Bab 18

396 9 0
                                        

Maura kini tengah berada dimobil menuju mansion Fabio.Ia gelisah,dan takut sekaligus menjadi satu.Entah bagaimana nantinya ia menghadapi Fabio.Sibuk dengan pemikirannya sendiri sampai ia tak menyadari sudah sampai diperkarangan mansion Fabio

"Nona,kita sudah sampai.Ucap supir pribadi Tuan Ibra untuk ke dua kalinya.

Maura tersentak.

"Eh-iy-ya,maaf saya tak mendengar anda memanggil saya.ucap maura

Maura turun dari mobil,sembari menundukkan kepala mengucap terimakasih.

Kaki Maura gemetar kala memasuki mansion.Semua maid menundukkan kepala sekaligus bersyukur karna pawang Tuannya kembali pulang.

"Kak An...,panggil Maura.

Dimana Fabio? tanyanya.

"Tuan masih betah dikamar,nona.Sudah dua hari ini.Ucap maid Ani.

"Kak An,tolong ketukkan kamar dan katakan aku menunggunya diruang makan,ucap Maura yang sebenarnya itu sebuah alasan untuk menetralkan hati nya yang sejak tadi takut menghadapi Fabio

"Baik Nona,ucap maid

Maid Ani melangkah kan kakinya menuju kamar Maura.Diketuknya kamar Maura tempat Tuannya berada saat ini

"Pintupun diketuk oleh maid Ani

"Maaf Tuan,Nona Maura menunggu anda di ruang makan,ucap Maid Ani

Namun tak ada jawaban.Maid Ani kembali ke ruang makan menemui Maura.

"Maaf Nona,tampaknya Tuan belum mau keluar dari kamar,ucap ani sambil menunduk

Maura menghela nafas berat."huffft

"Tuan berada dikamar Nona,jelas Maid Ani kembali

"Baiklah kak an,tampaknya aku sendiri yang harus memanggilnya.Ucap Maura dengan senyum dipaksa untuk menutupi rasa Takutnya.

Akhirnya Maura bangkit dari duduknya dan menuju kamarnya.Ya,saat ini dia berdiri tepat didepan pintu kamar yang

"Bio,panggil Maura lembut

"Aku lapar,dan sudah menunggumu sejak tadi,apa kau-...

Ucapan Maura terpotong karna suara pintu terbuka.Ya,fabio membuka pintunya

Begitu ia melihat Maura didepannya,Fabio langsung memeluk nya erat sembari merapalkan "jangan pergi Maura,ku mohon jangan pergi lagi

Setelah mengatakan itu,Fabio menatap wajah Maura,dengan keadaannya yang sudah kacau.Ia menghujani wajah Maura dengan kecupannya.

Maura mengamati wajah Fabio.Kantung mata yang menghitam pekat,rambut acak acakan,tubuhnya yang lemas dan pucat,hampir mirip setengah mayat hidup orang yang saat ini dihadapannya.

Setelahnya,Fabio membawa Maura ke sofa besar ruang santai,ya ruang tv.

Ia membaringkan dirinya juga Maura dengan tangannya yang tak lepas memeluk leher maura.

Mata Fabio mulai tampak akan terpejam.Ya,dia tak kan bisa tidur tanpa memeluk gadis ini.Entah lah,mengapa bisa demikian.Yang jelas sejak Maura hadir dikehidupannya,Fabio berubah seperti itu

"Kau tak makan dulu? Setidaknya kau isi dulu perut mu ini.ucap Maura

Sambil mengecup rambut maura dan dengan mata setengah terpejam fabio tetap menjawab pertanyaan gadisnya

"Aku ngantuk,sudah dua hari aku tak tidur karna kau tak disini,jawabnya sembari langsung tertidur lelap.

Maura yang merasakan nafas Fabio mulai teratur segera mengambil remote untuk mengecilkan volume suara tv

Diusapnya kepala Fabio dengan lembut,membuat lelaki itu semakin nyaman tertidur dengan memeluk lehernya.

Lihatlah,seperti pasangan serasi bukan???

Maura merenungkan bagaimana nasibnya kedepan.Apa mungkin ia akan selamanya tertahan di mansion ini? Bagaimanapun juga ia memiliki impian

Lelah dengan memikirkan nasibnya yang tak kunjung menemui titik terang,akhirnya Maura pun ikut masuk kealam mimpi.

Ia berharap jika nanti ia terbangun dari tidurnya,ini semua hanya mimpi yang tak pernah terjadi di hidupnya.

"Semoga,batin maura

☆☆☆☆☆☆

Tawanan Fabio's (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang