33. Best Part of My Life ( Nana)

4.1K 286 26
                                    

"Appa, please accept my apologies" ucap Jeno, dirinya bertekuk lutut di belakang Yuta. Jeno menyesali perbuatannya.

Yang menjadi objek pandang oleh kedua mata bermanik coklat Yuta adalah gumpalan awan putih di depannya.

Dimana mereka saat ini? tentu saja lantai 100 kediaman mereka. Yakni di sebuah balkon depan kamar Yuta.

Pintu penghubung balkon itu terbuka atas atensi Yuta, hanya ia lah sosok yang bisa melakukan itu. Karena tempat yang saat ini ia singgahi, tidak diperuntukkan oleh manusia berjiwa lemah. Nyawa bisa hilang hanya dengan melangkah maju ke depan.

Balkon itu tidak di batasi oleh apapun, benar-benar kosong. Hiruk pikuk kota seoul pun tidak bisa di lihat dengan tatapan kosong, betapa tingginya bangunan Penthouse ini.

Masyarakat setempat percaya, penthouse ini termasuk dalam gedung tertinggi nomor dua setelah Burj Khalifa.

"Apa yang bisa ku pegang dari mu? Menikahkan anakku dengan pria seperti mu, aku merasa seperti merancang sebuah pembunuhan pada anakku sendiri!" kecam Yuta, nikotin di tangannya ia buang sembarangan.

Yang di ajak bicara saat ini hanya bisa menangis dan menunduk. Tidak terlihat lagi sosok garang Mr Lee Jeno sebelumnya.

Beberapa detik kemudian, Yuta membalikkan badan. Ketika Chanyeol tiba-tiba datang mengetuk jendela kamar Yuta.

"Maaf jika aku lancang, apa yang terjadi pada Na Jaemin!???" Teriak Chanyeol.

Jeno terkejut, apakah hal buruk terjadi pada Jaemin? Dirinya segera bangkit dan mendekati Pria bermarga Park itu.

"Ada apa dengan Nana?"

"Ada apa dengan anakku, jawab aku Hyung???" Ucap Yuta dengan lirikan bengis andalannya.

* * CANDY * *

Sebuah mobil taksi pun memasuki halaman Penthouse. Jaemin memberikan beberapa lembar uang bernominal paling tinggi di negara itu.

"Ini terlalu banyak tuan muda" ucap supir bertubuh gempal itu.

"Ambil saja, gunakan untuk hal yang berguna. Terimakasih paman" jaemin langsung melenggang pergi menuju lift lobby.

"Betapa mulianya anak itu, semoga kau dan bayimu sehat selalu" ucap si supir sebelum meninggalkan tempat itu.

Jaemin tidak langsung menuju kediamannya, lift tersebut berhenti di lantai 98. Tempat dimana Park Chanyeol tinggal bersama keluarga kecilnya.

Kedua mata Jaemin begitu takjub melihat banyaknya bunga yang di pajang di depan pintu.

Kemudian ruang tamu di lantai itu pun dipenuhi oleh rangkaian bunga entah untuk apa dan dari siapa. Hal ini membuat Jaemin kembali teringat pada pak Jaehyun dan profesi lamanya, menjadi perangkai bunga.

Pita beserta undangan pernikahan pun menumpuk dan berjatuhan di samping sofa.

"Eomma, apakah ini cocok jika ku pakai! Astaga, aku benar-benar malu eomma!"

Jaemin mengenali suara itu, sungguh lembut di dengar dengan mata terpejam. Diusapnya air mata di pipi nya sebelum melenggang pada sumber suara.

"Astaga sayang, mengapa kau cerewet sekali! Pernikahan mu dua hari lagi dan kau masih saja seperti anak kecil!" sentak Wendy.

Begitu Jaemin masuk, sosok Renjun dengan bibir merah merona tampak tersenyum kikuk padanya.

CANDY || NOMIN 🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang