21. What She Think

14.5K 668 13
                                    

TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 21 – What She Think

Setelah malam penuh gairah bersama Arthur dan pagi memalukan yang terjadi setelahnya bagi Helenina, semuanya tampak tidak lagi sama.

Para gadis pelayannya menatapnya khawatir seolah mereka yakin bahwa sang nyonya tengah terserang demam. Tapi Helenina baik-baik saja. Kulitnya hanya terlalu pucat, terlebih dalam cuaca dingin ini, sehingga pembuluh darahnya tampak lebih gelap di kulitnya.

Namun, tentu saja itu tidak sepenuhnya benar. Helenina hanya tidak bisa menyingkirkan Arthur dari benaknya, tidak bisa menghentikan bayangan saat pria itu menyentuhnya. Helenina bahkan tidak bisa menatap terlalu lama ke arah cermin atau berbaring dengan nyaman di atas ranjangnya tanpa mengingat hal-hal yang Arthur lakukan padanya. Pipi Helenina bersemu merah, dan tampaknya rona tersebut mengancam akan jadi permanen, tidak peduli apakah suhunya terlalu dingin atau terlalu panas.

Helenina mungkin tumbang selama dua hari karena malam itu, tapi setelahnya ... Helenina merasa begitu hidup, seolah dia terlahir kembali menjadi seseorang yang baru—atau begitulah yang dia pikirkan.

Namun sepertinya hal yang berbeda terjadi pada Arthur. Pria itu tidak tampak terlalu terpengaruh dengan malam pertama mereka. Helenina bisa memakluminya. Arthur adalah pria yang berpengalaman dan hal-hal seperti ini pastinya sering pria itu lakukan dengan para simpanannya. Jadi malam penuh gairah itu pastinya tidak terlalu berkesan bagi sang suami.

Ketika Helenina membayangkan bahwa Arthur menyentuh wanita lain dengan cara pria itu menyentuhnya, sesuatu yang amat tidak nyaman langsung Helenina rasakan di dada. Perasaan itu sedikit membuatnya sesak, seolah dia tidak rela. Namun dengan cepat Helenina menyingkirkan perasaan itu bersamaan dengan suara pelayannya yang mengatakan bahwa dia telah selesai menata rambutnya.

"Terima kasih, Sarah," kata Helenina.

"Sama-sama, Nyonya."

Helenina menatap penasaran ketika Sarah merapikan semua peralatan yang dia pakai untuk menaklukkan ikal-ikal kecil rambutnya tadi. Sekarang saat dia menatap cermin, pantulan dirinya tampak seperti seorang nyonya penuh elegan yang tahu apa yang dia lakukan—padahal kenyataannya tidak sama sekali.

Ya ampun, Helenina bahkan tidak tahu di mana suaminya berada sekarang. Semenjak kemarin saat Helenina bangun dan diperiksa oleh dokter, Arthur pergi tanpa mengatakan apa pun dan sampai hari ini Helenina tidak melihatnya lagi.

Pria itu pastinya sibuk.

"Apa kau tahu Tuan ada di mana, Sarah?" tanya Helenina seraya bangkit dari duduknya. Dia sudah menahan diri untuk tidak banyak bertanya, mencoba menjadi istri yang pengertian, nyatanya Helenina tidak bisa dan terkalahkan oleh rasa penasarannya sendiri.

"Sepertinya Tuan sekarang sedang ada di ruang kerjanya, Nyonya," jawab Sarah.

"Apa dia sudah sarapan?" Helenina bertanya lagi. Dia bangun pagi sekali hari ini dan berpikir untuk menghabiskan sarapannya bersama Arthur.

"Sudah, Nyonya."

Namun sayangnya itulah jawaban Sarah.

Helenina melirik ke arah dirinya di dalam cermin, lalu segera berbalik dan bersama Sarah dia keluar dari kamar.

"Aku ingin menemui Tuan. Sarah, kau boleh pergi. Terima kasih atas bantuanmu lagi pagi ini," Helenina berkata saat mereka hendak berpisah di tangga.

"Anda tidak perlu berterima kasih, Nyonya. Itu sudah jadi pekerjaan saya. Kalau begitu, apakah Anda berniat untuk menunda sarapan? Saya akan memberi tahu Duncan untuk menghangatkannya lagi nanti."

Helenina menggeleng. "Tidak perlu. Aku hanya akan menemui Tuan sebentar untuk mengucapkan selamat pagi," kata Helenina dengan polos.

Sarah pun membungkuk sedikit sebelum melenggang pergi.

TAMING THE DEVILISH HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang