28. Menolak semuanya

343 57 2
                                    


.
.
.
.
.
Lagi-lagi penghuni rumah bintang di buat terkejut dengan kedatangan Regi, Lintang, Jojo dan jangan lupa Chaka. Mereka tidak memberi kabar sebelumnya dan secara tiba-tiba Regi menghubungi Leo, mengatakan jika mereka menemukan Candra kesakitan di rumah.

Ares menatap lekat pada Lintang yang hanya memasang wajah datar saat mereka masuk ke kamar Candra, Ares tentu tau jika Lintang tengah kesal pada mereka. Ares beralih menatap Candra yang tertidur dengan menggenggam kaus Lintang erat.

"Kenapa gak kasih tau kalau mau kesini dek?" Lintang menghela nafas kasar saat mendengar suara lembut Ares.

"Kangen sama mas Candra." Ares mendekat dan mengelus kepala Lintang.

"Ayo keluar dek, biarin mas nya istirahat. Lintang mengangguk, namun tatapannya kembali datar saat menatap kehadiran Alta.

"Yanda sama yang lain tunggu di bawah aja, Lintang mau ganti baju dulu." Ares mengangguk dan memberi kode pada yang lain untuk keluar dan menunggu di bawah. Ares juga menatap Alta yang menunduk saat menyadari tatapan datar Lintang.

"Mas maaf, aku gak sengaja tadi." Ares mengangguk, dia memaklumi mood swing Alta, begitu pula yang lain. Tapi belum tentu putra nya akan memaklumi itu.

"Nanti minta maaf ke Candra ya?" Alta mengangguk, dia menyesal sudah membentak Candra tadi.

"Lintang marah mas." Ares menggeleng.

"Lintang gak marah, cuma kesel. Udah ayo ke bawah."
.
.
.
.
.
Lintang benar-benar kesal saat ini, terutama saat melihat Alta tengah duduk di samping Ares. Dia kesal pada ibu nya karena mengatakan jika Candra mengganggu, padahal Lintang tau jika Candra pulang ke pare karena ingin membebaskan batinnya dari segala bullyan yang dia dapat.

"Dek, nanti Chaka tidur sama Regi ya." Lintang mengangguk, memang Chaka harus tidur dengan siapa? Jojo? Yang ada Jojo babak belur di hajar Chaka.

"Lintang kenapa? Marah sama ibun?" Lintang tidak merespon saat Alta mencoba bertanya, bahkan Lintang sama sekali tidak menoleh.

"Lintang?" Lintang kembali mengabaikan panggilan Alta. Tentu saja dia kesal, dia sudah mendengar cerita dari Candra tadi.

"Dek, kok ibun nya gak di tengok sih?" Alta langsung memasang wajah sedih saat lagi-lagi tidak di hiraukan oleh Lintang.

"Lintang, itu ibun nya manggil. Kok gak sautin sih?" Lintang menatap ke arah Rius yang baru saja mengelus kepalanya.

"Lintang." Lintang dengan cepat menoleh dan menatap Alta.

"Gimana rasanya di abaikan panggilannya bun? Sedih kan?" Semua yang ada disana terkejut mendengar ucapan Lintang, kecuali Alta, karena dia tau Lintang tengah membalas perbuatannya pada Candra tadi.

"Maafin ibun ya nak." Lintang mendengus kesal. Memang tidak ada yang tau apa yang terjadi di ruang istirahat tadi kecuali Ares.

"Lintang kok gitu ngomong nya sama ibun nak?" Lintang kembali mendengus saat Rion menepuk kepalanya.

"Biar ibun tau kalau di abaikan itu rasanya gak enak!" Ares menghela nafas mendengar ucapan ketus Lintang.

"Ibun minta maaf ya nak, mau maafin ibun?" Lintang membuang wajah nya.

"Dek, ibun udah minta maaf loh." Lintang kembali mendengus.

"Minta maaf dulu ke mas Candra, mas Candra yang ibun bentak tadi bukan Lintang." Alta menunduk saat Lintang berdiri dan beranjak pergi.

"Ibun tau mas Candra kayak gimana, harusnya kalau ibun memang gak mau di ganggu sampaikan baik-baik ke mas gak usah ngebentak. Mas Candra pulang kesini buat ngelupain segala bullyan yang mas dapet di kampus, juga ancaman-ancaman dari fans nya bang Jojo. Tau gini kemarin Lintang ijinin mas Candra buat pergi ke tempat om Reska dari pada ke sini, kalau di sini mas Candra cuma di dapet bentakan ibun sama yanda aja." Setelah mengatakan hal itu Lintang berlalu ke lantai dua.

Sang BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang