22 PENTHOUSE

4.4K 388 70
                                    

Kepala seorang pelayan terdongak kemudian menoleh ke arah pintu berlapis emas yang terbuka secara otomatis.

"Mr Lee, selamat datang kembali" pelayan wanita itu membungkuk sopan pada tuannya.

Kepala Mr Lee bergerak mengangguk. Dimana dirinya saat ini? Jawaban yang tepat adalah sebuah Penthouse yang menjadi huniannya.

Konon, masyarakat korea percaya bahwa siapa saja yang bisa menempati lantai tertinggi di Penthouse itu bukanlah orang biasa.

Entah itu diukur dari kekayaan yang melimpah ruah, atau penghasilan setiap bidang usaha yang di enyam oleh keluarga tersebut.
Dan sampai saat ini, lantai tertinggi masih di tempati oleh orang yang sama, yakni Mr Nakamoto Yuta.

Sudah dua puluh tahun lamanya Yuta menempati lantai yang begitu megah dan mewah tersebut, dengan segala kisah kasihnya yang begitu pilu dan mencekam.

Mr Lee memijakkan kakinya di lantai yang berlapis karpet merah. Dengan Jaemin di belakangnya yang berjalan susah, karena tebalnya coat yang ia pakai.

"Aku merasa seperti membawa seekor beruang" ucapnya pada Nana.

"Siapa yang ingin membawaku ke sini hah?"

Mr Lee kembali menggenggam erat tangan Jaemin yang terbalut sarung tangan tebal.

Berbeda dengan Me Lee yang selalu berpenampilan hot, yakni kaos hitam ketat dan celana jeans panjang.

"Apa kau tidak merasa dingin? Aku saja hampir mati seperti ini"

"Aku merasa hangat jika bersama mu"

"Bohong sekali!" Nana berusaha menyembunyikan rona di pipi nya.

Mr Lee tidak sengaja melihat Haechan yang sedang menyusui bayi kecil nya di atas sofa. Senyuman seorang ibu yang memancar bahagia atas kelahiran putra pertamanya pun bisa dilihat.

Dengan hati-hati Mr Lee berjalan ke arahnya, bersama Nana.

"Alaiwahhhh!!! Jeno Hyung!" Pekik Haechan, padahal pria yang berjalan pelan itu berusaha sebisa mungkin untuk tidak menimbulkan suara agar si kecil tidak bangun.

"Mulutmu bocor sekali, lihatlah anakmu menangis"

"Jeno hyung, apa kau kembali bersama Mark? Lihatlah, chenle ku sekarang sudah besar. Dia sangat tampan bukan?" Haechan memperlihatkan anaknya dengan bangga.

Tangan Mr Lee bergerak untuk mengambil bayi itu, kemudian menggendongnya dengan sayang.

Walaupun Mark adalah kakak dari Mr Lee, tetapi Haechan tetap bersikukuh untuk menyebutnya "Hyung" karena usia Haechan terpaut jauh dari Mr Lee.

"Mark Hyung , sepertinya dia tidak akan kembali"

"Ada apa Hyung? Apakah Mark malu karena aku telah melahirkan bayi prematur? Aku memang pria yang bodoh, tidak bisa menjaga diriku sebagai seorang ibu hamil"

"Jangan bersedih, kamu adalah ibu yang kuat. Apa kau sangat mengharap Mark untuk kembali?"

Kepla haechan mengangguk antusias. Berbeda dengan Mr Lee yang mengedarkan pandangnya ke arah Nana dan tersenyum tipis.

"Kalaupun Mark kembali, semua tidak akan sama Seo Haechan? Mungkin, kau akan membencinya jika dia kembali"

"Mana mungkin aku bisa membenci seseorang yang telah menjadi ayah Chenle. Dia adalah cinta ketiga ku dari papah dan Mae, tidak bisa tergantikan"

"Berhentilah membual, pasti kau belum mandi. Pergilah, setelah ini aku ajak dirimu makan malam di lantai 100"

Haechan berjalan pelan, korset di perutnya masih membalut kencang. Begitu dirinya berpapasan dengan Jaemin yang berdiri di ambang pintu, langkah nya terhenti. "Hai pria manis, siapa dirimu?"

CANDY || NOMIN 🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang