Lika-liku jalan kehidupan...
"Aline? Kenapa kau mengakhiri hidupmu sendiri?"
Inilah kisah seorang gadis yang dibangkitkan dari keputus asaan, melawan rasa traumanya.
***
【TAHAP REVISI】
Typo masih bertebaran!
☺︎ Story by-my-self! ✍️
☺︎ Cover || Drawi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aline masuk ke dalam lif, menuju ke lantai huniannya. Berjalanlah ia ke pintu-pintu hunian yang bernomor, dan berhenti di depan pintu huniannya setelah melewati hunian Leomon, ia kemudian memasukan sandi rumahnya.
Tlitlit~
Pintu terbuka. Matanya melihat ada sepasang sepatu pria, yang berada di lantai tempat sendal.
Perlahan ia berjalan, matanya berkeliling, mengamati rumahnya yang kembali bersih dan rapi, sambil membawa sekantong belanjaan, menuju ke dapur. Terciumlah aroma masakan.
Leomon menyapanya, "Kau sudah pulang ?"
Ia melihat Leomon, tengah memasak di dapurnya. "Kau di sini ?" tanyanya, meletakan belanjaan di atas meja makan. "Sekarang kau masuk ke rumahku seenak jidatmu ya~" tambahnya, mulai bercanda.
Padahal suasana hatinya sedang tidak baik, karena sehabis bertemu Mario, tapi semuanya sirna ketika ia dihadapkan dengan Leomon.
"Kau bisa mengganti sandinya, agar aku tidak bisa masuk lagi." sahut Leomon, tersenyum kecil.
"Kau membuat alasan tidak masuk akal.! kemarin kau kan baru mengganti gasnya."
Leomon tertawa kecil lagi, "Aduh~ aku ketahuan berbohong..." ucap pria itu, mematikan api kompor, membawa masakan, lalu di letakan di atas meja makan. "Aku memasaknya untukmu." sambung pria itu, menatap.
Aline tersenyum, ia bahagia mendapat perhatian dari pria itu. Meski tahu sebentar lagi pria itu akan pergi. Dirinya senang, merasakan kebahagian yang menyelimuti hatinya. Hari-hari yang ia lewati selama beberapa bulan terakhir terasa berat namun ia sanggup melewatinya, berkat Leomon yang selalu ada untuknya.