24. Hard to Tell

12.5K 574 15
                                    

TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 24 – Hard to Tell

Helenina menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Raut kekecewaan tampak jelas di wajahnya, dan tatapannya menunjukkan kesedihan. Dia tadinya hendak bersiap-siap untuk pergi ke Dokter seperti yang Arthur perintahkan padanya, namun sebuah rasa yang tidak nyaman kemudian terjadi; Helenina mendapatkan periode bulanannya. Darah yang keluar terlalu banyak membuat Helenina sulit untuk membantah.

Dia benar-benar tidak sedang hamil.

"Mungkin sekarang memang bukan waktunya," kata Helenina, mencoba untuk menghibur diri karena ternyata dugaan Asher itu tidak benar, Helenina tidak sedang mengandung.

Dia dapat menerimanya dengan mudah, walau diwarnai perasaan kecewa dan sedih. Dan hal tersebut lebih dapat dinamai sebagai kepasrahan.

Namun sekarang masalahnya adalah, bagaimana Helenina akan memberi tahu Arthur? Suaminya itu tadi juga tampak sangat yakin dan berharap mengenai informasi kehamilan ini.

Helenina jadi takut untuk memberitahunya.

Arthur tidak mungkin bisa menerima berita ini dengan baik.

Astaga, ternyata semua ini lebih rumit dari yang Helenina pikirkan di awal.

Suara ketukan di pintu terdengar samar, berhasil mengalihkan perhatian Helenina dari pikiran-pikiran buruknya. Dia pun segera keluar dari kamar mandi untuk membuka pintu.

Helenina mengharapkan Aria, atau salah satu pelayannya, tapi yang Helenina dapati justru Bibi Madeline. Wanita itu berdiri menjulang di hadapannya dengan pandangan menunduk pada Helenina, kedua tangan Bibi Madeline yang kini dibalut sarung tangan hitam, dilipat di dada.

"Bisa kita bicara sebentar?" katanya.

Helenina yang termangu menatap wanita itu langsung tersadar dan mengangguk.

Tanpa menunggu lama, Bibi Madeline melangkah lebih dulu sementara Helenina mengikutinya di belakang. Bibi Madeline bertubuh tinggi, kakinya panjang dan langkahnya lebar tapi terkesan santai. Sementara Helenina butuh tenaga ekstra untuk menyusul langkah wanita itu. Ya, Helenina memang selalu membutuhkan tenaga ekstra untuk menyusul langkah siapa pun di rumah ini karena tubuhnya sendiri yang begitu kecil.

Bibi Madeline membawanya ke ruang santai yang biasa Helenina gunakan untuk membaca. Dan di sana, sudah terdapat kudapan dan juga teh hangat yang masih mengepul. Aria dan juga Molly tampaknya menyiapkan semua ini. Dua pelayan itu menunduk sopan ketika Helenina melenggang masuk, lalu tanpa disuruh mereka keluar dari ruangan dan meninggalkan Helenina dengan Bibi Madeline seorang.

"Aku tahu bahwa hubunganmu dengan Arthur sama sekali tidak baik," kata Bibi Madeline langsung pada intinya, bahkan Helenina saja belum sempat mengambil tempat duduk di hadapan wanita itu.

Bibi Madeline menuangkan teh ke cangkir mereka berdua. Seketika ruangan tersebut beraroma teh yang hangat dan menenangkan, yang berhasil membuat Helenina merasa lebih rileks.

"Ya," jawabnya penuh percaya diri pada pernyataan Bibi Madeline tersebut. "Dan itu mungkin dikarenakan kami adalah pengantin baru, jadi masih banyak yang belum kami ketahui antara satu sama lain," kata Helenina lagi dengan semu merah jambu di pipinya.

"Oh, benarkah?" sahut Bibi Madeline dengan nada yang terkesan begitu datar.

"Mungkin Bibi sudah tahu, bahwa kami dijodohkan. Aku tidak begitu mengenal suamiku kecuali setelah kami menikah dan tinggal bersama."

Bibi Madeline menyesap tehnya dengan khidmat. Wanita itu bersikap begitu elegan, tapi Helenina percaya bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan keelaganan Hanna Baron, ibunya. Helenina belajar banyak dari hanya sekadar memperhatikan wanita yang melahirkannya bersikap ketika di hadapan orang lain.

TAMING THE DEVILISH HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang