53

10.4K 789 146
                                    

HAPPY READING
_______________________

bugh!

"dimana gadis saya sialan!" bentak Venzi

Kean tersungkur ke lantai akibat pukulan yang diberikan oleh Venzi.

anak-anak yang lain sontak terbangun mendengar keributan yang terjadi. Betapa terkejutnya saat melihat Venzi sudah berada didepan mereka.

"Ven sabar!" ucap Leo menenangkan

"shut up, you better shut up." ucap Venzi penuh penekanan

Kean mengusap sudut bibirnya dengan ibu jarinya, pria itu menghela nafas pelan.

"Sabiru di dalam Ven" jawab Kean sabar

tanpa babibu Venzi langsung membuka kasar pintu ruangan Sabiru .

cklekk

Venzi berjalan cepat mendekati Sabiru yang terbaring di ranjang rumah sakit.

"p-pak maaf bisa tunggu di lu-"

"don't stop me." dingin Venzi

suster yang ingin mencegah Venzi langsung tak berkutik, karna takut. Bukan hal asing lagi jika Venzi lah pemilik rumah sakit ini.

dokter Rian yang baru selesai mengecek Sabiru nampak terkejut melihat kehadiran sang pemilik rumah sakit.

"bagaimana kondisinya sekarang?!" desak Venzi

"Ven!" panggil Leo yang ikutan masuk

"lo sabar jangan kaya gini dong!" ucap Leo

Leo menatap dokter Rian dan mengode pria itu untuk cepat memberitahu keadaan Sabiru.

"b-baik... nona Sabiru kehilangan banyak darah dan luka tusuk pada bahunya cukup dalam hingga darah terus keluar, ditambah lagi dengan luka tembak pada betisnya." jelas dokter Rian

"tadi nona Sabiru juga mimisan dan tubuhnya melemas, itu disebabkan karna tubuhnya kekurangan darah." lanjut dokter Rian

(gue gatau kalo soal medis begini ️☺️)

*lanjut

"beberapa luka sayatan di anggota tubuhnya sudah kami obati, pasien akan sadar dalam waktu 2 atau 3 hari kedepan.." jelas dokter Rian

"2 atau 3 hari?" gumam Leo

Dokter Rian mengangguk "sebelumnya saya mau bertanya, apakah pasien menjaga kesehatan tubuhnya dengan baik? setelah saya periksa, dari sebelumnya tubuh pasien juga sudah melemah dan kurangnya daya tahan tubuh"

"shit" umpat Venzi

brugh!

Dokter Rian terpojok menabrak dinding karena Venzi mendorongnya.
dokter Rian meneguk salivanya susah payah kala Venzi mendekat.

"a-akhh uhuk! uhuk!"

Venzi mencekik leher dokter Rian hingga tubuh pria itu sedikit naik keatas.

cekikan Venzi bukan main-main, benar-benar kuat hingga dokter muda itu terbatuk.

"apa pun yang terjadi. gadis saya harus baik-baik saja, you understand?" ucap Venzi rendah namun penuh penekanan

TRANSMIGRASI MERMZAISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang