27. Untrustable

10.7K 648 23
                                    


Arthur duduk di sofa, di tempat Helenina sebelumnya. Dia memberikan wanita itu gestur untuk mendekat. "Kemarilah!"

Dari sudut matanya, Arthur melihat Helenina tampak ragu-ragu, sebelum mendekat dan duduk di sampingnya—memberikan jarak sejauh satu meter. Arthur menahan sebuah senyum geli yang hampir terbentuk di bibirnya. Dia menuang teh ke dalam cangkir lalu berkata, "Apa yang kau lakukan sejauh itu, Nina? Mendekatlah!"

Helenina beringsut mendekat, tapi tidak cukup dekat bagi Arthur sehingga dia pun menarik wanita itu ke arahnya dan meletakkan tangannya ke pinggang yang ramping dan lembut itu.

Suara kesiap Helenina terdengar, tapi Arthur tidak menghiraukannya.

"Mau teh lagi?" tawar Arthur.

Helenina menggeleng. "Ngh, A-Arthur? Aku mau ...."

"Mau apa?"

"I-ini sudah malam. Aku mau ... mau tidur!" seru Helenina.

Arthur menyesap teh yang sudah hampir dingin itu dalam sekali tegukan. Dia mengusap pinggang Helenina dan merasakannya menegang, sebuah pemikiran yang sangat nakal langsung terlintas dalam benak Arthur dan dia tergoda untuk melakukannya.

"Tidur? Kupikir kau datang ke sini untuk sesuatu."

"Sesuatu? Ti-tidak ... tidak ada sesuatu!" seru Helenina lagi. Dia mencoba untuk menjauh, tapi Arthur memegangnya semakin erat. "Ar-Arthur."

"Ya, Nina?"

"Lepaskan aku," lirihnya.

Arthur nyaris menyeringai semakin lebar. Oh, dia menikmati menggoda wanita ini, responnya yang polos mendorong Arthur untuk membuat godaan-godaannya tersebut menjadi kenyataan, tapi sialnya dia harus menahan diri.

***

Helenina merasa rongga dadanya sebentar lagi akan meledak karena saking berdebarnya dia—debaran yang menyenangkan.

Rengkuhan erat dari tangan yang begitu kuat milik suaminya ini tidak kunjung mengendur. Helenina selalu menyukainya, tapi di saat yang sama dia juga selalu ingin menjauh dan kabur darinya. Apalagi saat sentuhan tangan pria itu mulai naik dan membelai sisi dadanya. Helenina menggigit bibir, menahan suara kesiap yang hampir lolos.

Apa yang akan Arthur lakukan? Karena sementara Helenina dibuat berdebar-debar seperti ini, Arthur justru tampak tenang seolah tidak ada yang terjadi.

"Bicaralah, Nina!" katanya.

Helenina memutar otak, mencoba mencari topik pembicaraan untuk diucapkan. Oh, dia punya. Dia punya satu topik yang membuatnya nekat datang ke sini saat malam dan saat semua pelayan sudah pergi istirahat. Namun sekarang, Helenina tidak yakin untuk mengucapkannya.

"Kalau kau tidak bicara sekarang, maka aku tidak akan membiarkanmu bicara sampai malam ini berakhir."

Helenina tidak mengerti maksud ucapan jahat dan mengancam Arthur itu, tapi suaranya yang serak dan berat membuat sekujur tubuh Helenina meremang. Sensasi yang intens berdesir dan membuatnya menggeliat dengan tidak nyaman.

"Bagaimana?" tanya Helenina dengan penasaran.

"Bagaimana?" Arthur membeo, menunduk ke arahnya dengan tatapan geli. "Bagaimana aku akan membuatmu tidak bisa bicara malam ini?"

Dari cara Arthur menatapnya dan seringaian lebar di bibir pria itu, Helenina jadi sedikit mengerti apa maksud ucapannya—hanya sedikit.

"Ya, aku berpikir untuk membuatmu terus mendesah dan berteriak keenakan, sehingga tidak ada satu pun kata yang sanggup kau ucap selain namaku."

TAMING THE DEVILISH HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang