26. Distraction

10.9K 598 93
                                    

TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 26 – Distraction

"Arthur, ada apa kau memanggilku?"

Arthur memandang ke arah pintu sampai sosok Helenina tidak lagi dalam pandangannya. Setelah itu, barulah fokusnya tertuju pada wanita yang berdiri di hadapannya.

"Celia, ada pekerjaan baru untukmu," sahut Arthur singkat.

Wanita cantik di hadapannya itu berdecak tidak senang. "Hanya itu?"

"...."

Karena Arthur tidak menjawab, ekspresi di wajah Celia jadi semakin memberengut. "Kupikir kau sudah bosan dengan istrimu," ucapnya.

Arthur menyodorkan sebuah map berwarna cokelat, berisi berkas penting mengenai pekerjaan yang hendak dia berikan pada Celia. Wanita ini adalah seorang mata-mata yang dia pekerjakan untuk beberapa orang kliennya. Namun kali ini, Arthur ingin Celia menyelidiki tentang rencana sepupunya—Asher. Pria itu tidak pernah datang menemuinya semenjak 5 tahun Arthur menyandang gelar yang sebelumnya dimiliki oleh kakek mereka. Arthur tahu bahwa Asher dan ibunya datang bukan untuk berbasa-basi, jadi dia ingin tahu apa yang mereka rencanakan.

"Menggoda seorang pria, menjebaknya, lalu memaksanya mengatakan informasi-informasi yang kau butuhkan. Sebuah rencana klasik," komentar Celia setelah mengintip sekilas pada lembaran di dalam map itu.

"Memang, tapi selalu memiliki peluang yang lebih besar untuk berhasil," sahut Arthur.

Celia tetap dengan ekspresi tidak senangnya. "Arthur, aku lebih suka untuk melakukan pekerjaan lain, seperti mengahangatkan ranjangmu contohnya."

Sebuah tatapan tajam penuh peringatan langsung membuat Celia merengut dan mengalihkan pandangnya dengan geli. "Panggil aku kalau istrimu mulai terasa membosankan," ucapnya seraya berbalik dan melenggang pergi.

Arthur tampak tidak menghiraukan ucapannya, tapi setelah lama terdiam, dia bergumam, "Bosan? Mungkin butuh waktu selamanya."

***

"Apa yang kau bicarakan dengan wanita itu, Mama?" tanya Asher pada ibunya. Wanita itu tengah berdiri di ambang jendela kamar tamu—ruangan yang kecil dan terlalu sederhana untuk seleranya.

"Beberapa hal," jawab Madeline.

Asher melayangkan ekspresi jengah kepada sang ibu. "Kita harus segera menyingkirkan wanita itu."

Madeline menggeleng pelan, tampak tidak setuju. "Helenina Baron ternyata bukanlah wanita yang cerdas, kita bisa memanfaatkannya dengan membiarkannya tetap berada di sisi Arthur. Dia akan lebih berguna dari yang kita pikir."

"Apa kau sudah punya rencana, Mama?"

"Banyak, Asher. Banyak." Sebuah senyum licik tersungging di bibir penuh Madeline yang diolesi dengan pemerah bibir yang berwarna gelap, memberinya kesan tegas yang cantik.

"Aku ingin tahu," desak Asher, melangkah mendekati ibunya, berdiri di samping wanita itu dengan pandangan yang tertuju ke arah yang sama.

"Kau lihat saja nanti. Dan dia tidak sedang hamil."

Asher menatap ibunya dengan skeptis. "Kau yakin?"

"Dan akan kupastikan bahwa dia tidak akan pernah bisa hamil atau melahirkan seorang pewaris."

Asher ikut tersenyum. Dia lalu teringat pada istrinya di rumah. "Mama mencuri obat penggugur kandungan yang kuberikan pada Vivian, bukan?"

Madeline menoleh. "Oh, bahkan lebih baik dari itu, Nak."

Lebih baik dari itu? Asher tidak bisa menebak apa tepatnya, tapi dia memercayai ibunya lebih dari apa pun. Jadi dia pun hanya menurut apa yang wanita ini katakan.

TAMING THE DEVILISH HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang