13. Khawatir Juga

129 21 0
                                    

***

Sejak kembali dari liburan di raja ampat dua minggu yang lalu, keesokan harinya Angkasa kembali ke jakarta bersama anggota keluarga yang lain, meninggalkan Eyang dan Azura kembali dalam kesepian. Gadis itu sama sekali tak berharap dengan pernikahan ini, tidak ada juga yang berubah, hubungannya bersama Angkasa tidak bertambah erat ataupun dekat. Tidak ada tambahan intensitas percakapan bahkan setelah ciuman pertama mereka hari itu.

Hanya saja, Azura beberapa hari belakangan ini sering mereply insta story Angkasa, dimana lelaki itu seolah-olah sedang memberinya kabar bahwa ia makan dengan teratur dan baik. Seperti siang ini, Azura kembali mendapati story yang menunjukan beberapa hidangan jepang diatas meja, Azura tersenyum menyadari bahwa Angkasa sedang memberinya kode atau apapun itu namanya. Lalu kemudian ia akan membalas story itu seperti sebelum-sebelumnya. Saat jarinya mengetik di kolom pesan, gadis itu menyadari sesuatu, mendapati pantulan seorang wanita di gelas bening lelaki itu. Jelas wanita, karena Azura bisa melihat rambut panjang itu dengan jelas.

Seperti sedang memastikan sesuatu, gadis itu mengurungkan niatnya untuk mereply story tersebut, ia kemudian mengetuk sisi kiri ponselnya dan mendapati story yang tidak jauh berbeda dengan story yang tadi di lihatnya, foto hidangan makanan korea yang khas akan biji wijennya. Namun tidak lagi seperti sebelumnya yang menemukan pantulan seorang wanita, kali ini Azura benar-benar menemukan sebuah lengan dan rambut panjang seperti di story sebelumnya. Azura tidak salah lagi, wanita itu adalah Anara. Pasti Anara.

Entah mengapa Azura merasa sesak di ulu hatinya, matanya mulai panas, namun segera ia mengendalikan dirinya, mengerjapkan matanya beberapa kali agar cairan bening itu tak luruh dan mengalir di pipinya. Bayangan ciuman pertama mereka hari itu lewat di di pikirannya, lalu kemudian ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

Hanya saja, ia merasa tak puas mengingat setiap malam Angkasa mengiriminya pesan, bertanya tentang kabarnya dan juga bagaimana ia menjalani harinya, karena itu ia segera keluar dari aplikasi instagram dan mendial nomor lelaki itu. Hanya terdengar tiga nada hubung sampai gadis itu mendengarkan suara Angkasa. "Halo, kenapa Bintang", Azura membisu, berusaha mengendalikan dirinya. "Nggak, kamu lagi dimana?"

"Lagi sibuk, kenapa?" Padahal gadis itu bertanya posisinya sedang dimana, namun ia mendapat jawaban yang salah. Gadis itu tersenyum miring.

"Nggak kenapa-kenapa, kamu kapan kesini?"

"Masih belum tau, nanti aku kabarin kalau udah mau kesitu-"

"Kalau nggak ada apa-apa, aku tutup teleponnya yah, lagi sibuk soalnya"

Dan tanpa mendengarkan jawaban Azura, lelaki itu memutus sambungan begitu saja.

Azura berdiri dari duduknya di gazebo fakultas, berjalan dengan mantap kearah parkiran untuk menjemput motornya. Hari ini ia ingin menghibur dirinya dan mengembalikan moodnya yang tiba-tiba rusak, padahal ia berharap ada hal baik hari ini karena kepalanya sudah pusing dengan revisi dan antek-anteknya.

Tujuan pertama gadis itu untuk self healing adalah mengunjungi salah satu mall dan menikmati kesendiriannya.

***

Setelah makan siang bersama rekan-rekan kantornya, Angkasa segera kembali ke kampus dan mengurus segala persiapan ujian tesisnya, lelaki itu terus diburu dengan ceramah- ceramah sang ibu, menyuruhnya untuk segera menyelesaikan segala urusannya di jakarta dan kembali ke malang bersama istrinya.

Angkasa tidak tau mengapa Ibunya menjadi berbalik dan mendukung pernikahan keduanya, padahal sebelumnya wanita tua itu adalah garda terdepan untuk menolak rencana konyol Eyang pada waktu itu.
Wanita itu juga terlihat sangat menerima Anara, beberapa kali bertemu dengan Anara dan mengadakan temu makan siang bersama, hingga Angkasa bingung ia sedang menjalani takdir seperti apa.

This is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang