7. Kunjungan Panti

127 19 0
                                    

Tolong typonya bantu tandain yah...

***

Azura membuang nafas kesal. Hari ini Aizat menghubunginya dan mengatakan tidak bisa mengantar gadis itu ke Panti, padahal Aizat sudah janji padanga. Jika Aizat ada di sini, ia akan mencakar wajah tampan sepupunya itu.

Azura yakin sudah sangat terlambat, tapi ia tidak bisa menggunakan Scoopynya karena ada banyak sekali barang bawaannya. Ini semua gara-gara Aizat. Ia bilang akan mengantarnya dan Gadis itu percaya, lalu semua barang bawaan Azura berinisiatif untuk memuat di mobilnya nanti, karena mobil Rayyan - atau lelaki yang ditemuinya di kafe kemarin akan di gunakan sebagai mobil penumpang Angel Squad.

Gadis itu masuk kedalam rumah, berharap bisa menemui siapapun yang bisa membantunya. Mas Aby sepertinya ada.

Ketika gadis itu meminta, Kakak sepupunya dengan senang hati memberi bantuan.

Azura segera turun untuk memuat barang-barang, tapi barang-barang itu sudah tidak di tempat, malah menemukan sepupunya yang super tengil dan manja sedang menutup bagasi.

"Barang-barangku mana?"
Gadis itu bertanya. Aizat menunjuk ke mobil dengan dagunya.

"Maksudnya?"

"Aizat tadi telepon aku, suruh anterin kamu ke panti yang mau di kunjungin" Lelaki itu berjalan melewati Azura dan masuk ke dalam mobil.

Azura mengikuti. "Nggak perlu, ada Mas Aby yang nganter"

"Barangnya udah aku masukin. Kamu serius mau di keluarin lagi?"

Azura menggigit bibir dalam dengan gemas. Sayang sekali kalau barang-barangnya harus di keluarkan lagi padahal sudah tersusun rapih di bagasi. "Aku bilangin Mas Aby dulu kalau gitu, bentar!"

Gadis itu berlari masuk, mendapati Mas Aby sedang turun dari tangga. "Mas Aby, maafin aku ngerepotin, Mas Aby"

"Nggak ngerepotin. Ayo!" Lelaki itu berjalan keluar setelah mengambil kunci mobil.

"Nggak jadi, Mas. Ada Angkasa yang bakal nganter" Azura sebenarnya tidak ingin menolak dan membuat Mas Aby kecewa, tapi...

"Aku aja yang nganter, aku udah siap"

Azura menahan kakak sepupunya. "Tapi Angkasa udah di mobil, barang-barangnya juga udah dimuat di mobil. Maafin Azura yah, Mas"

Lelaki itu tersenyum walau nampak raut kecewa di wajahnya. "Yaudah. Kamu hati-hati di jalan, Pulang nanti Mas jemput"

Gadis itu langsung mengangguk mengiyakan. Mencium tangan Masnya lalu segera berlari keluar karena Angkasa terus membunyikan klakson.

"Sabar, kenapa sih!" Katanya sembari naik ke mobil dan duduk disana.

Angkasa memasang seatbeltnya lalu menyalakan mesin. "Kamu udah lambat banget" kemudian memperhatikan gadis itu yang terlihat kerepotan dengan beberapa paper bag yang di taruh di kursi belakang.

Angkasa menarik seatbelt Azura, menariknya dan memasangkannya. Bersamaan dengan itu Azura membalik diri ke depan dan wajah mereka bertemu. Sangat dekat, hingga keduanya bisa saling menghirup nafas masing-masing. Angkasa masih fokus memasang seatbelt, dan ketika pekerjaannya beres, lelaki itu menemukan wajah Azura di depannya.

Untuk beberapa saat keduanya saling menatap lama. Fokus Angkasa pada bibir merah sepupunya yang harum strawberry, rasanya sangat manis di hidung.

Gadis itu menemukan Angkasa menelan salivanya. Melihat itu Azura tiba-tiba saja gugup dan hawa panas mulai menggerogoti dirinya, rasanya seperti udara sedang menipis, tapi kenyataannya gadis itu yang menahan nafas tipis.

This is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang