16. Cold to Hot (⚠️)

30.4K 850 27
                                    

LOVING THE HEARTLESS HUSBAND chapter 16 – Cold to Hot ()

Setelah situasi yang terasa amat membingungkan itu, Arthur tidak lagi mengatakan apa pun pada Helenina. Pria itu langsung pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Sementara itu, Helenina memilih menunggu di balkon kamar. Sekalipun salju masih turun dan udaranya terasa dingin menusuk, tapi bagi Helenina di sini lebih baik daripada harus menunggu suaminya tersebut di kamar dan lebih tersiksa dalam penantian yang membuat jantungnya berdebar tidak nyaman.

Helenina tidak menyangka kalau Arthur akan pulang lebih awal. Pria itu seharusnya pulang besok seperti janjinya. Beruntung saja tubuh Helenina telah terasa lebih baik setelah dia meminum teh jahe dan madu dari Duncan, juga istirahat yang sangat banyak hari ini di kamarnya yang nyaman dan hangat.

Tapi sekarang, udara dingin yang terasa menusuk tubuh rasanya begitu menyakitkan, Helenina yakin kalau dia berdiam di sini lebih lama maka besoknya dia akan jatuh sakit lagi. Sehingga Helenina pun memutuskan untuk masuk ke dalam.

Namun sebelum dia berbalik, tiba-tiba saja sebuah selimut yang hangat disampirkan ke bahunya. Kemudian dua tangan yang kokoh memeluknya dari belakang.

Helenina mendapati dirinya menahan napas dengan tubuh seolah membeku. Aroma sabun yang sangat khas dan baju yang baru diambil dari lemari memenuhi indra penciuman Helenina.

"Kau akan jatuh sakit lagi kalau berdiam diri di sini terlalu lama. Apa yang kau pikirkan?" gumam Arthur di belakangnya, merapatkan tubuh dan memeluk Helenina semakin erat.

Helenina merasakan gelitikan geli di punggungnya yang bersentuhan dengan tubuh bagian depan pria itu. Bulu kuduk Helenina juga meremang saat merasakan napas hangat yang menerpa lehernya.

Ini terlalu dekat. Helenina mulai merasakan kepanikan muncul dalam dirinya.

"A-Arthur!" panggilnya pada pria itu.

"Hm?" Arthur menjawab singkat.

"Di sini ... dingin," kata Helenina.

Suara kekehan yang berat dan serak terdengar. Helenina baru sadar bahwa dia sudah lama tidak mendengar tawa kecil itu. Rasanya terlalu lama, padahal kepergian Arthur sendiri tidak sampai satu minggu.

"Aku tahu di sini dingin. Mau menghangatkan diri?" kata Arthur, menyahut ucapan Helenina.

Mungkin ini hanya perasaan helenina saja, tapi suara pria itu terdengar lebih lembu dari sebelumnya. Dan perlakuannya yang tiba-tiba membawakan Helenina selimut juga memeluknya seperti ini terasa tidak seperti biasanya. Apakah Arthur merasa malu setelah insiden dengan laba-laba tadi?

"Nina."

Helenina berjengit. "Y-ya?"

"Kau belum menjawab."

Anggukan segera Helenina berikan. "Aku mau masuk ke dalam," ucapnya seraya berupaya untuk lepas dari pelukan Arthur.

Pria itu memang melepasnya, sehingga Helenina bisa berbalik dan langsung dihadapkan dengan dada bidang milik suaminya, dibalut oleh piyama berwarna hitam yang kedua kancing atasnya dibiarkan terbuka.

Helenina menunggu Arthur menyingkir, atau setidaknya membiarkannya bebas dari kungkungan kedua lengan yang kokoh, tapi pria itu justru bergeming.

"Arthur?" Helenina mengintip ke atas, mendapati tatapan tajam pria itu tertuju padanya.

Arthur tentu tahu apa yang Helenina maksud, tapi lagi ... dia tidak bergerak.

Helenina semakin merapatkan selimutnya dan mendadak merasa begitu gugup karena cara pria itu menatapnya.

TAMING THE DEVILISH HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang