45•🍊 { Restless }

317 42 4
                                    

Sebuah lukisan pohon besar di tengah ladang rumput terlihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah lukisan pohon besar di tengah ladang rumput terlihat.

Rerumputan yang mengelilingi pohon tersebut nampak bergoyang jika di lihat dari sudut mata manapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rerumputan yang mengelilingi pohon tersebut nampak bergoyang jika di lihat dari sudut mata manapun.

Leomon jadi teringat akan sesuatu, Aline yang melihat Leomon nampak merajut wajah murung, menjadi heran, tidak pernah ia melihat pria itu seperti nampak sedih, karena wajah pria itu hanya memiliki ekspresi ceria dan dingin.

"Ada apa Leo ?" tanya Aline, melihat Leomon, "Kau baik-bakk saja ?"

Ekspresi Leomon langsung berubah, mulai mengukir garis senyuman. "Tidak apa-apa! hanya saja di satu sisi aku sedih akan meninggalkanmu... di sisi lain, aku juga merindukan tempat asalku."

Aline mengusap tangan pria itu, dan tersenyum hangat, "Ah~ tidak apa-apa! wajar kalau kau merindukan kampung halamanmu, kau bisa datang berkunjung ke perumahan jika ada waktu luang." sahutnya.

"Aku harap juga begitu, tapi sepertinya... hal itu sangat mustahil, sepertinya aku tidak akan kembali lagi." jawab Leomon, menundukan pandangan, tak berani menatap Aline.

Aline yang mendengar jawaban pria itu, membuat hatinya gelisah, di kuasai perasaan emosional.

"Hei... k─kau kenapa seperti sedih begitu..." sahut Aline, memaksakan senyuman dalam kegelisahan. "Aku tidak perduli~ aku akan selalu mengingatmu, dan menunggumu meski itu mustahil..."

Leomon menaikan kelopak matanya, merajut alisnya turun, menatap sedih pada Aline. "Aline... bagiku dunia ini hanyalah persinggahan dari sebuah perjalananku." tuturnya. "Besok aku akan pergi, dan mungkin takan bisa melihatmu lagi, jadi jangan menungguku..."

Dengan mata berkaca-kaca Aline menjawabnya, "Hei~ kau sendiri yang bilang, aku ada di hatimu kan! jika kau lupa padaku saat tiba di kampung halamanmu...  kau pasti akan mengingatku." lirihnya, "Tidak apa-apa kau tidak kembali ke kota ini, setidaknya aku senang kau bisa mengingatku di sana." lanjutnya dengan menandaskan ekspresi yang tak kuasa menahan tangis. Iapun menggigit bibir bawahnya, gemetar, menahan air matanya agar tak keluar untuk menetes.

"Bukan itu yang aku takutkan Aline... aku takut jika aku kembali, aku tidak akan mengingatmu lagi." batin Leomon, menghelah nafas sedih, menatap Aline tak rela.

SWEET LEMONS [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang