21

5.8K 391 54
                                    

Dipandangi nya wajah manis jaemin tanpa ada rasa bosan. Remaja berumur lima belas tahun itu tampak menggemaskan di mata seorang Lee yang usianya terpaut jauh dengannya.

Jemari ramping Mr Lee menoel pipi bulat Jaemin yang masih terlelap. Mereka berdua sama-sama telanjang.

Cottage itu terletak lumayan jauh dari kota, ditemani Presdir Doyoung yang siap pasang badan demi keamanan mereka.

Cottage yang di tempati oleh Doyoung bersebelahan dengan milik Mr Lee.

Perlahan udara dingin merayapi tubuh mereka, dengan cekatan Mr Lee memeluk Jaemin dan membenamkan kepalanya di dada.

Tidak terhitung lagi banyaknya kalimat syukur dan rasa berterimakasihnya pada kedua orang yang telah merawat Jaemin dengan baik.

"Sepuluh tahun ini kamu ngapain aja Na hmm??"

Jaemin terlalu menikmati udara dingin itu, menganggap perkataan Mr Lee adalah sebuah angin lewat.

"Lalu, kenapa bisa sakit ginjal hmm?"

Kepala jaemin terangkat, mengecup rahang Mr Lee agar tidak berkata lagi. "Jangan bahas itu, aku takut"

"Jejak digital tidak pernah bohong Na, Dokter Hwang berkata padaku bahwa sepuluh tahun Nana hidup dengan satu ginjal. Lalu siapa yang mencuri sumber kehidupan mu Na?"

Jaemin tersenyum, sungguh tidak ada rasa dendam di dalam hatinya yang begitu polos ini.

"Kalaupun aku berkata, pasti Mr Lee tidak akan percaya. Biar waktu yang menjawab semuanya, nyanya ndak papa"

Rasa iba perlahan singgah di hati, menyebar ke anggota tubuh Mr Lee. Bagaimana bisa Jaemin mengikhlaskan begitu saja, apakah Tuhan memang menciptakan Jaemin sebagai manusia yang paling redah hati.?

"Apakah kalau aku benar-benar bercerai dengan Mina, kau akan mengatakan padaku hari itu juga?"

Jaemin terdiam beberapa saat sebelum sebuah senyuman kembali ia binarkan. "Hmm"

Untuk saat ini, Jaemin hanya ingin bersama Mr Lee. Nyonyo yang pernah ia kenal di masa kecil, kini telah berada di peluknya.

~

Mr Lee mengangkat tubuh Jaemin ke pinggir pantai, menyantap makan siang mereka.

Untuk pertama kali nya kaki Jaemin menginjak pasir pantai.

Diatas ayunan yang sedikit basah karena semalam hujan, Mr Lee merebah disana. Membiarkan Jaemin duduk di paha kekarnya.

"Yang aku tau, ketika Nana berumur empat tahun tidak pernah takut dengan lift. Berbeda jauh dengan Nana ku yang sekarang ini" Mr Lee mengusap kepala Jaemin dari belakang.

Effort Mr Lee untuk memancing kejujuran pasca hilangnya Jaemin tidak akan pernah padam.

"Mengapa ya?"

"Waktumu akan habis hanya untuk mencari tau penyebab hilangnya saya. Bukankah jika saya menghilang, itu menguntungkan?"

Tangan Mr Lee menarik dagu Jaemin, kemudian membelai pipinya dengan lembut. "Semua orang mencarimu, Mr Yuta pernah mengalami depresi selama dua tahun setelah kepergianmu dan juga Eomma winwin. Apa kau masih betah untuk bersembunyi di sini"

Jaemin memegang perutnya, terbesit kembali mengapa ia di asingkan. Dua orang pria membekap mulutnya di dalam lift, kemudian beberapa saat kemudian Jaemin merasa bahwa dirinya sudah berbeda negara.

Dimana Rumah Sakit yang begitu asing menjadi saksi bisu betapa Jahanam nya orang-orang yang membelah perutnya secara paksa, persetan dengan kebaikan. Mengambil satu ginjalnya untuk di donorkan pada seorang putri mahkota, atas petuah yang di lakukan oleh ayah kandung dari putri tersebut.

CANDY || NOMIN 🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang