Romeo duduk diatas sofa kulit di ruang tamu Kediaman utama keluarga Ave. Disebrang sana, Benjamin Ave sedang mengasah pedang katana kesayangannya. Keduanya sempat bersitegang, jika Romeo ingin segera membalas dendam namun tidak demikian dengan Benjamin yang memilih merapatkan mulut agar kasus ditutup.
Tua bangka itu sepertinya gila. Romeo mengepalkan tangannya erat diatas paha. "Bukankah prioritas kita seharusnya mencari pelaku dan membalas dendam atas kematian Mama? Berpangku tangan pada polisi tidak akan ada gunanya." Katanya tidak sabaran.
Benjamin mendengus dengan suara kasar. "Aku juga berduka, anak sialan. Pikirmu kau saja? Lyly adalah putri kandungku, siapa kau?"
Romeo mengatupkan rahangnya kuat-kuat, takut jika merapal umpatan untuk kakek tua bangkotan itu dan durhaka.
Benjamin lalu menyarungkan pedang katana kesayangannya dan menyimpan benda tajam itu kedalam sebuah peti. "Jika kau mau balas dendam, nanti saja. Jangan banyak bertingkah setelah kekacauan ini. Sebaiknya kau sembunyi saja karena ada yang salah dengan semua ini."
Romeo mengernyit. "Sembunyi seperti pecundang?" lalu terkekeh merasa lucu.
"Ngomong-ngomong bagaimana dengan calon menantuku?" kata Benjamin mengalihkan pembicaraan.
"Jangan seret Juliet kedalam masalah ini. Dia tidak tahu apa-apa." Kata Romeo seolah dia tahu segalanya, tak dinyana malah ditertawai oleh Benjamin si laki-laki tua.
"Hahahaha! Dasar! Sepertinya kamu memang mabuk kepayang dengan gadis itu."
Romeo bangkit. "Kurasa tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, saya pamit."
Benjamin hanya menatap cucu angkatnya itu tanpa berkata apapun, mata tuanya lalu bergulir kearah rak besar dibelakang sofa.
Laki-laki tua itu bahkan tak terkejut saat rak besar yang rupanya pintu rahasia terbuka, menampilkan sosok familiar berwajah jelita yang rupanya bersembunyi dari dalam sana.
"Sepertinya, Anda kurang bisa menyakinkan Romeo, Tuan." Katanya dengan kecewa.
"Tapi aku-kan sudah tutup mulut, jadi mana uang yang kau janjikan padaku, Juliet?"
Juliet terkekeh kecil. "Tenang saja, saya akan memberikan dua kali lipat saat Anda benar-benar bisa meyakinkan Romeo untuk melupakan saja kasus ini. Dan bonus jika Anda tidak membeberkan identitas asli saya sebagai anggota Benvolio." Negosiasi Juliet pun berhasil lagi dengan tawaran uang.
Well. Benjamin Ave, si mata duitan itu sebenarnya lebih gesit dari Romeo dalam menyelidiki pelaku pembunuhan Lyly Ave. Laki-laki tua itu entah bagaimana bisa tahu jika Juliet adalah komplotan Daniel yang mengincar nyawa cucu angkatnya. Karena itulah Juliet mau repot menemui kakek tua itu untuk bernegosiasi dan mencoba membungkam, sekaligus mempengaruhi sang cucu angkat agar kasus ditutup.
Dan ya, laki-laki tua itu berjanji untuk tutup mulut jika diberi imbalan uang yang cukup. Tidak masalah bagi Juliet menjual sahamnya demi menyogok Benjamin. Setidaknya pasti selalu ada jalan keluar dari suatu permasalahan 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Romeo (Dark-romance) [𝐘𝐞𝐣𝐢-𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧] 𝐘𝐞𝐨𝐧𝐣𝐮𝐧]
FanficWarn:23+ ‼️complete story (Follow, vote, comment). Bahasa indonesia Sinopsis:Kisah cintanya dengan Romeo seperti titik lebur yang berbahaya karena dia telah disewa untuk melenyapkannya. Perempuan itu berdiri dengan prinsip se-kokoh batu karang, t...