.
.
.
.
.
Hasil tes darah Candra sudah keluar dan itu berhasil membuat Azka terkejut, karena mengetahui jika penyakit Candra kembali. Azka dengan cepat membawa hasil tes itu ke ruangan Candra.Brak
"Mas Azka ada apa?" Rigel yang terkejut karena Azka membuka pintu sedikit keras akhirnya bertanya.
"Setelah Candra bangun, kita lakukan pemeriksaan lengkap." Ucapan Azka membuat Igel, Rion dan Damar bingung.
"Kenapa tiba-tiba mas? Tadi mas bilang buat nunggu kondisi Candra baik dulu." Azka menggelengkan kepalanya.
"Kita gak punya banyak waktu buat itu Gel." Azka menyerahkan kertas berisi hasil tes Candra sebelumnya.
Deg
Igel terpaku, laki-laki itu menatap hasil tes Candra nanar.
"Gel, ada apa?" Rion dengan cepat merebut hasil tes itu dan membaca nya sendiri.
"G-gak mungkin." Rion menatap tidak percaya pada Azka.
"Mas Azka ini semua salah kan? Bilang ke aku kalau ini semua salah?!" Azka menggeleng, bagaimana mungkin bisa salah kalau dia sendiri yang menyerahkan darah Candra untuk di periksa tadi.
"Tapi ini gak mungkin mas?!"
Grep
Damar segera memeluk tubuh Rion saat anak nya itu histeris, bahkan Igel tidak mampu mengeluarkan kata-kata.
"Rion sabar, kamu harus tenang." Rion menangis dalam pelukan Damar.
"Kenapa harus Candra pa, kenapa monster itu harus kembali berkembang?!" Damar hanya diam, karena dia sendiri tidak bisa memberi jawaban untuk Rion.
"Kita lakukan tes sekali lagi setelah Candra bangun, setelah itu baru kita kabari Ares dan yang lain."
.
.
.
.
.
Rion tidak meninggalkan sisi Candra sedikit pun, laki-laki itu setia menggenggam tangan Candra yang masih betah tidur karena efek obat yang di berikan Azka tadi. Sesekali Rion mengelus rambut Candra, berharap jika hasil dari pemeriksaan nanti tidak menyakiti putra angkatnya itu."Eungh.." Rion langsung menegakan tubuhnya saat mendengar lenguhan Candra.
"Candra." Rion tersenyum tipis saat melihat kedua netra hitam Candra terbuka.
"Ayah." Rion mengangguk saat mendengar suara lirih Candra.
"Masih sesak?" Candra menggeleng, tangannya bergerak akan melepas masker oksigen yang terpasang.
"Biar ayah yang lepasin." Candra mengangguk kecil.
"Ayah, ayo pulang." Rion menggeleng saat mendengar ucapan Candra.
"Hari ini kamu nginep sini dulu ya, om Azka mau periksa kamu dulu." Candra terdiam, menatap lekat pada wajah Rion yang terlihat murung.
"Ayah habis nangis?" Rion mencoba tersenyum dan menggeleng kecil.
"Gak nak, ayah gak nangis." Candra tentu saja tidak percaya, apa lagi melihat wajah Rion yang sembab.
"Ayah bohong sama Candra." Rion tidak terkejut saat Candra tidak percaya pada ucapan nya.
"Ayah gak papa nak, tunggu om Azka sama papa dulu ya. Biar om Azka bisa periksa Candra." Candra mengepalkan tangannya di balik selimut, menyadari sesuatu jika dirinya ada di rumah sakit.
"Ayah udah tau ya?" Ucapan lirih Candra membuat Rion mematung.
"Apa maksud kamu Can?" Candra justru menunduk dan meremas selimutnya.
"Kondisi Candra, a-ayah udah tau kan?" Rion menutup mulutnya dengan tangan, terkejut karena ucapan Candra.
"Sejak kapan kamu tau Can?" Candra sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya dan menatap Rion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Bulan
FanficCandra yang baru mengenal lingkungan kampusnya, dengan Jojo yang selalu berada di sekitarnya. Hubungan manis keduanya membuat banyak sekali fans Jojo iri. Candra memang terlihat tidak peduli dengan segala hal yang mulai mencoba mendorongnya menjauh...