41•🍊 { Mysterious Person }

316 40 1
                                    

Hari telah berganti, Aline terlihat bekerja di kedai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari telah berganti, Aline terlihat bekerja di kedai.

Seorang pelanggan pemuda datang, wajahnya nampak oval kecil, seperti seumuran dengan Aline, tapi dari tampang  pemuda itu, Aline lebih tua satu tahun dari pemuda itu.

Aline menyambutnya, menunjuk meja bernomor yang kosong.

Pelayan lain datang, membawa buku menu. Pemuda itupun memilih pesanannya.

Lelah yang dirasakan Aline, membuat sekujur tubuhnya terasa pegal, usai bekerja seharian. Suasana mulai menjelang gelap, hari ini ia pulang lebih cepat dari sebelumnya bersama dengan beberapa kariawan lainnya, karena kedai akan tutup lebih awal.

"Aku deluan ya~" ia berpamitan pada rekan kerjanya.

"Bye Aline..."

"Dah~"

Mereka berpisah di persimpangan, karena beda arah tujuan. Aline berjalan, menatap ponsel, sambil tersenyum, menuju ke hulte bus.

Di kejauhan, arah bersebrangan, seseorang misterius terlihat sudah memarkirkan mobil sedan berwarna hitamnya, di pinggir jalan. Orang misterius itu terus melihat ke-arah Aline, yang tengah duduk di kursi hulte, yang tengah menunggu busnya yang akan datang.

Bus tiba, Alinepun masuk ke dalamnya. Mobil sedan hitam itu mengikuti belakang bus yang di tumpangi Aline.

Beberapa menit di perjalanan, bus tiba di hulte pemberhentiannya. Aline turun, tidak melihat kehadiran Leomon, yang biasanya terkadang menjemputnya. Sebenarnya ia lupa, jika ia pulang lebih awal, itu sebabnya Leomon tidak ada.

Aline mengeluarkan ponselnya, berencana untuk menelfon. Tapi ia terhenti, "Sudahlah, jangan-jangan dia sedang sibuk." katanya, memasukan kembali ponselnya ke dalam tas.

Alinepun berjalan, di jalan di lingkungannya. Menuju ke perumahan.

Nampak orang misterius sebelumnya, mengikuti belakang Aline. Saat melihat ada kesempatan, orang itu mempercepat jalannya, untuk mendekatin gadis itu.

Sapu tangan bergas bius, tertekan di hidung Aline. Orang itu menerjang gadis itu, menopang tubuh gadis itu yang sudah pingsan ke bahunya. Kemudian membanya pergi, dan memasukannya ke dalam bagasi mobil.

Orang itupun menyalakan mesin mobilnya, dan pergi, melewati Leomon tengah menikmati eskrim stik rasa lemon, yang berjalan di trotoar.

Leomon tiba di hulte, duduk di kursi. Menunggu kepulangan Aline, yang nyatanya telah di culik oleh seseorang.

Beberapa jam sudah menunggu, Leomon tak kunjung melihat Aline yang turun dari setiap bus yang datang. Dia mulai khawatir, karena nomor Aline juga tak bisa dihubunginya.

Di sisi lain, gelembung air keluar dari pipa kecil, ikan-ikan hias berenang kesana-kemari di dalam aquarium kecil. Ponsel Aline terlihat terendam di dalam aquarium tersebut, bersama dengan beberapa macam ponsel lainnya.

Fuuiitt~
Fuuiitt~

Suara siulan bergema di dalam ruangan tertutup, hanya sedikit sinar rembulan yang bisa masuk melalui cela ruangan tersebut. Banyak boneka monekin botak di sana, beberapa di antaranya memakai rambut, di mana kepala boneka itu nampak aliran darah yang sudah mengering, berasal dari rambut palsu tersebut.

Seorang pemuda tengah berjalan, menggoyangkan kepala, mengikuti irama siulan yang di bunyikan mulutnya.

Aline terlihat, terbaring di ranjang kecil, di tengah ruangan tersebut. Kedua tangan, serta kakinya terikat masing-masing ke sudut ranjang.

Seiringnya waktu memasuki tengah malam, Aline membuka matanya, remang-remang penglihatannya mulai menyapa. Kepalanya terasa pusing, ingin ia memegang kepalanya yang berdenyut, tetapi tak bisa, karena tangannya terikat.

"Apa-apaan ini." sahutnya, membuka mata lebar. Melihat tangan dan kakinya yang terikat. Matanya berkeliking, mengamati sekitar. Di sampingnya, terdapat meja di mana banyak pisau bedah.

Pemuda itu datang, menyapanya. "Kau sudah bangun, cantik ?"

Aline menoleh, terkejut melihat, serta mengetahui pemuda yang sebelumnya ia layanani di kedai, telah menyekapnya.

"K─Kau !" ia terbata-bata, melihat pemuda itu.

Pemuda itu mendekat, memasukan jari-jarinya ke dalam rambut Aline, di angkatlah rambut Aline. Pemuda itu menghirup dalam aroma dari rambut Aline.

"Aah~" sahut pemuda itu, memejamkan mata, nikmat. "Rambutmu harum sekali."

Aline menepis kepalanya, menjauh. Menatap gemetar, ke-arah pemuda itu, "A─Apa maumu ?!" tanyanya, takut. "Kenapa kau menangkapu.!!"

"Karena rambutmu memiliki aroma berbeda, kita pernah tak sengaja bertemu di supermarket, dan rambutmu tertiup kipas angin, aromanya menusuk hidungku, membuatku terus kepikiran..." jawab pemuda itu melirik, sambil memilih pisau bedahnya. "Dan apa mauku, padamu.?" tambah pemuda itu, melirik. "Hm~ mauku apa ya..." tambah pemuda itu, mulai tertawa kecil, hingga terbahak. "Hihihaha~"

Aline yang melihat pemuda itu bak orang gila, merasa tertekan dan semakin ketakutan.

Pemuda itu kemudian menunjuk ke-arah bonekanya, yang memakai rambut. "Kau lihat itu ?" ucapnya usai tertawa, menatap seperti melotot ke-arah Aline, "Itu mauku, rambutmu yang harum ini, ingin aku pakaikan ke kepalanya." tambahnya, tersenyum melebar.

Cairan bening mulai mengalir keluar dari mata Aline, ia tak kuasa membendung air mayatanya lagi. Ia menangis dalam ketakutan yang menerornya.

•༺☺︎༻•

.. .. ✤ ᕬ  ᕬ
.../ (๑^᎑^๑)っ🍋 T,
./| ̄∪ ̄  ̄ |\🍋 B,
🌷|____.|🍄🍊 C...

SWEET LEMONS [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang