11. Innocent Kiss

15.6K 800 12
                                    


Helenina membuka tutup mulutnya, hendak membantah tapi tidak berani. Jadi pada akhirnya, dia mengambil benda yang pria itu minta. Wajah Helenina merona seperti tomat merah yang matang, dan dia memejamkan matanya erat-erat saat mengambil benda itu dan memberikannya pada Arthur. Dalam perjalanannya, kaki Helenina tersandung ujung sofa sehingga dia menggigit bibirnya kuat-kuat untuk menahan sebuah ringisan.

"I-ini!" kata Helenina, mengulurkan tangannya jauh-jauh.

Arthur mengambilnya dan langsung memakainya di hadapan Helenina yang masih memejamkan mata, dia melakukannya tanpa rasa malu sedikit pun. Dan tatapannya tidak lepas dari wajah wanita itu, memperhatikan istrinya tersebut dengan sebuah senyum tipis yang muncul di bibirnya.

Setelah mengenakan celana dan tengah mengancingkan kemejanya, Arthur menghela napas berat.

"Kau benar-benar tidak tertolong, Helenina," ucap pria itu.

Helenina membuka matanya perlahan, mengintip dari balik bulu matanya yang lebat ke sosok pria di hadapannya yang ternyata telah mengenakan pakaiannya dengan lengkap.

Dan apa maksud ucapan itu?

"Bahkan hal seperti ini saja membuatmu bereaksi begini."

"...?"

Arthur kemudian berbalik, menghadap Helenina lagi. "Tapi cepat atau lambat, kau harus memaksakan diri untuk siap, karena aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Apa kau mengerti?"

Helenina tidak mengerti, jadi dia tidak menjawab.

Arthur selesai mengancingkan kemejanya dan menyisakan dua kancing teratasnya terbuka, lalu dia menghampiri Helenina dan berdiri sangat dekat dengannya. Arthur mengangkat dagu Helenina, memaksa wanita itu untuk menatapnya. Tapi tetap, pupil mata Helenina bergerak ke lain arah.

"Apa kau mengerti?" ulang Arthur.

Helenina menggeleng dan juga mengangguk. Oh, dia tidak tahu harus menjawab apa.

Arthur terkekeh tanpa suara. "Kau tidak mungkin tidak tahu bagaimana caranya membuat anak, kan?"

Helenina tertegun. Namun setelah itu dia langsung paham. "A-aku ... tahu!" bantahnya.

"Tapi?"

"Tapi? Ti-tidak ada tapi!"

"Bagus."

Kemudian Helenina teringat akan sesuatu. Karena selama ini Arthur terus membicarakan hal tersebut tapi tidak pernah benar-benar memulainya, sehingga membuat Helenina penasaran. Haruskah dia yang berinisiatif lebih dulu untuk memulai semua kegiatan pembuatan anak itu?

Bagaimana Helenina bisa melakukannya? Bahkan hanya dengan dipeluk saja dia sudah hampir mendapatkan serangan panik.

"Hanya saja," kata Helenina, sangat pelan, tapi dia tahu Arthur pasti mendengarnya.

"Hm?" sahut pria itu, menunggu.

"Aku ... tidak tahu bagaimana cara memulainya."

Arthur tampak tertegun saat mendengar itu.

"Apakah biasanya untuk membuat anak, harus wanita yang berinisiatif lebih dulu?" kata Helenina lagi.

Arthur benar-benar tidak tahu apakah saat ini istrinya yang bertubuh sangat mungil ini sedang menghinanya, menggodanya, atau wanita tersebut memang benar-benar tidak paham.

"Apa yang kau bicarakan?" kata Arthur kemudian.

Helenina menjadi gelisah. "I-itu ... Tuan tidak melakukan apa pun padaku. Jadi mungkin ...."

"Ah, jadi karena aku menunda untuk menyentuhmu, kau berpikir bahwa mungkin seharusnya kaulah yang harus memulainya lebih dulu?"

Helenina mengangguk.

TAMING THE DEVILISH HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang