26. Beneath the fate

189 15 0
                                    

Geraman Juliet terdengar jauh lebih sexy. Jemarinya terangkat, mengalung di kedua bahu lebar Romeo saat pinggul pria itu mulai bergerak maju mundur. Juliet mendongak menggeliat, mendesah sejadi-jadinya. Keringat banjir membuat kulitnya berkilat, lengket, erotis, saling bergesekan dengan kulit putih.

"Don't stop! Hah! Hah! Hah!"

"Wanna make you out now, little deer. Turn around!" Romeo mencabut batangnya. Memutar pinggul  Juliet hingga tertelungkup lalu menampar pantatnya. Plak! Sengatan panas merajai rasa dibawah sana.

"Umhhah! Romeo."

"Angkat pinggulmu sedikit. Yes, love. Yeah right here." Romeo mengoreksi posisi.

"Romeo kau-"

"Baby, this is what they call, doggy style."

"Hak-akhhh! Romeo!" Juliet ditusuk dari belakang. Kepalanya mendongak, merongrong, meremas sprei.

Romeo menggentak pinggulnya, merapatkan jarak. Mengacaukan ritme tatkala liang juliet dengan gila menyedot kenikmatan duniawi yang laknat namun candu.

Disela itu Juliet berinisiatif sendiri. Merubah posisi disaat genting dan nyari muncrat, Juliet kini berada diatas. Mengendarai batang Romeo hingga sang pria mendongak penuh keringat.

"Juliet! Tunggu! Ak-!" Romeo menggelinjang. Menutup mulutnya dengan punggung tangan. Kedua kakinya menegang. Tidak kuat lagi Romeo akhirnya menyembur lava putih panas  ke lubang sensitif yang sudah menenggelami kejantanannya selama 30 menit. Romeo terbelalak panik.

"Juliet aku tidak sengaja. Seharusnya aku menahannya."

"Its okey. Come inside me baby. Its okay." Juliet ambruk di dada Romeo. Menenangi gelimang gugup sang kekasih yang khawatir.

"Juliet maaf. Maafkan aku, aku tidak bermaksud merenggut masa depan dan kebebasanmu." Romeo panik, berkata sambil terengah dan gemetar. Juliet paham. Perempuan itu merengkuh tubuh Romeo kedalam pelukan.

"Masa depanku itu kamu Romeo. Kenapa kamu takut?"

Romeo terhenyak, seperti baru bangun dari mimpi. Baru kali ini Juliet berkata begini. Romeo lantas melepas pelukan Juliet dan mengusap wajahnya sendiri dengan kasar. "Apa ini cuma mimpi?"

Juliet menggeleng. "Tidak. Ini nyata." Menggerayangi pipi Romeo dan mengecup keningnya. "I love you, my roman empire."

***

"Apa kau yakin dengan hal itu?"

Romeo menatap punggung mulus Juliet yang duduk di pinggir kasur.

Juliet menoleh, rambutnya terkibas tampak cantik. "Honey-" lalu merangkak dibalik selimut. "Kau mau menaklukkan restu Riki kan? Aku sudah bantu cari solusi begini. Apa kau sedang tidak peka?"

Romeo menarik selimut. Menarik juga lengan Juliet agar jatuh penuh drama kedalam dadanya. "Spermaku itu bandel dan jago kabur, aku agak trauma. Sekali lepas saja bisa langsung jadi. Aku bisa membuatmu hamil, Juliet."

"Justru itu." Juliet tersenyum malu. Kemudian mendongak menatap Romeo penuh cinta. "Kita buat adik buat Sal."

Romeo tersentuh hatinya. "Serius boleh?"

Juliet mengangguk. "Aku sudah lelah menanggung segalanya sendiri. Kadang, aku juga mau bersandar di bahu orang lain, Romeo. Maukah kamu?"

Killing Romeo (Dark-romance) [𝐘𝐞𝐣𝐢-𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧] 𝐘𝐞𝐨𝐧𝐣𝐮𝐧]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang