Tidak disangka, Romeo menyetujui permintaan Juliet yang menginginkan pernikahan mereka dipercepat.
Lantas, apa yang kalian bayangan tentang sebuah hari pernikahan? Pesta. Suka cita. Atau hingar-bingar formalitas yang cuma menghabiskan uang dan waktu?
Yang jelas, pernikahan adalah hal yang katanya sakral. Tapi entah mengapa kesakralan itu terasa ganjil saat Juliet harus melakukannya dengan Romeo, yang merupakan target huru hara yang terjadi.
Juliet kemudian melihat pantulan dirinya di sebuah cermin yang sangat besar, mengenakan gaun mewah dan memegang buket mawar.
Dia cantik, seperti ratu sejagad. Juga keliman renda berwarna sedikit merah yang ia sentuh adalah request Romeo, permintaan spesial karena Romeo tau warna merah adalah lambang Juliet yang-'berani, bergairah, dan adidaya.'
Kadang-melihatnya menjadi perempuan normal begini membuat Juliet suka berandai-andai. Jika saja ia tak jadi korban patriarki dan bergabung dengan Benvolio, akankah Juliet bisa hidup dengan tentram dan damai? Menemukan laki-laki baik, lalu menikah dan hidup bahagia selama-lamanya?
Juliet menghembus nafas jengkel, realita menghantam mimpinya disiang bolong. Selain itu, telah lewat dua jam sejak pendeta datang, tapi Juliet tak kunjung dipanggil menuju altar. Sebersit kehaluan Juliet tentang 'kehidupan normal' itu benar-benar lenyap. Hanya menyisakan realita pekat.
Dan dihari pernikahan yang harusnya khidmat serta penuh cita ini, tawa ironis Juliet justru pecah berderai , dirinya sama sekali tak menduga jika Romeo malah pergi. Minggat tanpa kabar dan membuat Juliet merasa terhina karena membuatnya jadi 'pengantin wanita menyedihkan yang ditinggal di hari pernikahan'
Padahal Juliet sudah mulai menyukainya, mulai berpihak padanya, tapi kenapa Romeo malah meninggalkannya dengan rasa malu ini? Apa dia sengaja menyakitinya begini?
Gagal menikah. Juliet lalu meletakkan tiaranya, kemudian mencopot veil tudung kepalanya. Dia tak mau berlama-lama di gedung pernikahan mengingat yang ia lakukan di sini hanyalah sia-sia, merepotkan saja.
"Nona, Juliet?" Suara lembut seorang wedding organizer memanggil Juliet.
Juliet berusaha mengendalikan ekspresi buruk di mukanya, mengerjapkan matanya kembali fokus dengan senyum ramah menghampiri wanita itu. "Iya?"
"Ada telepon dari Tuan muda, Romeo." dengan canggung menyodorkan ponsel.
Juliet terbelalak. Jantungnya berdebar bercampur murka.
(sambungan telepon) :
Juliet : "Halo?"
Romeo :"dimana kau?"
Juliet :"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu, Romeo!"
Romeo :"Pernikahan bisa ditunda. Sementara urusan ini tidak. Temui aku di apartemen. Ini penting akan ku jelaskan setelah kau sampai."
Juliet : "Kau gak minta maaf dulu padaku?"
Romeo :"Nanti saja-"
Juliet : "Nanti saja katamu?!"
Romeo :"Pokoknya, datanglah ke apart sekarang!Ini penting."
Juliet : " Kau itu benar-benar!"
(Setibanya di Apartemen pribadi Romeo)
Srakkh! plak!
Juliet datang-datang langsung menampar pipi Romeo dengan buket bunga mawar. "Memangnya siapa kau mempermalukan aku seperti itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Romeo (Dark-romance) [𝐘𝐞𝐣𝐢-𝐇𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧] 𝐘𝐞𝐨𝐧𝐣𝐮𝐧]
FanficWarn:23+ ‼️complete story (Follow, vote, comment). Bahasa indonesia Sinopsis:Kisah cintanya dengan Romeo seperti titik lebur yang berbahaya karena dia telah disewa untuk melenyapkannya. Perempuan itu berdiri dengan prinsip se-kokoh batu karang, t...