Kepala Jaemin menunduk melihat sapu tangan berdarah mendarat di atas dinginnya salju. Di depannya, tubuh Mark telah terikat dengan kedua kaki nya yang terpasung dengan sempurna.
Memang sulit di percaya tetapi memanglah itu kenyataannya.
"Sebenarnya siapa Mr Jung itu?" Jaemin tidak ada hentinya bermonolog.
Hanya dalam waktu dua minggu saja, Mark bisa di temukan tanpa ada halangan secuil pun.
"Bukankah itu baik?" Tiba-tiba Pak Jaehyun menimpali. Padahal Jaemin hanya berkata dalam hati.
"Sebenarnya anda itu siapa? Mengapa dengan mudahnya anda menemukan Mark!?"
Langkah seorang pria bisa di dengar oleh Jaemin yang mengalihkan pandangnya. Sesuai perjanjian, Mr Lee sudah bisa mendekati nya kemudian memberi pelukan hangat pada Jaemin.
Tidak lupa untuk saling bertukar saliva dan meremat tengkuk mereka masing-masing.
"Aku merindukanmu," ucap jaemin, kedua tangannya mengalung indah pada Mr Lee.
Sulit di gambarkan perasaan Mr Lee saat ini. Rasa sakit belas luka tembak di lengannya hilang seketika melihat senyuman submissive cantiknya. Luka yang tercipta saat menjalankan misi pencarian Mark.
"I miss you too, really miss you my boy" Mr Lee kembali memagut bibir Jaemin. Ia cecap perlahan-lahan, merasakan betapa manisnya bibir ranum tanpa polesan lipstik itu.
"Aku belum bisa menemukan Mina"
Kelopak mata Jaemin terbuka, memandangi pahatan wajah kekasihnya yang jauh lebih tinggi dari nya.
"Tetapi Mark sudah ditemukan, lalu mengapa kau masih mencari mina?"
"Dia masih istriku, kita belum bercerai"
Jaemin menurunkan tangannya dari ceruk Mr Lee, kaki jaemin bergerak mundur satu langkah. "Mianhe" ucapnya.
"Aku menginginkan Mina kembali"
"Tetapi dia,,"
"Bagaimanapun juga kita belum bercerai, Nana biarlah aku menemukannya agar semua jelas!" Ucap Mr Lee, kemudian ia pegang kembali lengan bekas tertembak itu dan melangkah pergi.
Di belakang Jaemin, sosok Jaehyun masih ada. Terdiam mematung seakan tidak dianggap, namun di wajahnya tersirat ketidak sukaannya pada Mr Lee. Entah itu sebuah dendam atau apapun itu?
"Lelaki yang paling setia di dunia ini adalah seorang Ayah. Bapak sudah pernah bilang padamu, untuk berhati-hati. Kau lihat ayahmu, di ujung sana. Dia selau memantau anaknya dimana pun berada" tangan Jaehyun menunjuk Yuta yang berjalan membawa payung untuk sang anak. "Jujur, saya lebih suka Nana yang saya kenal sebelumnya, cerewet, banyak tingkah, suka main pukul. Bukan Nana yang sekarang, Lemah!" Imbuh Jaehyun.
"Kembalilah pada ayah, hm" Jaehyun menggiring pundak Jaemin yang masih merenung akibat kelimat yang terlontar dari mulut Mr Lee.
Bahwa dia masih mengharap mina untuk kembali.
Jaemin berusaha tersenyum di depan Yuta, meneduhkan diri di bawah payung besar yang di bawa Yuta. Biarkan Mayat Mark menjadi urusan algojo di sana.
Sebenarnya jaemin tidak mengharapkan Mark untun mati begitu cepat. Tetapi ini adalah perintah Donghae yang sudah frustasi akan hartanya yang hilang.
Biarlah ini menjadi teka-teki yang menemani hidup Jaemin nantinya.
"Ada yang ingin kau katakan pada ayah?"
"Tidak ayah" nada Jaemin begitu parau. Dengan intonasi suara yang merendah beberapa oktaf.
* * C A N D Y * *
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDY || NOMIN 🔞 END
RomanceHATE BECOME LOVE STRAIGHT BECOME GAY Warning : ADULT STORY