38. Can I Touch You? (⚠️)

22.5K 758 59
                                    

TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 38 – Can I Touch You? (⚠️)

Arthur berdiri di depan sebuah reruntuhan bangunan yang telah menghitam di mana-mana diakibatkan oleh asap api yang melahapnya beberapa tahun silam. Tempat ini tersembunyi di antara pepohonan yang dedaunannya telah rontok oleh musim. Dengan suasana yang gelap dan mencekam, tidak ada orang yang akan datang ke sini tanpa tujuan tertentu. Dan Arthur salah satunya. Dia tidak punya tujuan ataupun alasan kenapa dia mengunjungi tempat yang baginya sudah menjadi rongsokan ini.

Apakah karena kenangan yang tersisa di sana? Arthur benci untuk mengakuinya, tapi mungkin saja.

Dia mendapati dirinya berada dalam penerbangan selama dua jam menuju Italia, bahkan tanpa memberi tahu istrinya atau berpikir untuk melakukan itu. Pikiran Arthur menjadi kacau setelah dia mendengar bahwa John Delmon, ayahnya, telah dibebaskan dari penjara.

Apa yang mungkin dirasakan seorang anak kepada ayah yang sudah lama tidak dia temui? Kerinduan? Tidak bagi Arthur. Yang dia rasakan dalam dadanya kini hanya segumpalan kebencian dan amarah kepada pria itu.

Arthur menatap reruntuhan bangunan tersebut sekali lagi. Pikirannya menjadi lebih tenang mengetahui apa yang terjadi di tempat ini selama beberapa tahun silam. Kebakaran, tentu saja. Dan ayahnya ada di sana, menjerit meminta tolong padanya sementara api mulai menjalar ke kulit pria itu, melenyapkan sisi wajahnya menjadi lelehan daging yang matang. Dia melolong kesakitan, dia sekarat. Dan andai saja saat itu Arthur tidak dikejar oleh para bawahan ayahnya yang masih setia, dia sudah pasti akan menikmati pemandangan pria itu meregang nyawa.

Seperti yang pria tersebut lakukan pada ibunya dulu.

Udara dingin, berada di tempat ini jauh lebih dingin. Arthur mendadak merindukan kehangatan. Dan yang muncul dalam benaknya hanya satu; Nina.

Arthur menghitung dalam benaknya sampai tiga, kemudian berbalik dan melihat Francis berdiri dengan setia di belakangnya dalam balutan jas mahal yang selalu dia kenakan.

"Seseorang di sini bersama kita sekarang, Tuan," ucap Francis pelan saat sudah cukup dekat dengannya.

Arthur mengangguk. "Aku tahu," sahutnya singkat. Kemudian dia pun masuk ke dalam mobil. Dilihatnya Francis mengedarkan pandang dengan waspada sebelum ikut masuk bersamanya, dan mobil pun melaju pergi meninggalkan tempat tersebut.

***

Seharusnya saat ini Helenina tidur. Matanya mengantuk, tapi benaknya begitu aktif. Dua kontradiktif yang membuatnya merasa lelah pada akhir. Setiap kali dia menutup mata, dia akan membukanya kembali dan dengan refleks akan tertuju ke arah pintu. Beberapa kali Helenina merasa seolah dia mendengar suara langkah kaki di luar, tapi nyatanya tidak ada.

Asher sudah tidak di rumah ini, Helenina bahkan nyaris tidak memikirkan pria itu lagi. Dan yang sekarang Helenina tunggu adalah Arthur. Kata Emma, Arthur dan Francis pergi tidak lama setelah Helenina masuk ke dalam kamar. Helenina biasanya tidak akan sekhawatir ini, tapi melihat ekspresi di wajah Arthur tadi, dia tidak tahan untuk tidak bertanya-tanya apa kiranya yang terjadi dan kenapa suaminya itu tampak begitu tertekan.

Detik di jam dinding terus bergerak sementara Helenina masih mencoba untuk tidur. Namun tiba-tiba saja matanya terbuka lebar ketika suara pintu terdengar didorong ke dalam dan cahaya dari lorong masuk ke dalam kamar yang temaram.

Tidak ada suara langkah kaki, dan siapa pun itu tiba-tiba saja sudah di dalam.

Lampu dinyalakan. Helenina berbalik untuk melihat suaminya berdiri di belakang pintu dengan tatapan yang tertuju padanya.

"Arthur?" panggil Helenina.

"Kenapa kau belum tidur?" tanya Arthur.

Helenina ingin bertanya balik kenapa Arthur pulang begitu malam dan hanya berdiam di sana menatapnya. Helenina merasa bingung sekaligus gugup. Dia pun bangun dari posisi tidurnya.

TAMING THE DEVILISH HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang