25•🍊 { Sweet Candy }

328 53 1
                                    

Aline membuka pintu huniannya, ia lagi-lagi terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aline membuka pintu huniannya, ia lagi-lagi terkejut. Mendapati sisi ruangannya yang kembali bersih dan rapi.

“Ini kedua kalinya dia membersihkan rumahku... tapi kapan dia membersihkannya ya~”

Terkejut, tapi tak penasaran seperti dulu lagi. Ia tahu, pasti Leomon yang membersihkan huniannya. Bergegaslah ia berjalan masuk, takut akan pakaian dalamnya yang sembarang ia buang dicuci lagi oleh Leomon.

“Hahh~” ia langsung menghelah nafas legah, tanpa sadar jemurannya tidak ada di tempatnya. “Syukurlah~ dia tidak mencucinya lagi! Bikin malu saja... dasar! Padahal kan sudah aku bilang tidak perlu melakukannya lagi.”

Ia berjalan menuju balkon kamarnya, ia terkejut melihat pintu geser balkonnya terbuka sedang. Dengan langkah cepat ia memeriksa di balik balkonnya.

Tiba-tiba matanya langsung melotot kaget, rahangnya terbuka kecil, melihat besi jemurannya yang di pindahkan Leomon ke balkon kamarnya, di mana beberapa bajunya sedang di jemur.

“Apa yang dilakukan pria itu sih...”

Iapun mendenguskan nafas, berjalan untuk megambil pakaiannya yang masih lembab, saat mengangkat bajunya, ia lagi-lagi terkejut, ternyata di balik bajunya ada dalamannya yang di sembunyikan Leomon.

“Astaga naga...!” spontannya, langsung menempelkan bajunya kembali, untuk di jemur, menutupi dalamnnya. Kepalanya nampak menoleh kiri kanan, takut ada yang melihat.

Matahari nampak akan naik dan bersinar terik.

Dia pasti sengaja menjemurnya di luar, menyembunyikan dalamanku di balik baju, karena matahari akan panas... Pikiran Aline, tak karuan.

“Tapi apa dia tidak malu apa? mencuci dalamanku.!” gerutunya, malu. “Aish! tapi aku yang malu.., aku harus melarangnya dengan tegas.”

Matahari mulai naik meninggi, memancarkan sinarnya yang membuat cuaca cerah di bawah awan putih bak salju yang tak bertiang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari mulai naik meninggi, memancarkan sinarnya yang membuat cuaca cerah di bawah awan putih bak salju yang tak bertiang. Dedaunan musim semi berterbangan seakan berjalan di atas tanah, tertiup angin kendaraan yang melaju.

Saat di perjalanan menuju halte bus, Aline melihat permen gula beragam rasa yang di jual pedagang kaki lima. Bentuknya lucu, beragam jenis. Mampirlah ia, melihat permen itu yang terbungkus kulit plastik berwarna kuning.

“Mas, ini rasa apa, ya?” tanya Aline.

“Nanas Neng~" jawab pedagang, ramah.

Tanya Aline lagi, “Rasa lemon ada?”

“Ada...” pedagang itu menunjuk ke-arah permen berbentuk payung. “Harganya cuma lima ribu rupiah, mau yang ini Neng?”

“Iya, Mas~” jawab Aline, mengeluarkan uang.

Aline membayar permen itu, berniat di berikan pada Leomon setelah pulang kerja. Mengingat pria itu seperti tergila-gila pada rasa lemon, sekaligus ia ingin mengucapkan terima kasih lagi, dan memperingati pria itu untuk tidak mencuci dalamannya lagi.

Tibalah ia di halte bus yang tak terlalu jauh. Ia tak sengaja sekaligus senang berpapasan dengan Leomon di sana.

“Leo...” ia mulai menyapa dengan senyuman kecil.

Leomon tersenyum senang, melihat gadis itu yang nampak baik-baik saja sekarang.

Leomon mendekat, “Kau belum berangkat?”

“Busnya belum tiba, kau sendiri bagaimana? urusanmu sudah selesai?” gadis itu balik bertanya.

“Sudah...” jawab Leomon, hangat.

“Kok cepat sekali?” ia merajut alisnya, heran.

“Yah~ begitulah.” sahut Leomon, mengangkat bahu.

Ragu-ragu ia megeluarkan permen yang dibelinya untuk Leomon.

“Kau kenapa ?” Leomon, menatapnya.

Spontan Aline sodorkan permen payung itu untuk Leomon. “Untukmu, ini rasa lemon... kesukaanmu.”

Gadis itu malu, menunjukan perhatiannya.

Leomon menerima pemberiannya, “Oh~ sebagai tanda terima kasih ya... tumben tidak pakai surat, seperti dulu.”

Aline menyembunyikan ekspresi malunya di balik raut wajahnya yang mengeras karena gugup, “Aku tidak tahu kalau kau membersihkan rumahku lagi, dan ak─”

Ingin ia melanjutkan kata-katanya, mengatakan jika Leomon tak seharusnya mencuci pakaian dalam miliknya, namun perkataannya malah di potong oleh Leomon.

“Aku minta maaf.” ungkap Leomon, membuat Aline menatap serius, tanpa ekspresi.

Kenapa pria itu tiba-tiba minta maaf padanya, ia kebingungan. Penasaran serta tak mengerti. Apakah pria itu menyesali perbuatannya? karena tidak mendengar ucapan Aline.

“Aku tidak suka permen.” sambung pria itu, membuat Aline yang jadi merasa bersalah, karena sudah memberikan hal yang tidak disukai pria itu selama ini.

“Huh?” sahutnya kaget, sedikit melebarkan mata, di iringi dengan alis yang terangkat rendah. “A─Aku pikir kau suka permen...”

“Aku tidak suka permen...” jelas pria itu sekali lagi. “Kau tahu kenapa ?” tanya pria itu, menatap dalam, dengan mata sayu yang di milikinya.

Aline tegang, mendengar dan menatap serius.

“Karena permen tidak semanis senyumanmu.” ungkap Leomon, membuat gadis itu langsung cegukan.

“Hik! Hik!”

“Haha~” tawa kecilpun terlepas dari bibir Leomon.

Aline yang malu, langsung legah dan medorong lembut bahu pria itu.

“Kau barusan menggombalku, hm ?” tanya Aline menegang sedikit kesal, sembari tersipu.

“Tidak! aku bukan pria romantis.” jawab Leomon, menghentikan tawanya. “Aku bercanda, aku suka permennya kok... apalagi rasa lemon, dan aku juga menyukai senyumanmu.” ungkap pria itu, mengangkat kedua tangan, mengulurkan jari telunjung, menyentuh kedua sudut bibir Aline untuk membuat garis senyuman.

“Jadi aku mohon, selalu tersenyum ya... aku tahu kau sebenarnya gadis yang ceria.” pinta pria itu, tersenyum kecil.

Leomon kemudian menurunkan tangannya.  Sedangkan Aline tak bisa berkata apa-apa, bibirnya terkatub rapat, hanya hatinya yang merespon. Perlakuan pria itu benar-benar membuatnya seakan lupa pada segalanya.

“Oh? Busmu sudah tiba.” spontan Leomon, melihat bus yang datang.

Aline menoleh, berusaha tersenyum untuk Leomon, meski terpaksa karena tidak ingin terang-terangan menujukan perasaannya. Seperti robot, ia hanya diam. Naik ke dalam bus yang berhenti, tanpa mengucapkan sepata kata untuk Leomon.

Zoyya yang habis berolahraga, melihat mereka berdua, matanya menatap sinis, tak suka atas kedekatan kedua insan itu.

•༺☺︎༻•

.. .. ✤ ᕬ  ᕬ
.../ (๑^᎑^๑)っ🍋 T,
./| ̄∪ ̄  ̄ |\🍋 B,
🌷|____.|🍄🍊 C...

SWEET LEMONS [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang