04

8.8K 571 28
                                    

"Kau ini seperti tidak tau saja, aku memang cantik" jaemin memuji dirinya di samping Taeyong.

Taeyong tersenyum, mengakui bahwa Jaemin memanglah cantik. Dengan postur tubuhnya yang begitu ramping, serta bulu mata yang lentik menjadi ciri khas seorang Jaemin.

"Nana, apakah kau memiliki mantan kekasih?"

Jaemin menghela nafas panjang. "Mana ada orang yang menerimaku, pria miskin seperti ku ini? Ah, kau ini bermimpi Taey"

"Jangan seperti itu, kita harus bangga dengan diri kita Nana" Ucap Taeyong, menampakkan sifat aslinya.

Lelaki dengan bibir tipis itu memang tidak suka untuk merendahkan dirinya, apalagi tabiat mereka berdua adalah kaum bawah.

"Walaupun kita miskin, tetapi kita ini seorang laki-laki Na. Kau harus ingat itu"

Jaemin tertawa, menonjok gurau bahu taeyong yang sedang sibuk merangkai bunga.

Di balik tirai, munculah sosok pak Jaehyun dengan membawa bonsai.

"Taey, lihatlah pujaan hatimu. Apa kau tidak ingin membantunya membawa bonsai itu" Jaemin menyenggol lengan Taeyong tanpa menoleh empunya.

"Apa sih Na, pak Jaehyun hanya bos kita!"

"Cie, mau nyerah nih haha!"

Jaehyun meletakkan bonsai itu dengan hati-hati, kemudian memegangi punggung nya yang sudah termakan usia itu.

"Pak Jaehyun, apakah itu pesanan!?" Tanya Nana, jaehyun spontan mengangguk.

Melenggang pelan pada kedua primadona nya ini. "Itu pesanan Mr Lee"

Bersamaan dengan itu, Sungchan melangkah masuk bergabung dengan mereka.

Datang dengan membawa dua bungkus eskrim untuk asisten kakaknya.

"Nana, apa kau tidak ingin memasak untuk kita di malam tahun baru Nanti?" Ucap Jaehyun.

Keringat di dahi nya mengucur deras, bisa di lihat bulir-bulir air yang jatuh di kerah kemejanya.

"Tentu saja Nana siap pak, apa tahun baru ini begitu spesial?" Jaemin nge-wink ke arah Taeyong.

"Seperti biasa, bapak akan menganggap semua yang bekerja disiniseperti keluarga. Karena tanpa kalian, mungkin toko ini akan sepi" keluh Jaehyun.

"Bapak bisa aja deh, yaudah besok malam Nana masak spesialpake banget demi bapak deh!!" Taeyong memutar tubuhnya, apron pink yang ia pakai pun tersibak.

Sungchan melihat tingkah laku Jaemin pun mendadak gemas.

* * C A N D Y * *

Sambil melumat es krim, Mina merasakan begitu nikmatnya pijatan di tumitnya.

"Sayang, ayo lebih keras lagi. Apakah kau lelah, padahal ini baru seouluh menit" keluh mina, merasakan pijatan di kaki nya semakin renggang tidak berasa.

Jeno yang memangku kedua kaki Mina pun tersenyum. "Maaf"

"Kau memikirkan sesuatu? Sampai kau tidak mau melihatku"

"Aku tidak memikirkan sesuatu, hanya dirimu yang ada di otak ku"

"Beberapa hari ini kau sering melamun, kau menyebalkan Lee!"

Mina menghabiskan sisa es krimnya, di lanjut menarik kaki nya. Dia merasa tidak ada gunanya minta pertolongan pada suaminya yang baru pulang kerja itu.

Mina lebih memilih masuk kamar kemudian tidur.

"Maaf sayang, hari ini aku sangat lelah"

Jeno menyambar handuknya, melihat bunga mawar hitam yang ia pesan beberapa hari lalu telah menghias tempat sampah di dapurnya.

Kemudian bayangan seorang pria mungil yang pernah ia anggap rendah pun perlahan membuat mata Jeno terpejam.

Jeno merasa bersalah pada sosok yang ia ingat, mengantarkan bunga ke rumahnya dengan imbalan yang tidak seberapa.

~

Meja bundar di toko pak Jaehyun telah di penuhi hidangan. Jaemin sibuk menata bangku yang melingkar di meja itu, begitu juga Taeyong sedang beradu mulut dengan Jaehyun perihal baju yang akan Jaehyun kenakan.

"Kita ini hanya makan bersama, bukan kondangan pak! Lalu, kenapa anda harus pake batik PGRI segala!" Taeyong kesal.

Bisa dengar suaranya yang begitu cetar membahana.

"Sudahlah, saya lebih baik memakai oblong warna hitam!"

"Pake singlet putih aja udah ganteng kok pak, pake batik segala"

"Ya., saya tau kalo saya ganteng" ucap jaehyun dengan rasa percaya dirinya.

Dirinya telah mendudukan diri di kursi nya yang spesial.

Jaemin berlari kecil melepas apron, wajah mereka tampak membinar. Sebotol wine telah Jaehyun buka. Kemudian ia tuangkan pada gelas kecil-kecil di sana. Mempersilahkan para asisten untuk duduk bersama.

Mpok Jubaedah pun di undang, dirinya tidak kalah cantik malam ini.

"Mpok pake daster aja cantik, apalagi kalau pake gaun" puji sungchan.

"Hadeh, kamu ini minta disunat lagi kayaknya. Mpok mana pantas atuh pake gaun, enakan juga pake daster gini. Nggak gerah,,"

"Sungchan nggak bohong mpok"

"Sudah-sudah, kita ini mau makan bersama. Bukan demo panci!"

Semua memandang pak Jaehyun, termasuk Jaemin yang selalu duduk berdekatan dengannya.

"Bapak harap, kalian berdua betah bekerja sama bapak yang sudah tua dan bau tanah ini" jaehyun tertawa sengak.

"Lebay nya kumat lagi nih si akang Jaehyun Bambang Sucipta!" -Taeyong

"Lancar kali kau menyebut Nama!" Sangkal jaemin.

"Kita ini jodoh"

Jaehyun memijat pelipisnya, suara dua asisten yang saling bersahut membuatnya pening.

"Baiklah, semoga tahun baru ini kebahagiaan menimpa kalian berdua!! SELAMAT MA—"

TOK

TOK

TOK

"Biar Nana aja yang bukain pintu pak!" Jaemin mencekal tangan Jaehyun yang hampir berdiri untuk membukakan pintu.

"Terimakasih Na"

Jaemin berlari kecil, jam dinding menunjukkan pukul sepuluh malam. Tentu saja toko sudah tutup, tetapi siapa yang datang?

Ceklek

"Mr Lee!"





Tbc

CANDY || NOMIN 🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang