08. Kabar dari Pare

276 50 4
                                    


.
.
.
.
.
Lintang menatap lekat pada Candra yang tengah menyiapkan sarapan, setelah semalam kakak nya itu demam tinggi sekarang Candra justru sibuk di dapur. Lintang ingin Candra istirahat saat ini, bukan menyiapkan sarapan mereka.

"Mas, kenapa mas masak? Istirahat aja." Candra berbalik dan tersenyum pada Lintang.

"Emang mas gak boleh masak? Mas udah sehat kok." Lintang mengernyit tidak percaya.

"Mas semalem demam gitu, mana sempet muntah-muntah. Ayo ke rumah sakit mas." Candra menggeleng.

"Gak usah dek, lagi pula mas udah gak papa." Lintang menggigit bibir bawahnya, dia kembali ingat bagaimana keadaan Candra saat dia pulang kemarin.

"Mas beneran gak papa?" Candra menggeleng.

"Gak papa dek, udah ayo sarapan. Mas mau bangunin mas Jojo sama Regi dulu."
.
.
.
.
.
Candra tidak ada bimbingan hari ini, jadi dia bisa santai di rumah. Lagi pula baik Lintang, Regi maupun Candra sudah meminta Candra untuk tetap istirahat di rumah dan tidak kemana-mana.

Candra tengah menatap ponsel nya, sebenarnya dia ingin menghubungi sang bunda, tapi dia ragu. Takut mengganggu waktu Alta atau yang lain, terutama karena kemarin tidak ada satu pun dari mereka yang mengangkat panggilannya.

Tok

Tok

Tok

Candra mengernyit, karena tumben sekali rumah ini kedatangan tamu, kecuali teman-teman mereka.

"Sebentar." Candra menyahut dari dalam rumah saat ketukannya kembali terdengar.

Cklek

Candra mengernyit saat menemukan seorang pemuda berdiri membelakangi pintu.

"Maaf, cari siapa ya?" Pemuda itu berbalik dan langsung menatap Candra tajam, hal itu membuat Candra sedikit heran.

"Gue kesini mau cari bang Joshua." Candra terdiam saat mendengar nada ketus dari pemuda dihadapannya itu.

"Mas Jojo kuliah, belum pulang." Candra menjawab seadanya, tapi pemuda dihadapannya itu berdecak kesal.

"Bagus deh kalau bang Joshua kuliah, jadi gue bisa peringatin lo satu hal." Candra menghela nafas panjang. Sepertinya pemuda dihadapannya ini salah satu fans Jojo.

"Jauhi bang Joshua! Lo itu cuma ngerepotin dia sialan, lo bikin bang Joshua gak bisa main sama temen-temen nya, lo juga bikin bang Joshua keluar dari ukm dance!" Candra mematung mendengar ucapan pemuda asing itu.

"Jadi orang itu harus sadar diri, lo itu sampah. Harusnya lo bisa paham kalau lo gak pantes buat ada di deket bang Joshua!" Setelah mengatakan hal tersebut pemuda asing itu langsung berbalik dan pergi, meninggalkan Candra yang mematung dengan tangan terkepal.

"Aku ngerepotin ya?"
.
.
.
.
.
Candra tau jika tubuhnya berulah, apa yang dia alami beberapa bulan ini di kampus membuat dia tidak bisa berfikir positif. Banyak dari fans Jojo yang memintanya untuk meninggalkan Jojo, memang sehina itu dirinya hingga tidak boleh bersama dengan Jojo.

Candra menunduk dalam, saat ini dia tengah duduk di bangku rumah sakit, menunggu namanya di panggil. Memang sekarang bukan jadwalnya dia check up, tapi kondisinya membuat Candra harus datang lebih awal.

"Adhinata Candra."

Candra langsung bangkit saat namanya di panggil, pemuda itu langsung diarahkan untuk pergi ke ruangan dokter yang menanganinya.

Cklek

"Siang Candra." Candra tersenyum tipis saat mendengar sapaan dari dokter di hadapannya itu.

"Siang dokter Rifki." Candra duduk di hadapan dokter Rifki, dokter paruh baya yang menangani nya sejak dia pindah ke bandung.

Sang BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang