4. Kedua Kalinya

157 23 1
                                    

***
Eyang bilang kalau Azura sangat kesepian, gadis itu menderita, tidak memiliki siapa-siapa untuk dipercayai, tapi kenapa hari ini Angkasa melihat Azura sedang makan berdua dengan seorang lelaki yang tidak diketahuinya.
Angkasa tahu betul segalanya mengenai Azura. perempuan itu selalu memberitahunya sesuatu. Angkasa tahu dengan siapa gadis itu berteman, siapa dosen menyebalkan yang selalu diadukannya, Angkasa tahu segalanya tentang Azura, tapi kenapa yang satu ini tidak.

"Kamu dengar, nggak. Sih!"
Angkasa teralihkan. Melihat kekasihnya sedang cemberut karena tidak fokus mendengar ceritanya.

"Kamu lihat apa, sih?" Tanyanya. Gadis itu mengikuti arah pandang Angkasa.

"Kamu kenal dia?"
Angkasa langsung menggeleng, Lalu kemudian menyeruput kopinya. "Kamu kapan ke Jakarta?" Angkasa bertanya namun matanya tak fokus pada Anara.

"Nanti malam, Kamu antar aku kan?"
Angkasa langsung mengangguk menyetujui.

"Yaudah, kita balik ke hotel kamu, kamu harus siap-siap" Angkasa berdiri terlebih dahulu, lalu meraih tangan Anara dan menggandengnya.

Angkasa sengaja lewat tepat di samping Azura agar gadis itu menyadari kehadirannya dan setidaknya memberinya penjelasan. Namun gadis itu sama sekali tidak menyadari jika di cafe itu ada dirinya. "Heh, terserah, yah!"
Angkasa kesal sendiri.

Sebelum menjalankan mesin mobil, Angkasa masih merasa dongkol. Lelaki itu mengambil ponsel dalam saku celananya dan mengirim pesan Whatsapp pada Azura.

Gue Jemput di halte setelah Lo ngajar, nggak ada penolakan

***

Azura sampai terheran-heran. Ada apa dengan Angkasa? Lelaki itu mengiriminya pesan mengatakan akan menjemputnya...
Oke, tidak apa-apa.
Gadis itu meletakan ponselnya dan kembali fokus pada lelaki di depannya. "Bagaimana menurut kamu?"

Azura mengangguk sembari tersenyum. Rencana mengunjungi Panti Asuhan bersama Angel Squad terdengar begitu menarik. Atensinya teralih penuh pada rencana kali ini.

"Untuk ide-ide yang lainnya, kamu bisa share ke grup" Azura mengangguk. "Kalau begitu aku pamit dulu, sampai jumpa di Black beens Sabtu nanti"

Gadis itu pamit, keluar cafe lalu menaiki grab car yang sudah di pesannya.

Ketika dalam perjalan ke tempat mengajarnya, Azura berfikir, apa yang akan terjadi jika Eyang tetap kekeuh menikahkannya dengan Angkasa?, bagaimana Ia akan menghadapi Tante Anggi?, Apa yang akan terjadi pada Anara?, atau Bisakah Angkasa meninggalkan Anara demi Dia?, atau Apakah di sungguh menerima permintaan Eyang untuk menikah dengan Angkasa?.

Bahkan ketika gadis itu telah selesai mengajar, jam sudah menunjukan pukul 09 malam. Ada pesan Whatsapp dari Angkasa, buru-buru Azura menuju halte, mengira Angkasa sudah menunggunya. Namun begitu sampai disana, ia mendapati pesan Angkasa yang kembali menyuruhnya untuk menunggu sebentar lagi. Lelaki itu bilang akan menjemputnya.

Azura menunggu. Jalan raya yang ramai sedikit menghiburnya, suara klakson mobil yang bersahutan, hembusan angin malam yang bahkan Azura tidak merasa dingin walau hanya memakai dress lengan pendek. Semua itu Azura nikmati.

Tidak terasa sudah satu jam Azura menunggu, gadis itu kemudian menghubungi Angkasa, namun lelaki itu tak menjawab.
Karena bosan, Azura membuka instagram, lalu yang paling pertama dilihatnya adalah postingan Angkasa dengan foto langit malam, Azura melihat lokasi di bawah nama Akun Angkasa, dan gadis itu tersenyum kecut.

Bandara...

Hufttttttt

Azura menarik nafas panjang lalu membuangnya, tapi kenapa dadanya terasa sempit?

This is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang