5. Rencana Batal

139 18 0
                                    

***
Eyang sakit. Saat Azura baru saja selesai rapat rencana kunjungan panti asuhan sepuluh menit yang lalu, Mas Abyasa mengabari jika Eyang ditemukan pingsan di kamarnya. Sekarang mereka sedang menunggu di Rumah Sakit.

Karena itulah Azura segera melajukan Scoopy merahnya.

Ketika sudah sampai disana, Hal yang paling pertama dilihatnya adalah keberadaan Anara, kekasih Angkasa.

Apa yang sebenarnya terjadi?

"Mas, bagaimana keadaan Eyang?" Gadis itu berlari kearah pintu yang tertutup, melihat Eyang yang sedang di periksa oleh Dokter.

"Azura, kamu tenang dulu. Eyang baik-baik saja"
Mas Aby menuntun gadis itu untuk duduk.

Setelah menenangkan diri, Azura kembali bertanya. "Apa yang terjadi? Sebelum aku pergi tadi Eyang baik-baik saja"

Mas Aby melarikan matanya pada Angkasa, hal yang sama di lakukan gadis itu setelah melihat reaksi Masnya.

"Angkasa membawa Anara bertemu Eyang" Mas Aby akhirnya menjelaskan.

Namun tatapan Azura tak pernah lepas dari Angkasa. "Kita bicara sebentar"

Gadis itu berdiri dari duduknya dan berjalan lebih dulu, lalu diikuti oleh Angkasa setelah lelaki itu menarik nafasnya panjang.

Keduanya berhenti di Taman Rumah Sakit.

Sesaat kemudian Azura hanya diam saja, sampai kemudian gadis itu bergerak dan menghadap Sepupunya.

"Kamu serius, nggak ingin menikah denganku?"

Angkasa menatap mata gadis itu, mata yang tidak bisa memberi jawaban atas segala pertanyaan-pertanyaannya.

"Bintang, Gue tidak mungkin nikahin Lo sementara Gue ada Anara"

Mendengar itu, Bintang Azura menutup mata dan mengurut pangkal hidungnya. "Aku tidak ingin memaksamu, tapi Aku tidak akan sanggup melihat kekecewaan Eyang seperti ini"

Angkasa merasa terpojok. "Jadi menurut Lo, Eyang jatuh sakit hari ini karena Gue?" Tanyanya dengan raut jengkel.

"Tentu, kalau kamu nggak berbelit-belit kayak gini, hari ini Eyang nggak akan jatuh sakit" Azura berkacak pinggang dengan tangan kanan yang menunjuk Angkasa.

Lelaki itu berang. "Salah satu alasan Gue untuk nggak nikahin Lo itu, karena ini. Lo egois tau nggak"

Ia pergi. Azura menatapnya tak percaya. Tapi kata-kata Angkasa tentang dirinya yang egois melukai dirinya, jika memang Azura adalah orang egois, ia akan ikut menolak rencana pernikahan ini bukan?

Coba katakan, siapa yang egois sebenarnya.

***

"Gini aja, gimana kalo Gue yang nikahin Lo"

Azura menabok lelaki di sampingnya.
"Jangan becanda, deh!"

Aizat mengelus lengannya. "Lagian, kenapa Eyang harus nikahin Lo sama Angkasa, kenapa nggak sama Mas Aby aja? Ngadi-ngadi tuh, Eyang."

Kali ini telinganya menjadi sasaran. Dengan senang hati gadis itu memelintir kuping sepupunya.

"Awsshhh, Lo bar-bar banget sih, jadi cewek. Makanya sampe sekarang Lo nggak ada pacar. Ya karena ini"

"Zat, Gue serius, Ih!" Gadis itu merajuk.

Aizat menghentikan tawanya. "Kalo sama Gue ngomongnya Lo-Gue, kalo sama Angkasa aja ngomongnya Aku-Kamu. Lo nggak suka kan sama Angkasa?"

Azura terlihat gelegapan. "Apaan coba? Mendingan Mas Aby dari pada Angkasa"

Gadis itu kembali termenung, isi kepalanya sudah semrawut. Sampai hari ini belum ada penyelesaian tentang rencana pernikahannya dengan Angkasa. Tante Anggi juga menolak, apalagi lelaki itu. Tapi kenapa hanya Azura yang di pandang jelek oleh semuanya?

This is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang