan Karina tidak membalas, dia bahkan tidak sadar dengan kepergian Winter yang moodnya turun.



















Sepanjang jam pelajaran berlangsung Winter tidak bisa benar-benar fokus, pikirannya terus memikirkan banyak kemungkinan jika Karina bersama Jungwoo. Hatinya menjadi tidak nyaman, apapun yang coba dilakukan agar terhindar dari memikirkan Karina, namun selalu gagal.

"Mulai aneh tuh". Somi berbisik yang mendapat anggukan Ryujin. Ryujin memperhatikan Winter sejak pria itu sempat ditegur sang Guru karena tidak menyahut saat dipanggil.

"Lo tebak karna apa?".

"Gak usah ditebak juga, kalo Winter galau begitu yang cuma satu, karna tuan putrinya". Kedua Pria itu mengangguk seraya memperhatikan dengan prihatin, dan tanpa sadar mereka malah saling meremas tangan.

"Anjing lo ngapain nyetuh gue goblok. Jijik gue". Ryujin menghempas tangan Somi, dan bertingkah seolah habis menyentuh sesuatu yang menjijikan.

"Lo sat yang grepe-grepe gue, ewww". Keduanya saling membuang muka.

"Berisik lo berdua, tuh ngerti gak". Salah satu teman kelas mereka menegur.

Winter sebenarnya sadar sedang menjadi pembicaraan dua temannya, namun dia terlalu malas untuk menanggapinya. Dia hanya akan diam memperhatikan sang Guru meski banyak tidak fokusnya.

Bel istirahat menggema membuat orang-orang seperti zombie kelaparan. Mereka saling berdesakan keluar kelas.

"Iye gue percaya yang ntar malem mau diner sama Minah". Lucas duduk disamping kanan Jaemin.

"Minah siapa? Gebetan baru..". Jaemin mendongak, menatap pada Jeno yang duduk disamping disisi kirinya.

"Kirain dah tobat lo". Chaeyeon menyahut tanpa memandang Jeno.

"Eh Win, gue ada info tambahan". Menghiraukan Suara-suara lainnya, Jeno lebih tertarik mengatakan sesuatu pada Winter yang duduk didepannya sedikit serong.

"Perasaan gue cuma gak nongkrong semalem doang, kok kayak gue ketinggalan banyak gosip".

"Ada apa sih". Ryujin merelakan makanannya demi menatap Jeno yang sudah serius.

Pacar (Sahabat) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang