11. Family Moon

126 21 0
                                    

***

Saat Tante Anggi menelpon, mengatakan bahwa mereka harus bersiap pagi ini karena sebentar lagi mereka sekeluarga akan terbang ke Raja Ampat, Family Moon katanya. Azura rasanya ingin pingsan saja.

Ternyata Eyang tidak main-main soal pernikahan ini. Wanita tua itu sungguh menginginkan masa tuanya dihabiskan bersama keluarganya. Bahkan sebelum Tante Anggi menutup telepon, Eyang tak lupa mengingatkannya untuk segera memberi cucu, padahal mereka baru saja menikah kemarin.

Dan karena itulah sekarang gadis itu dengan terpaksa membangunkan Angkasa yang masih mengorok. "Angkasa bangun, Ih"

Azura kesal sendiri, lelaki yang telah menjadi suaminya itu sama sekali tidak bergeming.

"Angkasa, Pliss bangun!"

Tidak ingin peduli, gadis itu meninggalkan suaminya dan segera membereskan kopernya. "Angkasa bangun. Satu jam lagi kita terbang ke Raja Ampat"

Azura memasukkan semua pakaiannya dalam koper, tak lupa juga semua pakaian Angkasa. Karena sudah tak ingin pusing lagi, Azura hanya memasukan asal pakaian pakaian itu.

Saat memeriksa apakah Angkasa sudah bangun atau belum, gadis itu menemukan Angkasa yang yang masih tenggelam dalam selimut.

Tanduknya seperti keluar, ia kemudian berjalan seperti preman dan mengambil aba-aba. "ANGKASAAAAAA"

Guling yang menganggur sejak tadi itu menjadi senjata Azura, memukul suaminya tanpa ampun.
Angkasa mengeluh. "Apa sih, Bintang" Lelaki itu membuka mata dengan berat.

Tak ingin Angkasa tidur lagi, Azura menarik duduk pria itu. "Se jam lagi kita terbang ke Raja Ampat. Kamu bersiap sekarang"

Tak mempan, Angkasa seperti tuli, lelaki itu kemudian berniat kembali tidur.

Dengan segala kekuatannya, Azura menarik kedua telinga Angkasa, saking kerasnya lelaki itu mengeluh ampun. "Kamu gila, Yah! Telingaku hampir putus tau"

"Makanya bangun. Sana mandi" Azura mengusir lelaki itu, lalu kemudian berniat kembali membereskan koper, namun karena Angkasa tak bergerak sedikitpun akhirnya perempuan itu turun tangan.

Menyeret suaminya memasuki kamar mandi, menyalakan keran shower dan...

"Angkasaaaa"

Niatnya menyiram Angkasa dengan air dingin, lelaki itu malah mengambil alih shower dan menyiram tubuh Azura. Tak mau kalah, gadis itu memeluk Angkasa dengan erat, sehingga mau tak mau Angkasa menyiram tubuh mereka.

"Makanya jangan usil" lelaki itu masih menyiram Azura tepat dimuka, sehingga gadis itu sekarang benar-benar basah kuyup.

Saat sadar akan posisi mereka yang terlalu dekat, lelaki itu segera menjauhkan Azura. Sayangnya, karena lantai kamar mandi licin dan gadis itu tak akan menyangka Angkasa akan mendorongnya, Azura hampir saja terjatuh jika saja Angkasa tak menangkap pinggangnya.

Air mancur keluar dari atas karena Azura tak sengaja menyentuh tombol shower saat ia akan jatuh tadi. Air itu menyiram mereka berdua, walau Azura tidak bisa terlalu melihat Angkasa karena air shower itu, namun gadis itu bisa merasakan hangat tangan Angkasa di pinggangnya.

Tangan itu bergerak lembut disana, membuat Azura seperti di sengat listrik, ada tegangan yang membuatnya lemas.

Sementara Angkasa, lelaki itu tak bisa berfikir jernih. Pandangannya mengabur karena siraman air shower, bintik bintik air di wajah Azura membuat dadanya berdegup kencang, ditambah lagi dengan bibir merah merekah yang terbuka, harum strawberry dari tubuh gadis itu menguar memanjakan indra penciumannya, Angkasa seperti mabuk dibuatnya.

This is HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang