02. Tidak peka

375 60 1
                                    


.
.
.
.
.
Lintang dan Regi menatap lekat pada Candra yang tengah memasak, pagi ini Candra sama sekali tidak mengijinkan mereka berdua membantu di dapur.

"Mas Candra, yakin gak mau kita bantu?" Candra yang baru saja meletakan nasi goreng di meja makan menggeleng.

"Udah selesai, sana kalian sarapan. Mas mau bangunin mas Jojo dulu." setelah mengatakan itu Candra berlalu meninggalkan dapur, bahkan hal itu membuat Lintang dan Regi saling memandang.

"Mas Candra kenapa ya Tang?" Lintang menggeleng.

"Aku juga gak tau Gi, tapi kayaknya mas Candra lagi badmood." baik Regi maupun Lintang langsung bergidik. Mereka harus was-was hari ini, jaga-jaga jika Candra tiba-tiba menjadi galak atau sewot.

"Pagi adek-adek abang." dua sahabat itu menoleh dan memasang wajah masam.

"Bang Jojo telat, mas Candra ada kuliah pagi tuh." Jojo terkekeh dan mengangguk.

"Tau Gi, ini kan gue udah siap ke kampus. Candra masih ganti baju, kenapa kalian gak makan duluan aja?" keduanya serempak menggeleng.

"Nungguin mas Candra aja sekalian."
.
.
.
.
.
Kali ini Jojo menunggu Candra di kantin fakultas MIPA, karena Jojo tau sebagian besar anak FMIPA adalah fans Candra. Mereka lebih gemas pada Candra dari pada pada dirinya, hal itu membuat Candra lebih aman. Terutama beberapa sahabatnya juga anak FMIPA.

"Weh Jojo, nungguin si gemoy ya?" Jojo mengangguk saat Fatih menyapanya.

"Lagi bimbingan ya?" lagi-lagi Jojo mengangguk.

"Dih temen gue jadi bisu mendadak, dari tadi cuma angguk-angguk doang."

Plak

Jojo menatap tajam pada Fatih seelah menggeplak kepala sahabatnya itu.

"Bisu mata lo, gue masih makan ini!" Fatih justru tergelak, dia sengaja menggoda Jojo sebenarnya.

"Oh iya Jo, gue denger seminggu ini ada anak dari fakultas lain yang nyariin Candra ke sampai ke fakultas ini." Jojo mengernyit bingung, kenapa Candra gak pernah cerita soal itu?

"Dari fakultas mana?" Fatih memberi gelengan.

"Gue gak tau, itu pun gue denger dari kakak tingkat yang setingkat sama Candra."
.
.
.
.
.
"Mas kenapa?" Jojo tersenyum dan merapikan rambut Candra yang sedikit berantakan.

"Gak papa Ndra, gimana bimbingannya?" Candra menghela nafas lelah.

"Dosennya ngeselin." Jojo tertawa kecil mendengar gerutuan Candra.

"Tapi gak ada revisi lagi kan?" Candra menatap Jojo kesal.

"Masih ada, tapi cuma sedikit."

"Ya udah, kan kamu mau cepet lulus. Sekarang kamu mau makan apa?" Candra justru menggeleng saat Jojo menanyakan tentang makan.

"Lagi gak pingin makan mas, kangen ibun sama yanda." Jojo menggenggam tangan Candra saat pemuda itu mengatakan hal tersebut.

"Telpon aja yang, om Ares sama om Alta pasti seneng kalau kamu telpon." Candra mengangguk.

"Mas, nanti jadi kan?" Jojo mengernyit sejenak sebelum akhirnya mengangguk.

"Iya, nanti kita ke pasar malem. Maaf kemarin aku lupa."
.
.
.
.
.
"S-sakit..." Candra meringkuk di kasurnya, dia baru saja bangun saat tiba-tiba punggung nya terasa sakit.

Candra mencoba mengatur nafasnya, berharap dengan begitu rasa sakitnya sedikit berkurang. Candra hanya tidak ingin Jojo, Lintang atau Regi tau keadaannya saat ini.

Sang BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang