06. Kenapa basah?

305 60 2
                                    


.
.
.
.
.
Tidak ada yang tahu apa yang tengah di pikirkan Candra saat ini, setelah kepulangan orang tua mereka beberapa hari lalu. Candra memang bersikap biasa pada mereka, namun Lintang sangat tahu jika kakak nya itu tengah menyembunyikan sesuatu.

"Mas Jojo, kalau nanti mas mau pulang duluan gak apa pulang aja duluan." Jojo mengernyit bingung.

"Kamu ada bimbingan jam sepuluh kan?" Candra mengangguk, saat ini mereka baru saja tiba di kampus.

"Iya mas." Jojo mengangguk.

"Ya udah, aku tunggu kayak biasanya kalau kelas ku selesai lebih dulu." Candra akhirnya mengangguk mendengar ucapan Jojo.

Candra tahu jika Jojo tidak akan meninggalkan nya dan pulang lebih dulu kecuali Jojo ada kelas sampai malam atau ada kerja kelompok yang mengharuskan dia tinggal lebih lama, jika seperti itu Jojo akan meminta pada Riga atau Fatih untuk mengantar Jojo.

"Semangat bimbingannya yang, kalau ada apa-apa langsung telpon aku." Candra mengangguk paham.

"Iya mas, mas Jojo juga semangat." Jojo tersenyum saat melihat senyum manis Candra. Setelah mengatakan itu Candra meninggalkan Jojo untuk pergi ke fakultasnya.

"Kenapa aku ngerasa takut ya Ndra?"
.
.
.
.
.
Lintang menghela nafas panjang saat melihat mobil yang di gunakannya di coret-coret, ini bukan pertama kalinya tapi sudah beberapa kali terjadi namun Lintang tidak pernah buka suara, bahkan pemuda itu meminta Regi untuk tetap diam.

"Lagi?" Lintang menoleh pada Alan, aalah satu teman kuliahnya. Lintang mengangguk.

"Laporin aja deh Tang, ini udah keempat kalinya loh." Lintang menggeleng.

"Aku bisa aja ngelaporin ini ke pihak kampus atau ke pihak berwajib Lan, tapi kalau sampai mas ku tau dan nemuin siapa pelakunya bisa-bisa dia habis sama mas ku." Alan menggeleng heran, kenapa Lintang justru memikirkan nasib orang iseng yang mengganggunya.

"Udah biarin aja paling sama mas Candra di jambak itu orang." Lintang justru tertawa canggung.

"Mas Candra gak suka ngejambak Lan, langsung nonjok." Alan cukup terkejut mendengar hal itu dari Lintang.

"Mas Candra nonjok orang?" Lintang mengangguk.

"Mas Candra kalau marah serem." Lintang sepertinya harus kembali diingatkan jika dia juga seram kalau sedang marah.

"LINTANG!!" Lintang dan Alan menoleh saat mendengar teriakan Regi.

"Ya tuhan, lagi?!" Regi menutup mulutnya dengan tangan saat melihat kondisi mobil Lintang.

"Tang, bilang ke mas Jojo aja lah." Lintang menggeleng.

"Nanti mas Candra tau Gi, aku gak mau liat mas Candra marah." Regi menatap Alan, keduanya menghela nafas serentak.

"Ya udah ayo ke tempat cuci mobil, gak mungkin kan kita pulang kayak gini." Lintang mengangguk.

"Lan, kita balik dulu ya." Alan mengangguk, dia masih mempunyai kegiatan setelah ini jadinya dia tidak ikut pulang.

"Hati-hati, nanti gue bantu cari pelakunya."
.
.
.
.
.
Candra hanya menatap datar pada gerombolan mahasiswi yang menghampirinya, padahal baru beberapa hari Candra tenang tanpa gangguan dari Ratih.

"Kalian mau apa?" Candra bertanya tenang, meskipun dia tahu jika mereka pasti ingin meminta Candra menjauhi Jojo.

"Lo yang namanya Candra?" Candra mengangguk kecil.

"Biasa aja sih, tapi kenapa Joshua milih dia ya?" Candra masih diam tidak ingin memberi respon apapun.

"Pasti dia pake guna-guna buat dapetin Joshua, Kin." Perempuan di hadapan Candra mengangguk.

Sang BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang