21. Dropnya Candra

354 55 9
                                    


.
.
.
.
.
Candra hanya diam saat melihat Alta dan Ares ada di kamar begitu dia keluar dari kamar mandi, bukan hanya kedua orang tua nya, tapi hampir semua penghuni rumah bintang ada disana.

"Candra, kenapa pulang gak ngabarin yanda?" Candra mengulas senyum tipis.

"Sengaja Nda, kan cuma sebentar disini." Alta mengernyit saat mendengar nada suara Candra yang lirih.

"Candra gak kangen ibun? Gak mau peluk ibun?" Candra beralih menatap Alta dan langsung memeluk tubuh Alta.

"Kangen, makanya Candra pulang kesini." Alta mengelus punggung putra pertamanya.

"Udah makan?" Candra mengangguk.

"Udah sama ayah sama papa tadi." Ares, Hadar dan Alden memperhatikan interaksi Candra dan Alta. Sedangkan Rion dan Rius hanya tersenyum kecil.

"Pasti capek kan? Istirahat dulu ya, ibun temenin disini." Candra kembali mengangguk. Yang lain jelas paham jika mereka harus keluar dari sana dan membiarkan Candra istirahat.

"Kalau gitu kita tinggal ke bawah ya mas, mas Alta sama bli Ares disini aja." Alta dan Ares mengangguk paham.

"Candra sehat?" Candra hanya tersenyum tanpa mengangguk saat Alta bertanya. Dia ingin jujur tapi mengingat ucapan dari eyang nya membuat Candra kembali bungkam.

"Can, kenapa tiba-tiba pulang ke pare sendirian nak?" Candra menatap lekat pada Ares.

"Ada masalah disana?" Candra menggeleng pelan.

"Gak ada nda, Candra cuma kangen." Alta kembali memeluk tubuh Candra, karena dia tau ada yang di sembunyikan Candra saat ini.

"Kan bisa bilang ke yanda nak, nanti yanda yang kesana." Candra kembali menggeleng pelan.

"Gak bisa, kalau gitu nanti Candra ngerepotin yanda." Alta dan Ares hanya bisa saling memandang saat Candra mengatakan hal itu.

"Siapa yang bilang ngerepotin nak? Gak ada yang bilang Candra ngerepotin." Alta menatap wajah Candra, namun putra sulung nya itu tidak menjawab dan memilih memejamkan matanya.

"Capek ya? Ya udah tidur aja, nanti biar yanda yang kabari Lintang kalau mas udah sampai di pare." Ares memilih keluar dari kamar, meninggalkan Alta yang masih setia mendekap Candra.

"Ada apa mas? Kenapa mas gak pernah kasih kabar ke ibun?"
.
.
.
.
.
"Bli." Ares menatap adik-adiknya saat turun dari lantai dua.

"Candra ada masalah?" Ares menggeleng, karena memang dia sendiri tidak tau tentang hal itu.

"Aku gak tau, Candra belum cerita apapun. Ini aja aku mau telpon Lintang, mungkin Lintang tau apa yang bikin Candra gini." Yang lain mengangguk begitu mendengar ucapan Ares. Mereka membiarkan Ares menghubungi Lintang saat ini.

Tut

Tut

Tut

Tut

Klik

"Yanda!"

Ares mengulas senyum saat mendengar pekikan Lintang, begitu pula yang lain, karena Ares sengaja mengaktifkan mode speaker.

"Lintang sibuk nak?"

"Gak Nda, kelas Lintang baru aja selesai."

"Oh iya Nda, mas Candra udah sampai rumah pare kan?"

"Udah nak, sekarang lagi tidur di temenin ibun." Ares dan penghuni rumah bintang lainnya bisa mendengar helaan nafas lega dari Lintang.

"Lintang, ada masalah di bandung nak?" Kali ini bukan Ares yang bertanya melainkan Igel.

Sang BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang