07. Dia itu lemah Jo?!

322 56 6
                                        


.
.
.
.
.
Candra langsung masuk ke dalam kamarnya begitu sampai di rumah, tanpa mengatakan apapun. Hal itu sukses membuat Jojo bingung, mengingat dari pagi mood Candra sedang buruk.

Regi yang melihat Candra masuk lebih dulu langsung menghampiri Jojo, sepupunya itu tampak tidak tenang, terlihat seperti sedang takut atau khawatir.

"Bang, kenapa?" Jojo menggeleng saat mendengar pertanyaan Regi.

"Gak papa Gi, tapi kayaknya Candra badmood." Regi merengut, pemuda itu jadi kesal saat mendengar jika Candra badmood.

"Abang nih! Kenapa mas Candra harus abang bikin badmood sih?!" Jojo langsung menyentil dahi Regi, saat adik sepupunya itu memekik marah.

"Ya maaf, gue gak tau kalau tugas gue selesai setengah jam lebih lama di banding yang gue janjiin sama dia." Regi menghela nafas.

"Ya udah sana masuk bang, mandi sana abang bau!"
.
.
.
.
.
"Tang, bilang bang Jojo ya?" Lintang segera menoleh pada Regi begitu mendengar pertanyaan Regi.

"Jangan Gi." Regi berdecak kesal saat mendengar jawaban Lintang.

"Tapi ini udah beberapa kali Tang, mungkin nanti nya bakal lebih parah dari sekedar coret-coret mobil." Lintang menatap Regi lekat.

"Kita harus tau dulu siapa pelakunya baru bisa bilang ke bang Jojo Gi, aku gak mau ngebuat bang Jojo jadi ikutan emosi." Regi langsung terdiam, dia juga setuju dengan Lintang, paling tidak mereka harus tahu dulu siapa yang selalu mengganggu Lintang.

"Mas Candra masih tidur?" Lintang mengangguk, memang saat melihat Candra di kamarnya tadi, kakak kesayangannya itu tengah tidur.

"Mas Candra kayaknya lagi nyembunyiin sesuatu deh Gi." Regi mengernyit.

"Nyembunyiin sesuatu?" Lintang memberi anggukan.

"Iya, aku kayak liat mas Candra tujuh tahun lalu Gi." Regi langsung terpaku, terutama saat melihat ekspresi Lintang.

"Tujuh tahun lalu? Itu waktu mas Candra baru masuk sma kan?" Lintang mengangguk, dan itu sudah membuat Regi sadar jika Lintang sangat khawatir.

"Tang, mas Candra sekarang punya banyak teman. Gak akan ada yang berani ngebully mas Candra kayak dulu, apa lagi ada bang Jojo. Jadi jangan khawatir, kalau pun itu terjadi lagi, kita gak akan diem aja kan?" Lintang menatap Regi dan mengangguk.

"Iya, aku gak akan biarin mas Candra kayak dulu, lagi pula di kampus mas Candra juga ada si kampret." Regi tersenyum saat melihat Lintang sudah mulai tersenyum. Mereka berdua memang sepakat tidak akan memanggil Septian dengan nama melainkan dengan Kampret, karena mereka masih kesal.

"Ya udah ayo sekarang masuk, tadi katanya bang Jojo udah pesen mie ayam."
.
.
.
.
.
"Candra." Jojo bisa melihat Candra sedikit terkejut saat nama nya di panggil.

"Lagi mikirin apa sih?" Candra menggeleng waktu Jojo memeluk tubuhnya dari belakang.

"Mas mau kemana?" Candra segera menoleh saat mengetahui Jojo memakai parfum, padahal pemuda itu sangat anti memakai parfum saat di rumah.

"Mau ketemu anak-anak ukm, mau bahas soal lomba bulan depan." Candra mengangguk, pemuda itu justru memainkan jemari Jojo.

"Mas beneran mau tampil sama temen mas itu?" Jojo mengernyit, tumben sekali Candra bertanya tentang hal itu.

"Siapa?" Candra merengut kesal saat Jojo balik bertanya.

"Anak teknik sipil itu mas." Jojo akhirnya tau siapa yang dimaksud Candra.

"Verel?" Candra justru mengedikan bahunya saat Jojo menyebut nama.

"Iya yang, namanya Verel, anak teknik sipil. Yang mau tampil sama aku sama Septian juga. Kenapa yang? Tumben banget nanya." Candra kembali menggeleng, namun kali ini pemuda itu memutuskan berbalik dan menghadap Jojo.

Sang BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang