Tanpa Jaemin sadari, dirinya kini telah terbangun di sofa. Kedua matanya mengerjap lucu pada Jeno yang sedang membereskan kamar tidurnya. Akibat pergempuran panas yang berlanjut sampai 3 hari 2 malam mampu membuat ranjang dan property di kamar itu menjadi berantakan.
"Apakah semalam angin puting beliung menyerang kamar kita?"
Lingerie putih satin membalut tubuh Jaemin yang sudah lengket akibat sperma yang menyebar ke sekujur tubuhnya. Dengan dibalut selimut hangat Jaemin tidak menyadari bahwa hari sudah pagi.
Dengan langkah pincang, Jaemin merengkuh tubuh atletis Jeno dari belakang.
"Buna,,"
"Kau terlalu sibuk, sampai tidak mendegar suaraku" ucap Jaemin, memutar tubuh Jeno paksa.
Selimut di tangan Jeno pun jatuh ke lantai. Disusul tubuhnya yang terkulai di atas ranjang yang tergenang sperma dimana-mana. Semua itu akibat tangan Jaemin yang mendorong tubuhnya, dan menduduki penisnya.
Memasukkan benda keramat Jeno pada rumahnya kembali.
"Aku belum puas" ucap Jaemin, menunpu tangannya di dada sang suami.
Kemudian menggoyang pantatnya liar, kejantanan Jeno seakan di jepit dan diurut secara bersamaan.
Jeno terlihat pasrah, melihat tali lingerie jaemin yang terjatuh dari bahunya. Kemudian Jeno robek dengan kasar, agar kedua nipple gembul Jaemin bisa ia mainkan.
"Aaahhh,, remashhhh" desah jaemin.
Pinggul ramping penuh cakaran tangan dominan pun bergerak naik turun disertai kerlingan manja ala Nana. Siapa yang tidak mabok melihat ritme tubuh Nana yang bergerak erotis di atas kejantanan suami nya.
"Nana, kau sangat nakal"
"Apa sperma mu telah habis hmm!?"
Mendengar perkataan yang begitu menantang membuat Jeno membalikkan tubuh jaemin paksa. Kemudian ia kendalikan rudalnya dengan brutal, menumbuk telak prostat Nana.
Rasa nikmat itu sukses membuat jaemin meloloskan sebuah lenguhan panjang. Prostat Jaemin pun terasa bengkak, terisi penuh oleh sperma yang begitu pekat dan kental milik suami nya.
"Ooohhhh ahhh Jenoohh"
"Kali ini tidak ada ampun buna!"
Jaemin tersenyum mesum, mendengar kalimat yang seolah-olah Jeno tidak akan pernah bosan untuk menikmati tubuhnya.
"Oohhh massshhh,,"
"Call me daddy hhh ahhhh pleasehhhh"
"Daddyyhhhh,, harder pleaseehhh daddhhh"
Paha Jeno diremat kencang, akibat kejantananny berdenyut di dalam lembah. Tidak lama kemudian ribuan bakal anak pun kembali meluncur, mengotori dinding rahim Nana.
Diusapnya surai blonde Jaemin dengan sayang, Jeno tau bahwa Jaemin telah lemas. Bisa dilihat dari wajahnya yang kian memucat.
"Aku rasa kita bisa berhenti" Jeno mengamati lubang Nana, kemudian ia bersihkan dengan bantuan lidahnya.
Ia cecap perlahan lahan, kemudian meminta maaf pada bayi di dalam perut Nana yang harus terganggu akibat kebinalan sang buna.
Jaemin tersenyum, ia raih kembali saliva dari mulut dominan. Kemudian tertidur dengan cepat.
Aura submissive cantiknya begitu memabukkan, membuat Jeno enggan untuk meninggalkan dan merebah disampingnya.
"Sudah saatnya aku melupakan mina" monolognya sambil memagut gemas pipi Nana. "Lee Jaemin, kamu milikku"
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDY || NOMIN 🔞 END
RomanceHATE BECOME LOVE STRAIGHT BECOME GAY Warning : ADULT STORY