24. Barrier wall in Juliet's heart

126 21 4
                                    

(Masih di Kota Roma)

Juliet Chevroley Alard—memang tipikal perempuan yang muak hidup di bawah kendali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juliet Chevroley Alard—memang tipikal perempuan yang muak hidup di bawah kendali. Mandiri, berkutat dengan bisnisnya sendiri. Seorang perempuan melebihi fatal, sebutlah puncak dari segala puncak. Dia seperti ratu, —seperti seorang yang berdedikasi dan dianugrahi bakat ulet dan loyalis.

Se-'berdikari' itu, namun Juliet punya sisi mengejutkan yang dia sendiri tidak tahu.

Contohnya soal yang 'ehem-ehem' sama Romeonya dihari itu. Tak dinyana malah membuat pikiran jadi melayang di siang bolong. Dan bisa-bisanya Juliet teringat akan rasa enak sex bersama Romeo telah ditanam di otaknya. Membayangkan dirinya di bawah lampu temaram, dikuasai laki-laki itu yang lihai memimpin ritme, dihentak-hentak dengan kecepatan penuh, mendengar erangan mereka yang makin liar, lalu mencapai puncak saat laki-laki itu memukulnya dipanta—

'Plak!' Juliet menepuk pipinya, 'sudah gila ya aku?' Juliet menggeleng merontokkan pikiran cabulnya ke lantai. Merapikan dokumen di meja kerja lalu bangkit dengan gelisah.

"KAKAK!"

"—SIAL, RIK! BIKIN KAGET AJA!" hilang muka Juliet saat bocah kematian itu menertawainya sampai mulas.

"Lagian siapa suruh begong siang-siang."

Pipi Juliet merah padam. "Mau apa sih?" katanya kesal.

"Jadi kak. Kayaknya aku harus main ke beberapa tempat. Biasalah, healing!"

Alis Juliet terangkat. "Terus kenapa bilang pada kakak? Mau uang saku apa gimana?"

Riki mengibaskan tangannya keudara. "Enggak lah! Uangku banyak karena tidak jadi menyewa jasa Benvolio lagi. Aku cuma ijin agar kakak gak cemas dan menelfonku setiap detik, itu mengganggu tau!"

"Yaampun. Iya-iya.  Kapan kau berangkat anyway?"

"Nanti sor—

Kriett! (Suara pintu dibuka)

"Siang, bos. Karena ada yang mau mencari Anda, jadi saya antar saja langsung, kemari." Karyawan resepsionis Juliet memang baru. Belum sempat di training. Lalu dengan kikuk menyelonong masuk kedalam kantornya dan membawa dua orang familiar.

Juliet dan Riki saling bertatapan. Lalu Juliet mendengus, "Lain kali, kalau ada tamu yang ingin menemuiku, tanya dulu asistenku. Apakah  sudah buat janji atau belum, apa kau paham?"

"Ah—Maaf bos, saya benar-benar tidak sopan!"

Juliet tersenyum. "Jadikan pelajaran, kau boleh pergi. Terimakasih."

Riki terkekeh melirik sang kakak. "Tumben kakak sabar."

"Diam kau baguette kentang!"

"Well, well, well kalau begitu, selamat datang di Benvolio, sir Romeo!" Riki membungkuk, memberi sambutan abal-abal lalu dikirimi tatapan sinis oleh Romeo.

Killing Romeo (Dark-romance) [𝐘𝐞𝐣𝐢-𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧] 𝐘𝐞𝐨𝐧𝐣𝐮𝐧]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang