11

5.8K 449 57
                                    

Untuk menebus kesalahannya, Donghae mengajak Jaehyun ngopi di kantin.

"Nana itu sudah aku anggap seperti anak sendiri, dia adalah karyawan saya. Kedatangannya ke rumah sakit ini adalah check-up, mengenai operasi ginjal yang barus saja dilakukan beberapa minggu lalu" terang Jaehyun dengan sebatang nikotin di tangannya.

Pandangan Jehyun sungguh suram, berbeda dengan Donghae yang perlahan menatap sendu.

"Lelaki baik sepertinya, harusnya mendapat perlakuan baik. Entah dari keluarga sendiri atau publik, tetapi itu tidak berlaku untuknya"

Donghae semakin merasa bersalah, apalagi mengingat tangan Mina mengayun begitu kerasnya.

"Termasuk anak anda!"

"Anak saya?" Donghae menunjuk dirinya sendiri.

Jaehyun tersenyum kecut, benar-benar biadab circle keluarga yang baru saja ia temui ini.

"Ya, anda bisa berbicara dengannya jika Tuhan memberi kesempatan untuk hidup" ucapan Jaehyun seakan membuat raga Donghae melayang terbawa arus kehidupan.

"Oh. Satu lagi, menantu anda lebih biadab. Dia menampar anakku, didepan banyak orang"

Bukan Jaehyun namanya kalo tidak pandai berbicara. "Selain itu, saya serahkan pada Nana"

Jaehyun pamit, setelah secangkir kopi dan sepotong bolu pandan ia lahap habis. Mau tidak mau namanya Rejeki di ajak ngopi orang kaya, tidak boleh ada penolakan.

Dibalik semua itu ada rasa menyesal dari lubuk hati Donghae yang telah mempertemukan wanita yang salah dengan anaknya.

🍑

Dibawah sinar bulan purnama, ada suara yang begitu merdu di udara.

Suara siapa lagi kalo bukan Mpok Jubaedah yang sedang menyanyikan lagu Lingsir Wengi. Bau aroma asam perlahan ia cium, membuat Mpok Jubaedah dengan rambut panjangnya itu menghentikan syairnya.

"Edaaahhhh, oh edaaahhh"

"Subandonooo! Jaeh!"

PLAKK

Kedatangan sosok pak Jaehyun langsung di hadiahi sebuah tamparan pada pipinya.

"Sakit edahh,, main geplak aja deh heran!" Protes jaehyun sambil ngelus pipi

"Ya lagian Elu ngagetin gue!"

Jaehyun duduk di samping mpok Jubaedah, mengambil ikat rambut dari tangan Jubaedah kemudian Jaehyun menyisir rambut panjang itu dengan jemari nya.

Jaehyun menggelung rambut hitam nan panjang itu. "Begini kan cantik Edah, sudah seperti ibuk kita kartini"

"Elu kartono nye, ada ape kemari!" Sewot mpok Jubaedah.

Ternyata, sifat Jaehyun yang dulu masih sama sampai sekarang.

"Aku mencari Nana, apakah dia sudah pulang"

"Lho, bukanya Kamu bawa Nana ke rumah sakit hari ini? Terus, aye dari tadi disini ngapain dong?"

Ya, penantian yang sia-sia. Mpok Jubaedah rela menahan dinginnya malam demi menunggu kepulangan anak asuhnya itu.

"Duh,, kemana lagi kamu sayang" keluh mpok Jubaedah. Langsung mengangkat ponselnya ke udara, karena sinyal di kampung lumayan susah di dapat. Apalagi menjelang tengah malam.

"Hp butut! Seperti rupa mu itu yang menyebalkan, baiklah aku pergi cari Nana" jaehyun langsung melenggang pergi.

Tetapi mpok Jubaedah tidak berdiam diri, ia menutup pintu rumahnya kemudian menangkap lengan pak Jaehyun dan membuntutinya.

CANDY || NOMIN 🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang