Bab 2

1.8K 44 0
                                        

Maura melihat ada sepeda yang terletak disamping gudang.Ya,Maura berjalan jalan sendiri mengitari mansion tanpa ditemani siapapun,dia ingin sekali merasakan udara segar diluar sana.

"Seperti tahanan saja aku disini,aku kan juga bosan didalam terus,batinnya.

"Apa aku gunakan saja sepeda ini? Sepertinya kau cukup membantu ku berjalan jalan,nanti kita juga akan kembali ke sini,pekiknya senang.

Tidak ada yang mengawasi Maura hari ini,semua maid berpikir bahwa Maura hanya berkeliling ketaman saja.

Maura mengambil sepeda itu dan mengamati sekitar,senyumnya mengembang kala melihat ada pintu belakang yang bisa membantunya untuk keluar dari mansion ini.

Diambilnya sepeda bewarna biru pupus itu,,,

"Kita hanya sebentar saja ya,ucapnya seolah berkomunikasi pada sepeda ini. Ditepuknya tempat duduk sepeda itu,lalu ia menaikinya dan mengayuhnya.

"Ye.....pekiknya.Ia begitu menikmati jalanan sekitar,menikmati semilir angin yang membuat rambut indahnya tergerai sempura,sampai ia tidak menyadari sudah terlalu lama di luar.

Fabio menggeram kesal ditengah tengah rapat penting,ia baru saja mendapat laporan dari orang kepercayaan mansion kalau Maura tidak ada dimansion

"Shit!!!! Umpatnya

"Rapat kita akhiri,ucap Fabio tak terbantahkan

Rexa yang mendengar hal itu ditengah tengah rapat berlangsung membulatkan matanya seakan tak percaya.

Tap...tap..tap...

Fabio melangkah pergi meninggalkan ruangan rapat.

Fabio melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.Tak peduli seberapa banyak orang yang memakinya.Tujuannya satu,segera sampai dimansion dan menemui gadis mungil itu.

Klakson terus dibunyikan olehnya.

"Sial....!!! kenapa harus macet sih,gumamnya kesal

"Kau dimana Maura? Ucapnya sambil memijit pelipisnya

Setelah menikmati kemacetan,yang menguras emosinya,akhirnya ia sampai dimansion. Bergegas ia berlari mmemasuki mansion.

Semua maid dan yang lainnya telah berkumpul sembari menundukkan kepala mereka. Tak ada satu pun yang berani menatap Fabio Alexander dalam kemarahan.

"Apa saja kerja kalian ha???? Teriak Fabio menggelegar.

"Kau,tunjukknya pada satu pekerja yang menjaga pintu.

"Apa yang kau lakukan sampai kau tak tau kemana Maura? Ha? Apa????

"Ma..af kan saya tuan,cicit pelayan tersebut.

"Maaf ? Ulang Fabio.Jangan harap aku memberi ampun pada orang yang tak becus kerjanya,senyum smirk pun tercetak dibibirnya

"Cek semua CCTV,bentaknya.

Saat Fabio sudah mengetahui dari mana Maura bisa keluar Mansion ini,dia memanggil pekerja tadi.

Didorongnya secara kasar pekerja tersebut dan tepat tersungkur dibawah kakinya. Ia memijak keras tangan pekerja tersebut "kretek" terdengar suara jari tangan yang patah.

"Aaaaaa.....maaf kan saya Tu...an....

Teriakan pun tak terelakkan dari orang tersebut,namun itu hanya sebuah alunan musik bagi fabio. Nyatanya Fabio terus menekan pijakannya sampai tangan tersebut berdarah akibat sepatunya.

Tepat teriakan tersebut menggema,Maura kembali melalui pintu belakang tadi.

"Kenapa ada orang teriak? Batinnya.

Tawanan Fabio's (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang