24•🍊 { Stay Overnight Again }

330 52 4
                                    

Chip~Chip~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chip~
Chip~

Kicauan burung kecil yang hinggap di balkon kamar, membuat Aline terbangun, membuka mata setengah lelah.

Sinar sang surya menembus kaca yang tak tertutup gorden, menyapa pagi di dalam hunian Leomon.

Perlahan, Aline memiringkan kepala, menoleh ke samping. Matanya langsung disapa oleh teh lemon, dan roti bakar berisikan selai lemon, yang ada di atas meja lampu.

“Maaf, hari ini aku cuma punya menu lemon.” sapa Leomon, yang duduk di kursi sofa, arah depan tempat tidur, di mana Aline sedang terbaring.

Spontan Aline langsung bangkit dari tidurnya, ia menggigit kecil bibir bawahnya karena merasa tak enak. Apakah dirinya selalu merepotkan Leomon? entahlah.

“Kenapa bangun? tidurlah jika masih merasa lelah.” ucap Leomon,  membiarkan Aline tidur di ranjangnya.

“T─Tidak apa-apa...” jawab Aline gugup, merapikan rambutnya yang nampak berantakan.

“Tetap cantik kok...” Leomon memuji, sembari tersenyum.

Reflekslah Aline menatap, mendapati mata pria itu yang terus memandanginya. Meronalah pipinya kembali, berwarna kemerahan bak kepiting rebus.

Mata kedua insan itu saling menatap, membuat jantung sang gadis berdebar, bukan karena takut melainkan merasakan getaran benih-benih cinta yang semakin bertaburan di dalam hati.

Leomon tersenyum lepas, membuat jantung Aline semakin tak karuan. Aline spontan memalingkan pandangannya dari pria itu, bersamaan dengan tangannya yang mengambil roti di sebelahnya, dan menyantap roti itu dalam keadaan salah tingkah.

“Pelan-pelan~ kau bisa tersedak nanti.” lontar Leomon, mulai cemas.

Alinepun langsung minum, membantu pencernaannya di tenggorokannya agar lancar.

“Kau akan tetap pergi kerja hari ini?” tanya Leomon, masih menatap.

Aline menghentikan minumnya, menatap balik. “I─Iya! aku harus bekerja.”

“Kau yakin?”

Aline mengangguk, pelan.

“Mau aku antar?” tanya pria itu lagi.

“T─Tidak usah, aku tidak mau merepotkanmu terus menerus.” jawabnya spontan. “Aku hanya tidak ingin bergantung padamu, Leo...” batinnya.

Leomon berdiri, berjalan membuka gorden, “Kau lupa?” timpalnya, menggeser pintu jendela yang mengakses balkon.

“Huh?” sahut Aline bingung.

Lupa? lupa apa maksudnya... Pikiran Aline mulai bertanya-tanya.

“Aku akan selalu menjadi benangnya, dan kau adalah layangannya.” jelas Leomon, mengingatkannya kembali akan janji mereka kala pertemuan pertama. "Aku pastikan kau akan terbang tinggi, dan mendarat di tempat yang benar."

“Oh! Itu...” Aline bergumam, mengingat hal tersebut.

“Tenang saja, aku tidak akan membiarkan benangnya terulur terlalu panjang, takutnya jika terlalu panjang, layangannya akan putus, dan aku akan gagal menjadi benangmu.” sambung pria itu, menatap keluar balkon.

Aline bangkit dari tempat tidur Leomon, lalu mendekati pria itu. “Aku harap kau tidak akan gagal.”

Leomon, menoleh. Memandangi gadis itu.

“Tapi tidak perlu repot-repot untuk mengantarku! kau sudah mengizinkanku menginap di sini semalam.” jelas Aline, ikut menatap ke luar balkon.

“Tapi─”

“Terima kasih Leo~” potong Aline, berterima kasih dengan tulus, menoleh kepada Leomon. “Aku akan kembali ke hunianku untuk bersiap berangkat kerja setelah menghabiskan teh dan roti buatanmu. oh, iya~ entah kenapa perasaan dan pikiranku terasa tenang saat meminum teh lemonmu...” ungkapnya.

Tidak! bukan karena teh, tapi karena gadis itu sudah mulai menaruh perasaan cinta pada Leomon. Gadis itu juga tidak ingin jatuh cinta lagi karena takut dengan luka lama yang masih membekas karena di khianati, namun tiap berada di dekat Leomon, perlahan perasaan cinta yang ia tenggelamkan kini naik ke permukaan, ia seperti merasa aman dan nyaman dari suatu ancaman.

“Kau serius akan bekerja? dan tidak mau aku antar?” tanya Leomon sekali lagi, khawatir.

Aline mengangguk, yakin. “Iya~ aku tidak apa-apa.”

“Baiklah, aku tidak bisa memaksa...” spontan Leomon, menghelah nafas, "Kalau begitu, hati-hati ya.!"

Beberapa menit berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa menit berlalu.

Untuk kedua kalinya, Aline menginap di hunian Leomon. menyadari sisi rumah yang begitu bersih nan rapi, membuatnya merasa nyaman dan bersalah terhadap dirinya sendiri. Leomon sudah tidak ada, pria itu sudah berpamitan pergi lebih dulu karena ada urusan, kini hanya ialah yang berada di hunian pria itu.

“Aku seorang wanita, bagaimana bisa wanita kalah dengan pria.!” gerutunya, berjalan menyimpan cangkir teh yang habis dicucinya. “Dia sangat bersih, padahal dia laki-laki... seharusnya kan aku yang rapi dan bersih, karena aku wanita.” tambahnya berdumel, membayangkan rumahnya yang berantakan.

Gadis itu pikir, karakternya dengan Leomon dalam bidang kebersihan dan kerapian sangat bertolak belakang. Padahal tidak selamanya, hanya seorang wanita yang suka akan kebersihan dan kerapian.

Beberapa persen dari wanita akan membersihkan suatu tempat dan merapikannya jika mood mereka sedang bagus, dan sisanya akan bermalas-malasan untuk melakukannya karena mood mereka yang suka berubah-ubah, dan Aline termaksud salah satu dari sisa persen wanita tersebut, sehingga ia selalu membiarkan rumahnya sangat berantakan.

Aline berjalan, kembali ke kamar untuk menutup pintu jendela balkon. Tak sengaja matanya kembali berpapasan pada pohon lemon yang sebelumnya ia lihat.

Ia mendekat, duduk berjongkok, melihat pohon lemon yang masih segar.

“Perasaan, sebelumnya buah lemonnya ada tiga deh...” ia bergumam, “Tapi kenapa sekarang tinggal dua ya.”

Gadis itu penasaran, melihat dua buah lemon yang tersisa nampak masih tergantung kuat dan memiliki kulit yang segar. Seharusnya semua buah sudah jatuh dengan sendirinya karena sudah terlalu matang, apalagi sudah dalam waktu yang terbilang cukup lama.

“Bodo amat ah! Aku harus bergegas, dan berangkat kerja.” ucapnya, keluar dari balkon, tak mau ambil pusing.

•༺☺︎༻•

.. .. ✤ ᕬ  ᕬ
.../ (๑^᎑^๑)っ🍋 T,
./| ̄∪ ̄  ̄ |\🍋 B,
🌷|____.|🍄🍊 C...

SWEET LEMONS [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang