22. Are You Pregnant?

14.5K 680 3
                                    

TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 22 – Are You Pregnant?

Malamnya, Arthur benar-benar tidak pulang. Helenina tidak bisa tidur sehingga dia pun memutuskan untuk menunggu suaminya itu. Namun bahkan sampai tengah malam tiba, saat jam antik di dinding kamarnya sudah menunjuk ke angka satu dini hari, pintu kamar itu tidak kunjung terbuka dan orang yang Helenina tunggu tidak kunjung datang.

Keesokan harinya Helenina bangun dan menemukan sisi ranjang di sampingnya kosong, masih rapi, dan terasa dingin. Yang artinya, Arthur tidak pulang semalam. Helenina merasa pusing di kepala, sementara udara pagi ini lebih mencekam dari kemarin. Salju turun dengan lebat di luar. Mungkin itu alasan kenapa Arthur tidak pulang, karena pastinya berbahaya untuk berkendara dalam keadaan bersalju seperti ini. Itulah yang Helenina pikirkan. Setidaknya dugaan tersebut membuatnya merasa lebih baik, alih-alih beranggapan bahwa semalam Arthur memilih untuk menginap di rumah salah satu simpanannya.

Bisa saja, bukan? Mengingat seberapa banyak simpanan yang ayah Helenina miliki. Dan Hanna Baron, ibu Helenina, tampak seolah tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Jadi Helenina juga berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang lumrah.

Tapi tetap saja, Helenina ibukan ibunya yang bisa bersikap biasa saja. Helenina merasa tidak nyaman ketika memikirkan Arthur berbaring di ranjang perempuan lain.

Rasa tidak nyaman itu bercokol di dada Helenina, membuatnya mengernyit dan merasa sesak.

Untuk mendistraksi pikirannya tersebut, dia buru-buru bersiap-siap untuk turun sarapan sekalipun para gadis pelayannya belum datang untuk membantunya. Dan saat Helenina selesai, dia langsung pergi ke ruang makan.

Namun, langkah Helenina mendadak terhenti di ambang pintu ruang makan. Betapa terkejutnya dia saat menemukan Arthur tengah duduk di kursinya, menyesap secangkir kopi dengan khidmat. Tapi bukan hanya itu saja yang membuat Helenina menghentikan langkahnya karena terkejut. Di sana, duduk juga dua orang asing yang tidak Helenina kenal sama sekali, satunya seorang wanita cantik berusia paruh baya, satunya adalah seorang pria berambut pirang.

Semua pasang mata langsung tertuju pada Helenina saat itu juga.

"Nina, kemarilah!" panggil Arthur.

Helenina pun langsung mendekat, dan duduk di kursi sisi kiri Arthur dengan perasaan gugup yang ditimbulkan dari kedekatannya dengan sang suami juga kehadiran dua orang asing di sana.

"Selamat pagi," ucap Helenina dengan ramah, memaksa sebuah senyum manis yang dia harap cukup terkesan tulus. Namun tidak satu pun dari tiga orang itu membalas senyumnya. Dan ketiganya menatap Helenina seolah dia adalah makhluk dari dunia lain yang tidak seharusnya berada di sana. Helenina mendadak merasa sakit kepalanya semakin menjadi, dan kegugupannya itu membuat perutnya terasa mual.

'Oh, tidak. Jangan sekarang!' batin Helenina dengan cemas.

Beruntung akhirnya Arthur membuka suara, memanggil namanya. "Nina, perkenalkan ini adalah bibi dan sepupuku. Dia jauh-jauh datang dari Itali hanya untuk bertemu denganmu," kata Arthur.

Helenina kembali memasang senyuman yang sama seperti sebelumnya, ditambah dengan fakta bahwa dua tamu ini ternyata adalah keluarga suaminya dan mereka datang untuk melihat dirinya.

Ya ampun, Helenina merasa semakin pusing karena keadaan yang tidak terduga ini.

Apa yang harus dia lakukan? Apa yang akan mereka pikirkan tentangnya? Helenina sadar bahwa dia tidak punya apa pun dalam dirinya untuk membuat satu pun orang di ruangan ini merasa terkesan.

"Halo, Bibi, dan ... ng ...."

"Asher, namaku Asher Rutherford," sela sepupu Arthur itu. "Dan ini ibuku, Madeline Stanley," lanjutnya.

TAMING THE DEVILISH HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang