.
.
.
.
.
Igel menatap Rion sebelum akhirnya menggeleng, dia tidak mendapat jawaban dari Lintang, pemuda itu hanya mengatakan jika mereka harus bertanya pada Candra."Candra gak lagi sakit kan Gel?" Igel menggeleng kecil.
"Kita gak tau Yon, kita harus tunggu Candra sadar dan kita tanya pelan-pelan." Rion mengangguk sebelum kembali mengelus kepala Candra.
Wajah putra angkat mereka itu pucat, meskipun suhu tubuh nya normal, namun keduanya tau jika hal ini bukan hal baik untuk Candra.
"Kebawah yuk, kita jelasin keadaan Candra dulu. Bli Ares pasti ngerasa bersalah banget." Rion menurut dan ikut keluar dari kamar Candra.
Begitu Igel dan Rion sampai di lantai satu, mereka sudah di sambut oleh tatapan menuntut dari yang lain. Terutama Alta dan Ares, kedua kakak mereka itu pasti sangat khawatir saat ini.
"Kayak nya Candra emang lagi kecapekan mas, bli. Suhu tubuhnya normal, tapi kayaknya tubuhnya bener-bener minta istirahat." Alta menggigit bibir bawahnya saat mendengar penjelasan Igel.
"Mas Alta, jangan banyak pikiran. Nanti kita coba ngomong lagi sama Candra, tapi pelan-pelan. Jangan kayak tadi bli, yang ada Candra nanti malah makin nutup dirinya dari kita." Ares memejamkan matanya sambil mengangguk.
"Maaf."
"Mas, bli, tapi kayaknya Candra bener-bener nyembunyiin sesuatu dari kita semua. Aku tadi sempet telpon Lintang, nanyain kodisi kesehatan Candra sebulan ini, tapi Lintang malah minta aku buat tanya sendiri ke Candra." Alta langsung menggigit bibir bawahnya saat mendengar hal itu.
"Jangan bikin aku takut Gel. "Igel hanya bisa menghela nafas panjang.
"Maaf mas, tapi aku juga takut sekarang. Terutama karena Candra masih dalam pantauan dokter, seharusnya Candra gak boleh stress kayak gini." Alta sudah meneteskan air matanya saat mendengar kalimat itu.
"Tapi ada yang aneh, kenapa Candra gak bisa ngehubungin kita? Padahal salah satu dari kita sama sekali gak ada yang dapet telpon dari Candra." Hadar menunjukan layar ponsel Candra, ponsel itu memang tidak sempat Candra bawa lagi ke lantai atas.
"Ada ratusan panggilan, tapi satu pun gak ada yang masuk ke hape ku atau Alta." Ares langsung mengeluarkan ponselnya dan meletakan ponsel itu di atas meja dalam keadaan menyala. Hadar yang mengerti maksud Ares langsung mencoba menghubungi nomor Ares dari ponsel Candra, dan benar saja panggilan itu tidak tersambung.
Alta yang menyadari keanehan itu langsung memeriksa ponselnya sendiri, mengecek pengaturan panggilan dan benar saja nomor Candra masuk dalam daftar kontak yang di blokir. Hal itu membuat Alta marah, lagi pula siapa yang berani merubah pengaturan ponsel nya.
"Liat hape kamu mas." Ares langsung menyerahkan ponselnya waktu Alta meminta, hanya butuh sedikit waktu untuk Alta menunjukan layar ponsel Ares pada penghuni rumah bintang.
"Diblokir?!" Fakta itu jelas saja membuat mereka terkejut.
"Tapi aku sama sekali gak pernah ngeblokir nomor anak-anak!" Mendengar seruan Ares, semua penghuni rumah bintang langsung memeriksa ponsel mereka masing-masing. Dan hasil yang sama mereka temukan, kecuali di ponsel Leo juga Hadar.
"Aneh loh, sepulang kita dari bandung kita masih bisa hubungin Candra, bahkan sebelum berangkat ke jogja juga kan?" Ucapan Alden mendapat anggukan dari yang lain.
"Tapi kenapa cuma bang Leo sama bang Hadar yang gak?" Leo dan Hadar langsung menatap Rius.
"Leo gak lepas dari hape nya saat di jogja bahkan waktu ke kamar mandi, sedangkan Hadar, kita semua tau yang bisa buka password nya cuma Hadar sendiri sama Alden." Penjelasan Igel membuat mereka menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Bulan
أدب الهواةCandra yang baru mengenal lingkungan kampusnya, dengan Jojo yang selalu berada di sekitarnya. Hubungan manis keduanya membuat banyak sekali fans Jojo iri. Candra memang terlihat tidak peduli dengan segala hal yang mulai mencoba mendorongnya menjauh...