BRAKK!!
"SIALAN!!"
seorang pria yang baru saja datang langsung membanting pintu begitu kasar, keadaan nya terlihat acak-acakan.
"kenapa lo?!"
Ares bersandar ke dinding menatap lurus kedepan jendela yang langit sudah gelap.
pikiran nya kalang kabut dan benar-benar tidak tau mendeskripsikan seperti apa.
Ada beberapa luka di wajah tampannya yang mampu membuat Ares semakin benci kepada sang pelaku.
Ella berdiri dan menarik lengan Ares membawa pria itu duduk di tepi ranjang, dengan dirinya juga ikutan duduk.
"kenapa lagi?" tanya Ella datar
Ares hanya diam menunduk tak mau menatap gadis di sampingnya.
"gue udah bilang gausah betingkah, diam aja kenapa si? gausah gegabah, lo juga belum tau kejadian sebenarnya" nasehat Ella
"semua udah jelas! apalagi yang ga gue ketahui? gue benci sama mereka." ucap Ares menatap tajam Ella
Ella menghela nafas panjang kemudian berdiri dan pergi menuju lemari mengambil P3K.
Ella kembali dengan P3K di tangannya lalu duduk disebelah Ares. tangannya terulur mengobati luka-luka pada wajah Ares.
Ares hanya diam membiarkan Ella mengobati wajahnya. Pria itu menatap lamat gadis yang sudah bertahun-tahun bersamanya, tidak ada ikatan apapun hanya saja Ares yang mengunci gadis itu untuk tetap bersamanya.
"lo ga cape kaya gini mulu?" ucap Ella sembari mengusapkan kapas di sudut bibir Ares
"gue gabakal pernah cape, sebelum semuanya selesai." dingin Ares
"lo beneran suka sama dia?"
Ares menaikkan sebelah alisnya menatap Ella yang mimik wajahnya datar.
"gue cuma tertarik." dingin Ares
"setelah ini mau ngapain lo?"
Ares menatap Ella penuh arti diiringi senyuman miring dibibirnya.
"they will be rewarded tonight." ucap Ares dengan suara beratnya
Ella mengangguk lalu membuang kapas bekas mengobati Ares, ia kembali menutup P3K dan meletakkan di tempat semula.
"bersihin diri lo, gue keluar dulu." ucap Ella datar
Ares menatap Ella yang sudah keluar dari kamar, Ia menghela nafas panjang sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
***
Sabiru menatap tajam lurus kedepan, ia masih tidak terima apa yang Venzi lakukan tadi. Gadis itu menjambak rambutnya prustasi.
"bangsat!"
Sabiru berdiri menatap dirinya di pantulan kaca, ia melirik lehernya yang jenjang terdapat bekas kemerahan disana.
mengambil faundation lalu menutupi lehernya dengan itu, Ia bergerak mengambil kemeja hitam Venzi lalu memakainya.
jam menunjukkan pukul 9 malam dan Venzi tidak tau entah kemana perginya. Sabiru ingin melampiaskan hasratnya sekarang, jadi ia mengambil kunci motor di atas nakas dan bergegas keluar apartemen.
Brumm....
Sabiru membawa motornya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI MERMZAISE
Teen Fictioncan you follow me? awal² cerita mungkin membosankan tapi dicoba baca sampe pertengahan pasti seru :) 💯% murni pemikiran saya, jika ada kesamaan mngkn kebetulan. mohon klik vote and coment semua pict yg ada dari pinterest. Mermzaise gadis cantik den...