33

18.5K 1.2K 24
                                    

hellow!!!!

vote!!!

HAPPY READING
_____________________

"lepasin!"

Venzi terus menarik lengan Seren menjauh hingga sampai ke sebuah ruangan dibelakang sekolah.

Venzi membawa Seren masuk kedalam lalu mengunci pintunya agar tidak ada yang tau dan masuk kedalam.

Venzi pun menduduki Seren ke kasur lalu menatap datar gadis itu.

"lo ngapain si bawa gue kesini!"

Venzi tidak menjawab.

"lo tu dari dulu emang bisu ya, gue lagi ngomong jawab ngapa" kesal Seren

"ngapain kamu tadi?." ucap Venzi dengan nada datar

"ya ngapain lagi kalo bukan nonjok, sama nampar anak haram" ucap Seren pedas

Venzi menghela nafas pelan, berbicara dengan Seren sungguh membuatnya harus banyak bersabar. kalo tidak bisa habis Seren yang sialnya tubuh gadisnya.

"keluar."

Seren yang tidak mengerti pun bingung.

"tadi lo bawa gue kesini, sekarang malah ngusir gimana sih!"

Venzi berdecak "keluar dari tubuh gadis saya." jawab pria itu cepat namun terkesan datar

Seren pun langsung menggeleng "gak! baru dateng gue malah disuruh pergi."

melihat Venzi akan berbicara lagi sontak Seren langsung merebahkan dirinya di kasur.

"udah deh, gue mau tidur" Seren memejamkan matanya

Venzi menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Seren.

sudah beberapa menit kemudian Seren sudah terlelap dalam tidurnya.

jam pelajaran masih lama dan masih berlangsung. tapi dua sejoli ini malah berada di ruangan rahasia dibelakang sekolah.

ruangan ini adalah tempat pribadi Sabiru ralat Zaise. dan Venzi tau itu sebab apasih yang ga Venzi tau tentang Zaise?...

selang beberapa menit menatap Seren yang tertidur, Venzi pun beralih mengambil laptop yang berada di atas nakas. entah datang darimana itu laptop yo ndak tau.

Venzi mengotak-atik didalamnya dengan raut wajah serius.

tak lama kemudian bunyi suara notif dari ponsel Venzi.

Ting!

L***
Ven dia udh tau tntng
Sabiru dn lo yg dkt
sm dia.

read.

Venzi mengeraskan rahangnya kala membaca chat dari orang kepercayaannya.

kedua alis pria itu langsung ditekuk, tatapannya menajam.

"saya tidak akan membiarkan anda melukai gadis saya... Aresandro Gionan Diandra." ucap Venzi menekan setiap kata kalimat terakhir

TRANSMIGRASI MERMZAISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang