29•🍊 { Answer? }

326 51 2
                                    

Beberapa minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa minggu kemudian.

Aline terlihat membawa seikat bunga, di tangannya. Bersama Leomon yang menemani.

Lahan luas terlihat, banyak kuburan mengisi sisi lahan tersebut.

Pergilah ia bersama pria itu, ke salah satu kuburan di sana, yang merupakan kuburan ibunya. Di letakannyalah bunga yang dibawanya, ia mengirimkan do'a untuk ibu tercinta, dengan tetesan air mata.

Usai melakukan ziarah kubur, ia pergi dari sana, berjalan menuju jalan besar, menunggu taxi untuk pulang.

Angin nampak bertiup sepoi-sepoi, menyambar rambutnya yang terikat bergaya ponytail.

“Aku tidak menyangka akan melewati semua ini.” ucap Aline, ia berjalan, memandangi langit.

Langit yang tak bertiang, berwarna biru nan indah, angin bebas bertiup kesana kemari, membuat suasana terasa menyejuk, seakan membuat takdir yang bertajuk.

Leomon menoleh, memandangi wajah Aline, “Jika sebelumnya kau bisa melewatinya, kedepannya kau juga pasti akan melewatinya.”

“Begitu ya~” sahut Aline, ia ikut menatap ke-arah Leomon. Lekuk garis senyuman di sudut bibirnya terukir perlahan.

“Kenapa kau begitu baik padaku?” ia bertanya, masih tersenyum.

“Aku kan sud─”

“Tidak! Jangan bilang tentang benang dan layangan lagi, jawablah selain itu...” potongnya, berharap mendapat jawaban lain dari Leomon.

Leomon tersenyum lepas, menatap ke depan. “Jawaban seperti apa yang ingin kau dengar.?”

Iapun ikut menatap ke depan, “Entahlah~ sepertinya aku mengharapkan jawaban yang lain.”

Leomon menghentikan langkah, membuat Aline ikut berhenti. Tubuh pria itu menghadap Aline, tatapan dalam dengan mata sayu lagi-lagi di tunjukan Leomon ketika menatap gadis itu.

“Aline... sampai detik ini, alasanku masih akan sama! Aku benangnya, dan kau layangannya! jika sudah tiba waktunya, benangnya tidak akan membelenggu layangannya lagi.” jelas pria itu.

Aline memberanikan diri, dan berkata gugup meski masih tak mengerti maksud semua ucapan Leomon, “Maafkan aku, sepertinya selama ini aku mengharapkan hal yang lebih.”

Leomon, menatap gadis itu yang berbicara menunduk. “Kenapa kau tidak mau menatapku saat berbicara...”

“Hah~” Leomon mulai menghelah nafas kecil, “Kau ingin aku menunjukan perasaanku, untuk membalas perasaanmu?” tanya Leomon, menatap serius.

Spontan Aline mendongakan kepala, menatap pria itu. Pria itu peka terhadap perasaan seseorang, tapi bagaimana bisa pria itu bertanya terus terang seperti itu, sedangkan Aline belum mengungkapkan isi hatinya yang selama ini terpendam.

SWEET LEMONS [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang