13. Membungkam Romeo part 2

151 22 5
                                    

🚫 DANGER AREA: 23+ 🚫

Romeo langsung menyambar tubuh Juliet tanpa ampun. Kemudian menindih tubuh Juliet dan mencengkram kedua pergelangan tangan gadis itu disamping kepala.

"Kau yakin?"

Juliet menelan ludahnya susah payah. Mau bagaimana lagi, toh Juliet sudah punya firasat jika kesuciannya itu kalau tidak direnggut Daniel, ya pasti direnggut Romeo. Sudah tidak bisa dipertahankan juga, oleh karena itu dengan totalitas ini, Juliet akan mengorbankan dirinya demi membereskan segala kekacauan yang ada.

Juliet dengan sangat berat, mengangguk sambil memejamkan kedua mata cantiknya, jika dengan begini bisa menahan Romeo pergi ke Roma dan mengambil senjata, maka, "Yes, I do."

"Allright. Open your eyes."

Kedua mata Juliet  terbuka, seketika melihat parade senyum mematikan Romeo yang tak pernah ia lihat sebelumnya, wanita itu lalu menggigit bibirnya gugup.

"Well, love. Now open your clothes." Romeo seperti kerasukan succubus (iblis mesum) menyuruhi si feme fatal kita untuk segera membuka bajunya. Lolos semua, polos bak bayi baru lahir yang merona dan murni. Juliet menekuk lututnya, menangkup buah dadanya yang meluber dengan kedua tangan.

Tidak sabar, Romeo menggeram. Menyambar tangan itu dan menarik tubuh Juliet. Meremas rahang gadis itu sebelum meramut bibir menggoda sang jelita.

Memagut, melumat, sampai lama hingga berderulah napas mereka yang cepat dan saling balap. Tangan Romeo tidak menganggur. Langsung bergerilya meremas gundukan buah melon Juliet lalu mengusap-usap bibir liang surgawi yang masih kesat dan ditumbuhi bulu halus.

Sesekali disenggol ujung biji kacang Juliet hingga si gadis menegang kaget. Geleyar rasa yang tidak bisa dinalar, hanya bisa dirasakan dan dinikmati itu adalah pengalaman pertama yang enak dan candu.

Romeo kemudian meringsek, membuka lebar kedua kaki Juliet hingga kepalanya tenggelam kedalam sana.

"Rom—ah! Hah! Hah! Akh!" Juliet meremang meremas rambut Romeo. Menggigit bibirnya sendiri agar desahan ngawur tidak lolos seperti ini, "jang-jangan berhenti!" Namun gagal.

Romeo mengacak liang surgawinya dengan lumatan. Membasahi setiap jengkal area menggunakaan saliva nakal. Jika begini, Juliet sudah siap menerima burung falcon tegang dan besar miliknya.

"Romeo, pelan! Pelan-pelan dulu ya."

Seperti apa yang dikatakan sang jelita, burung falcon Romeo perlahan masuk kedalam liang Juliet yang tidak pernah dijamah, walaupun bermain dengan ritme yang lembut, takut jika si gadis sakit, sensasi luarbiasa itu tetap menggetarkan seluruh rasa di dalam dada.

Romeo masih berada diatas permainan dengan memaju-mundurkan pinggulnya, tubuh kekar dan sixpack-nya tampak begitu sexy, hot, lebih panas dari neraka.

Desahan suara pria yang menggeletitik telinga Juliet, ekspresi sensual Romeo yang tidak pernah Juliet lihat sebelumnya, segalanya tentang sex rupanya lebih gila dari yang dia kira.

Bahkan setiap hentakan lembut pinggul Romeo itu, semakin membuat intisari di bawah sana basah dan mengetat. Mengenyahkan rasa perih dan sesal. Mereka saling bertatapan, merasakan kenikmatan dan rasa gamang yang meresap sampai ketulang.

Kamar itu sekarang terdengar riuh, berisik dengan erangan dan juga, desahan. Suara laknat yang menandakan bahwa penyatuan haram didalam sana segera mencapai klimaks, saat ujung falcon Romeo mulai terasa panas mau muntah, laki-laki itu malah dengan gentle menahannya.

Romeo tidak mau egois keluar sendirian, dia ingin memberi wanitanya rasa tak terbantahkan dalam sebuah rangkaian, sex. -Orgasm. Puncak dari segala puncak kenikmatan. Ia ingin keluar bersama. Ingin Juliet merasakan itu dengan begitu hebatnya, sampai ia akan ingat betapa berkesan pengalaman pertamanya bersama Romeo. Luarbiasa.

Killing Romeo (Dark-romance) [𝐘𝐞𝐣𝐢-𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧] 𝐘𝐞𝐨𝐧𝐣𝐮𝐧]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang